Kalah Taruhan

464 10 1
                                    

Hubungan gua dengan Vina semakin dekat, Tapi walau begitu kami belum menentukan pernikahan. Bukan gua gak serius dengan pertungangan tapi kedua orang tua kami masih belum menemukan tanggal yang tepat.

Setelah magrib gua dan Vina pergi meninggalkan Arez sendirian di toko, sesampainya di kampus kita harus berpisah karena kelas yang berbeda. 

Hari ini sebenarnya gua malas masuk karena Dosennya sangat membosankan, selama memberikan materi hanya barisan depan yang memperhatikan sedangkan yang lainnya sibuk ngobrol dan memainkan gadget.

“Tolong jangan berisik” Protes Dosen

“……………..” Suasana kelas mendadak hening

“kalian boleh gak dengerin saya, tapi tolong jangan berisik”

Lalu Dosen kembali menjelaskan materi yang menurut gua lebih mirip guru yang sedang mendikte. Karena bosan gua duduk di lantai belakang kelas yang masih memiliki ruang kosong sekitar 2 Meter, Darno ikut duduk di samping gua sambil mengeluarkan Laptop dari dalam tas dan memasang Joy Stik. 

Setelah loading windows, Darno membuka game PES. Ini bukan pertamakalinya kami main PES saat kelas berlangsung, tapi setiap kali kami merasa bosan hanya ini cara satu-satunya untuk menghilangkan kebosanan ketimbang harus keluar dan menghabiskan roko di WC seperti yang lain.

“Tarohan nyok” Ajak gua dengan suara pelan

“Berapa ?” Tanya Darno sambil asik menggiring bola

“100 ribu”

“Buset gua lagi bokek”

“Yah gak seru mainnya kalo gak tarohan”

“Gimana kalo yang kalah harus nembak Nata di depan kelas ?”

“Jiah Cuma kaya gitu, kurang seru”

Ditengah berunding tentang taruhan Ragil dan Eko ikut duduk dan menonton kami yang lagi main,

Eko : “Gak ngajak-ngajak lo pada”

Ragil : “Ikutan dong”

Gua : “Stttt jangan keras-kerang ngomongnya”

Eko : “Iya sorry”

Darno : “Mau pada ikut tarohan gak ?”

Eko : “Berapa ?”

Darno : “Gak pake duit, yang kalah nembak Nata di depan kelas”

Ragil : “Dari pada nembak mendingan yang kalah cipok Nata depan kelas”

Gua : “Nah kalo itu gua setuju, gimana ?”

Darno : “Boleh”

Gua menyobek kertas 4 bagian dan menulis nama gua, Eko, Ragil, dan Darno lalu melipat-lipatnya. Setelah di kocok 2 kertas di ambil, nama yang ada di dalamnya yang akan bermain dan menentukan siapa yang akan mencipok Nata saat kelas berakhir.

Darno membuka Kertas pertama dengan tulisan “Eko” lalu kertas kedua dengan tulisan “Darno”, selamet….. gua hanya jadi penonton. Setelah menyusun strategi pertandingan di mulai.

Gua kaget saat melihat Eko yang begitu jago bermain, pedahal selama ini gua taunya dia anak yang rajin karena setiap kali ada tugas dia selalu yang pertama kali mengumpulkan atau mempersentasikannya di kelas. Pertandingan berakhir dengan skor jauh dari kata seimbang, yaitu Eko : 6 dan Darno : 1

Darno : “ASU…. Kalah telak gua”

Eko : “Udah enjoy aja entar lo dapet cipok Nata”

Ragil : “Iya nikmatin aja, sekalian minta Spo*ng”

Antara aku kau dan sabunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang