Target Usaha

618 18 0
                                    

Kedekatan gua dengan Mia masih sebatas game, dia seperti bertukar dunianya dengan dunia game yang dia mainkan. Gimana gua gak bilang kaya gitu, kegiatan dia sehari-hari selain ngampus adalah main game, dia bisa menghabiskan waktu seharian duduk depan komputer. Mungkin dengan bermain game dia ngerasa engga kesepian di rumah, di real dia sendirian tapi di dalam game dia memiliki banyak teman dan hampir semua orang di dalam game mengenalnya. Engga seperti Mia, di dalam game gua hanya memiliki beberapa teman dekat, nama gua juga engga terlalu terkenal tapi hampir semua player yang dapet julukan GG mengenal gua. Karena mereka adalah para pelanggan tetap gua.

Usia Mia satu tahun di atas gua, tapi dia tetap memanggil gua dengan Kaka karena di dalam game sebutan untuk player lelaki adalah ‘kaka’ atau ‘koko’ dan untuk player cewe ‘cece’ atau ‘cici’. Tapi anehnya di real pun dia tetap memanggil gua kaka, gua sempat meminta dia cukup panggil Bobi tapi dia bilang lebih nyaman menggunakan panggilan itu dibanding menyebut nama, yah tentu dia nyaman tapi gimana dengan gua ? harusnya gua yang memanggil dia ‘kaka’ tapi mungkin kalau dia tahu gua adalah anak dari Ibu tirinya cerita akan berbeda, gua lebih memilih untuk merahasiakan itu. Entah sampai kapan gua akan terus menutupi kebenarannya, gua harap semua akan tetap seperti ini sampai waktunya gua cerita yang sebenarnya.

Pagi hari sekitar jam 05:00 gua duduk di lantai kamar mandi seperti biasa, gua tatap sabun batang yang berada di dekat bathub. Rasanya udah lama gua gak manjain DIRLI dengan sabun, Pedahal gua pernah bilang kalau gua pengen tinggal pelarian dengan sabun tapi itu haya alasan. Soalnya sejak dekat dengan Kanza gua engga pernah main-main dengan sabun lagi, seandainya sabun bisa protes mungkin dia bakalan nuntut gua kepengadilan sabun karena dia cemburu dengan Kanza.

Sebelum berangkat sekolah untuk hari terakhir UN gua pandangi motor yang penuh kenangan yang gua museumkan di garasi, motor yang hampir empat tahun menemani gua. Motor ini masih sering mogok pedahal gua udah berkali-kali bawa ke bengkel tapi tetap aja engga juga bener. Sambil menunggu motor baru turun gua jadi kemana-mana minjem mobil bokap soalnya motor bokap itu motor gede sedangkan gua kurang suka pake motor gede 

Siang hari setelah Ujian selesai semua siswa berkumpul di lapangan. Beberapa orang terlihat kecewa karena gua engga mau ikut dengan mereka, yang paling terlihat kecewa adalah Darno.

“Ah gak asik lo masa gak ikut pilokan” Protes Darno

“Iya lo Bob, ikutlah” Kata salah seorang siswa yang ikut membujuk gua

“Gua mau ke Jakarta

“……….” Beberapa siswa yang tadi sempat membujuk gua terdiam

“Mau ngapain lo ?” Tanya Darno

“Nemuin seseorang”

“Wihh gebetan baru nih, cepet banget lo move on”

“Hehehe” Gua Cuma nyengir

Semua siswa yang ikut pilokan mulai berangkat meninggalkan sekolah, mereka berniat melakukan pilokan di curug yang engga jauh dari sini. Gua juga ikut meninggalkan sekolah menuju warnet, tulisan yang menempel di ruko sebelah warnet menarik perhatian gua. Buru-buru gua telpon nomor yang tercantum di dalamnya.

Gua  “Rukonya beneran dijual Pak ?”

xxx  “Iya benar”

Antara aku kau dan sabunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang