Sisi Lain

1K 18 0
                                    


Setelah MOS Kanza jatuh sakit. Awalnya gua pikir orang aneh seperti Kanza engga mungkin bisa sakit tapi ternyata biar pun aneh Kanza tetap manusia dia bisa sakit.

Hari ini karena sekolah masih libur Kanza meminta gua untuk datang ke rumahnya, kedua orang tuanya engga dia kabarin karena takut kalau mereka akan khawatir di sana. Jadi Kanza meminta pembantunya untuk tutup mulut dan membiarkan gua masuk ke dalam rumahnya.

Sekitar jam 14:00 gua masuk ke dalam gerbang, rumah ini lumayan besar dengan barang-barang antik yang berjejer dimana-mana yang memberikan kesan horror. Ada sesuatu yang kurang dari semua perabotan yang ada di dalam rumahnya, gua engga menemukan poto keluarga. Pedahal gua ingin melihat seperti apa orang tua nya yang sudah melahirkan anak secantik dan se aneh Kanza .

Gua melangkahkan kaki masuk ke dalam sebuah kamar yang begitu rapih dengan gambar dan foto yang menempel hampir di semua tembok, tapi ada satu yang menarik perhatian gua yaitu sebuah pas bunga dengan sebuah pohon mangga yang sudah kering  dia beneran menanam cangkokan mangga di kamar . 

Kanza masih tidur dengan wajah agak pucat, sepertinya acara MOS membuat dia kecapean hingga jatuh sakit seperti ini. Sambil menunggu Kanza bangun gua melihat-lihat gambar yang pernah gua lihat sebelumnya, itu adalah Gambar yang ada dibukunya. Tanpa sadar gua hanya senyum-senyum sendiri melihat foto-foto kita berdua yang menempel di tembok kamarnya. Dasar orang aneh, dia engga mau orang tuanya tahu tentang hubungan kami tapi dia menempel semua foto mesra kami di kamarnya .

Sekitar 1 jam kemudian Kanza bangun, dia tersenyum saat melihat gua yang sedang duduk di tepi ranjang sebelah kiri.

“Kamu udah lama ?” tanya dia sambil kucek-kucek mata

“Engga kok ”

“Hooaaahhhh… badan aku pada sakit” Kata dia sambil duduk di kasur dan meregangkan badannya

“Kecapean lo”

“Iya kayanya”

Gua berjalan ke dapur dan kembali ke kamar dengan satu mangkuk bubur dan segelas air minum “Makan dulu ya, selagi buburnya masih anget”

“…………..” Kanza menggeleng-geleng kepalanya

“Ayo makan, abis itu minum obat” Pinta gua sambil menyodorkan sendok terisi bubur

“Engga mau, aku gak suka obat”

“Lo sayang gua gak ?” 

“Sayaaang”

“Kalo sayang lo harus makan !” gua mulai membujuk

“Tapi”

“Tapi apah, udah makan dulu”

“Tapi tium dulu ” pinta dia dengan nada manja

“Satu suapan dulu baru gua cium”

Lalu kanza membuka mulutnya dan gua mulai menyuapinya
CUP gua mencium keningnya 

“Abisin ya buburnya” Pinta gua 

“Engga mau” 

“Satu suapan satu ciuman” 

“Hehe aku mau ”

entah berapa ciuman yang gua berikan, dia selalu senyum-senyum sendiri setiap kali gua mencium keningnya sampai bubur di mangkuk habis lalu gua mengambil obat di meja yang ada di dekat tempat tidur.

“Engga mau minum obat” 

“mau sembuh engga ?”

“Mau, tapi gak mau minum obat”

“Harus mau !”

“Tapi kalo aku minum obat kamu nginep ya” Pinta Kanza kemudian

“Entar kalo orang tua lo tahu gimana ?”

“Tenang aja, mereka tiga hari lalu abis dari sini jadi masih lama ke sini lagi”

“Huh yaudah gua nginep, tapi Cuma malem ini aja ya”

setelah susah payah membujuknya akhirnya dia mau minum obat, ini sisi lain dari Kanza yang baru gua tahu. Mungkin karena kedua orang tuanya yang sibuk membuat dia jadi kurang menerima perhatian langsung atau engga ada yang manjain di rumahnya.

Hari mulai gelap, gua menutup jendela kamarnya dan kembali duduk di kasur sambil melihat acara TV kesukaannya yang sedang dia putar. Wajahnya sudah mendingan engga terlalu pucat seperti tadi, sepertinya dosis obatnya mulai bekerja tapi engga ada tanda-tanda dia mengantuk.

Antara aku kau dan sabunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang