SOS

575 23 2
                                    

Dian : “ada yang jatoh tuh buat permintaan yu”

Lalu mereka berdua saling diem, entah kenapa gua seperti nostalgia liat kelakuan mereka berdua

Vina : “Kamu bikin permintaan apa yan ?”

Dian : “Aku pengen cepet lulus, biar bisa kuliah kaya kalian, ka Vina sendiri ?”

Vina : “Hmmmm Cuma pengen cepet wisuda”

Dian : “Kaka kan baru mau semester tiga 

Vina : “Hehe kali aja ada keajaiban, mas bikin permohonan apa”

Gua : “……”

Gua hanya diam, gua teringat permintaan Kanza saat dia meminta gak mau lulus biar selalu dengan gua. Lagi dan lagi selalu ada hal yang membuat gua harus mengingat semuanya, bukan gua ingin lupain semua kenangan itu. Tapi gua jadi gak mau terlalu banyak berharap, Karena kenyataannya walau permintaan itu terkabul tapi semua gak selalu bahagia seperti yang kita bayangkan.

Gua menatap Dian dan Vina yang dari tadi menunggu gua bicara lalu gua alihkan pandangan pada bintang-bitang di atas sana “Gak semua permintaan itu dikabulin, walau terkabul tapi tapi semua gak selalu sama seperti yang kita bayangin” lalu gua menurunkan pandangan dan kembali menatap mereka.

Dian : “Tapi gak ada salahnya ka kita berharap”

Gua : “Terlalu banyak berharap Cuma bikin kecewa”

Vina : “Mas kudu yakin”

Gua : “Bukan gak yakin, gua percaya semua do’a itu bisa dikabulin kalau kita meminta dengan sungguh-sungguh penuh keikhlasan”

Dian : “Aku sering berdo’a, aku punya banyak harapan tapi gak semua kesampean”

Gua : “Nah kaya gitu misalnya, mendingan gak usah terlalu banyak berhayal yang penting banyak bertindak aja”

Dian : “Tapi aku gak kecewa, aku juga gak diem aja kok Cuma kalo gak kesampean Uwa bilang itu belum waktunya”

DRET DRET DRET DRET

Ditengah obrolan ada panggilan masuk dari Mia, buru-buru gua angkat karena dia menelpon gua kalau ada hal penting aja.

Gua  “Ada apa ?”

Mia  “Ka ke rumah aku sekarang”

Gua  “Hah ? mau ngapain ?”

Antara aku kau dan sabunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang