Tamu Dari Langit

1.4K 20 0
                                    

Gua mulai kebingungan karena gua gak yakin kuat bawa motor dengan keadaaan tangan kaya gini, Atau gua tinggalin motor balik naik angkot ? sambil berjalan menuju tempat parkir gua terus memikirkan caranya pulang ke rumah.

“Aku aja yang bawa motor” Kata Kanza setelah sampai di parkiran

“Emang bisa ?”

“Bisa, Mana kuncinya ?” 

“Bentar..” Gua mengambil kunci yang gua simpan di dalam tas lalu memberikannya “nih”

“ tapi kamu jangan nempel sama aku”

“Iya Iya..” 

Setelah memberikan kunci, Kanza langsung stater motor dan kita keluar meninggalkan sekolah, rasanya engga nyaman banget naik motor sambil jaga jarak seperti ini, ditambah sepertinya tadi sore hujan jadi terasa begitu dingin. Gua meminta Kanza untuk berhenti sebentar dipinggir jalan

“Ada apaan Bob ?”

“Bentar” gua melepas sweater yang gua pakai lalu meminta kanza untuk memaikainya

“kalo kamu masuk angin aku engga tanggung jawab loh”

“Ia gua kan kuat  ayo maju HIIIHHAAAA” 

“Emang aku kuda, ini kita lewat mana ?”

“Udah lurus aja”

“Oke” Kanza kembali menarik gas

Udara semakin terasa dingin, tangan gua seperti mati rasa. Sepanjang jalan gua menyilangkan tangan di dada. Berrrrrr… shhhhHHhhhhh Dinginn….

“BOB”

“Iya za” 

“BOBI KIRI ATAU KANAN ?”

“KANAN”

“HAH APAAN ?” Suara dia terdengar lebih keras

“BOLOTTTT AMBIL KANAN AMBIL KANAN” 

“HAH KAMU NGOMONG APA ?”

“………..” karena kesal gua sedikit maju “KANZA BELOK KANAAAN” Gua teriak ditelinganya

Kanza langsung ngerem mendadak “Gak usah teriak juga Bob, pengan aku” Protes Kanza

“Setdahh untung gak ada yang nabrak”

“Abis kamu pake teriak segala”

“Lagian lo gak denger-denger gua bilang kanan”

“Tadi katanya lurus aja”

“Lurus juga kan itu ada pertigaan 

“Kamu sih pelan banget ngomongnya jadi aja kelewat” Protes dia sambil memutar balik motor

Antara aku kau dan sabunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang