The End season 2

440 13 0
                                    

Jam dinding menunjukan pukul 22:00, gua hanya duduk di ranjang kamar yang ada di atas toko. Gua pandangi sekeliling kamar yang terlihat lebih luas karena barang-barang Vina yang udah di bawa pulang. 

Di kamar ini, kita hampir setiap hari tidur bersama. Kita becanda, tertawa, menangis dan bertengkar. Kita melewati malam-malam yang indah bersama, tapi tanpa gua sadari ternyata semua kesenangan itu ada di atas kesedihan orang lain. 

Andai gua tahu dari awal, mungkin semua takan seperti ini. Ternyata mencoba jadi orang baik-baik gak selalu mendapatkan hal yang sama, bukan soal apa yang udah kita lakukan, Tapi bagaimana orang lain memperlakukan kita setelah apa yang udah kita lakuin untuk mereka.

Gua rebahkan badan di ranjang dan menatap langit-langit kamar yang berhias bintang-bintang bergantungan, gua jadi teringat saat bintang jatuh. Gua pernah mengatakan kalau gak semua keinginan itu dikabulkan, dan tentunya gak semua usaha juga sesuai dengan harapan kita.

Usaha, hasil, harapan, gua bangun karena teringat sesuatu, buru-buru gua ambil kotak pemberian Dian, Lalu perlahan gua sobek kertas kado dan membuka kotak berwarna coklat di dalamnya.

Sebuah album berwarna pink dengan gambar teddy bear, tangan kanan gua perlahan membuka albumnya. semua kenangan seperti di putar kembali saat melihat halaman pertama album yang berisi foto-foto gua dengan Dian saat kita masih SMP, lebih tepatnya saat kita baru kenal. 

Gua terus membuka satu persatu halaman, sampai akhirnya gua terpaku di sebuah halaman yang terdapat 4 buah foto sejajar. Foto pertama dan foto terakhir benar-benar jauh berbeda, karena foto pertama adalah saat Dian mengenakan seragam putih merah, foto selanjutnya saat dia mengenakan seragam SMP, lalu foto ketiga sepertinya belum lama diambil. 

Dan foto yang terakhir adalah saat dia mengenakan kemeja, dia terlihat dewasa dan sangat cantik. Sama persis seperti saat dia datang ke toko tempo hari. Dia benar-benar melakukan banyak perubahan, lalu gua buka halaman selanjutnya. Hanya ada tulisan 

Aku bukan anak kecil lagi kan ? ”

Air mata ini langsung menetes saat membaca tulisan terakhir dari album, sebuah kata yang selalu dia ucapkan setiap kali gua menyebutnya anak kecil. Gua gak tau apa arti air mata ini, gua bahkan lupa dengan rasa sakit yang tadi begitu menyesakan dada.

Lalu gua lanjut melihat dua halaman terakhir yang berisi foto gua, Vina, dan Dian. Foto-foto ini adalah yang dia pinta dari hp gua dulu. Setelah melihat semua isi album gua menutupnya dan meletakan di dada dengan kedua tangan menyilang. 

Sekarang semua hanya tinggal kenangan, semua telah pergi meninggalkan gua sendirian. Andai kamu ada di sini, mungkin kaka akan memeluk kamu sama seperti yang kaka lakukan dengan album ini. 
Saat akan memasukan kembali album ke dalam box, gua lihat ada dua lembar kertas seperti surat. Perlahan gua ambil kertas itu dan membacanya.

Lembar pertama :
Kaka pernah bilang menunggu itu hal yang menyebalkan, tapi aku tetep mau menunggu karena Cuma itu yang bisa aku lakuin. 5 tahun itu bukan waktu yang sebentar ka, apa kaka sadar kalau selama 5 tahun aku lagi nunggu ? enggakan ? tentu, karena aku gak tau gimana caranya biar kaka tau kalo aku lagi menunggu. Temenku bilang kalo aku ini BEGO, aku nunggu sesuatu yang jelas gak mungkin. Tapi aku selama menunggu gak diem aja. Aku ikutin perkataan kaka yang nyuruh aku ngerawat diri, jaga kesehatan, gak nakal, belajar yang rajin sampe aku bisa jadi 3 besar terus di kelas. 
Tapi kaka suka nganggep aku kaya anak kecil, pedahal aku tau kaka juga sadar aku udah banyak berubah, Kaka sendiri terpesona kan waktu aku dateng ke toko mau nyervis laptop ? Hayoo ngaku kaka curi-curi pandangkan "

Lembar kedua :

"Sebenernya kaka itu bukan gak PEKA, tapi kaka Cuma gengsi buat ngakuinnya. Kaka itu Cuma pura-pura cuek sama aku kan ?! jangan bohong ka, emang gak cape apa bohongin prasaan kaka terus. Aku tau semuanya kok, waktu baru masuk SMA orang paling deket sama kaka pernah cerita, kaka tau siapa orangnya ? itu ka Kanza. 

Kita sering ngobrol kok di sekolah, Cuma didepan kaka kita pura-pura cuek. Dia bilang kalo kaka gak mau nyakitin cewe lagi, itu sebabnya aku terima kalo di sekolah kaka cuek sama aku. Kaka gak mau bikin ka Kanza yang cemburuan ngambek kan ?. Buktinya, sekarang kaka ama teh Vina, dia orangnya gak cemburuan. Jadi kaka gak cuek lagi kan sama aku, kita jadi bisa deket lagi. 

Ka maaf ya aku pergi gak pamit lagi. Aku sempet ke toko tapi kata Bang Arez kaka lagi jalan ama teh Vina. Aku gak mau ganggu, jadi aku langsung pulang. Kalo pun kaka ada di toko aku gak bakalan ngucapin kata perpisahan, aku gak mau pisah lagi ama kaka.

Aku pergi bukan gara-gara kaka tunangan loh, tapi Mamah kangen katanya. Kaka pernah bilang gak mau jauh-jauh dari orang yang kaka sayang, aku juga kaaaaa…. Dari kita baru kenal, sampe detik ini. Prasaan aku masih sama.

Kaka jaga diri baik-baik ya di sana, kalo kaka kangen jangan SMS atau telpon tapi samperin ” 

Antara aku kau dan sabunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang