Sebuah Janji #Jilid 2

2.7K 28 0
                                    

Gua coba mengingat apa yang dulu sering gua lakukan untuk menghiburnya tapi gua sudah lupa, yang gua ingat hanya Martabak yang bisa mengobati marahnya setiap kali cemburu melihat gua dekat dengan cewe lain. Setelah gua coba mengingat-ngingat gua menemukan jawabannya, buru-buru gua SMS Darno meminta bantuan.

 to Darno “Help, lubang neraka buru telpon gua”

Lalu gua meletakan hp itu di lantai dan engga lama ada telpon dari Darno,
“Bentar ya” kata gua ke Eva lalu mengangkat telpon

Quote:Gua : “Apaan ?” pura-pura bego

 Darno : “Bocek di serang tongkrongan sebelah, buruan sini kita serang balik”

 Gua : “Bentar-bentar, gua ke sana”

Tut tut tut telpon gua rijek sepihak

“Ada apa kok kayanya serius banget ?” Tanya Eva 

“Duh sorry banget, temen gua diserang tongkrongan tetangga”

“Belum damai juga itu, yaudah sana buruan bantuin temennya”

“Yesss” batin gua “Yaudah gua balik dulu ya” kata gua lalu buru-buru keluar dan tancap gas

Piyuuhhh lega, Gua ngerti apa yang Eva maksud, tapi gua ingat setiap kali gua melakukan itu Eva bakalan ngejar-ngejar gua lagi sedangkan gua engga memiliki perasaan apa-apa. Gua masih ingat dengan janji yang pernah gua ucapkan dulu dengan seseorang untuk engga mempermainkan prasaan perempuan lagi, walau dia sudah engga ada disini tapi gua tetap selalu mengingat janji itu.

setelah jauh dari rumah Eva gua berhenti di warung jamu untuk membeli 2 botol minuman, lalu melanjutkan perjalanan ke rumah Darno.

“Mantab gak acting gua ?” Tanya Darno yang sedang duduk di teras rumahnya sendirian saat gua baru sampai

“Mantab, gua aja kaget waktu lo malah bilang ada yang diserang untung dulu gua pernah cerita sama Eva kalo kita musuhan sama tongkrongan sebelah”

“HAHAHA makanya lo kasih tau gua dulu harus ngomong apa, lo Cuma SMS lubang neraka ya gua asal jadinya” Kata Darno

PLUK.. “Yah gua buru-buru takut diperkosa duluan” Jawab gua sambil membuka botol minuman

“Gak nyesel lo ?” 

“Lebih nyesel lagi kalo gua ingkarin janji”

“yaelah, kuat banget lo kalo udah janji”

“Tentu, gua engga pernah ingkar janji”

“Nih” Darno memberikan satu buah lintingan

“Wihh bagus gak nih ?” Tanya gua sambil mengambilnya

“Udah isep aja, manteb nih barang dari Dodi” 

Gua menyalakan lintingan kecil yang sudah Darno racik, lalu menghisapnya SSSSSshhhhh HHhhhhuuu……

Sebenarnya gua engga terlalu menyukai barang haram ini, bagi gua ini seperti rokok biasa karena engga bisa membuat gua melupakan apa yang sedang gua pikirkan. Gua ambil hp di saku dan melihat SMS yang belum dibaca tadi

Quote:from Kanza :”Bob, besok mau berangkat jam berapa ?”

 from Kanza : “Udah tidur ya Bob ?”

 from Kanza :”Lihat deh keluar, bintangnya banyak banget”

 from Kanza : “BOBIII… ada bintang jatuh”

 from Kanza : “Yah.. gak dikabulin permintaanya”

 from Kanza : “Good night Bobi 

Gua membaca semua pesan itu berulang-ulang tanpa membalasnya, seperti ada maksud disetiap katanya. Dia seperti bicara sendiri tapi kenapa dia tetap mengirim SMS pedahal sudah jelas dari tadi gua abaikan semua SMSnya, lalu apa maksud bintang jatuh dan dia mengatakan permintaanya yang gak terkabul ? apa yang dia minta ? gua udah biasa mengabaikan SMS dari orang termasuk Pacar atau selingkuhan, kenapa gua merasa bersalah setelah mengabikan SMS dari Kanza.

Sekitar jam 00:30 minuman dan lintingan habis, gua pulang dari rumah Darno. Setelah sampai rumah gua merebahkan badan di kasur, Kanza terus bergentayangan dipikiran gua seperti hantu.

Setelah coba bergonda ganti posisi untuk tidur, mata gua tetap engga bisa merem. Lalu gua membuka lemari untuk menyiapkan keperluan sekolah besok, setelah semua sudah siap Tangan gua seperti tertahan saat mencoba menutup pintu lemari. gua ambil foto yang menempel di balik pintu lemari lalu kembali merebahkan badan, ini adalah foto gua waktu kelulusan.

Perlahan jari telunjuk gua mengusap wajah perempuan dengan rambut panjang yang sedang merangkul gua. Dia adalah adik kelas gua, itu adalah terakhir kali gua melihatnya sampai akhirnya gua meninggalkan sekolah dan dia meninggalkan bogor karena kedua orang tuanya memaksa dia pindah sekolah ke Lampung untuk melanjutkan kelas IX di sana.

Sampai sekarang gua engga tahu kabar dia disana, engga ada yang tahu alasan dia pindah rumah. Dia engga pernah memberi gua kabar dan setiap kali gua coba menghubungi nomornya selalu engga aktif. Mata gua mulai berat dan gak butuh waktu lama gua pun tertidur.

Antara aku kau dan sabunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang