Bagian 1- pencuri kelas kakap

844 17 0
                                    

Setelah kepergian Kanza hari-hari yang gua lalui di sekolah hanya dihabiskan dengan menyendiri, gua yang usil dan engga bisa diam berubah jadi sosok pendiam. Kadang teman-teman di kelas coba membuat lelucon agar gua engga terlihat sedih tapi itu engga ada gunanya, karena gua tetap sibuk dengan lamunan. Kadang teman-teman yang gagal membuat gua tertawa jadi ikut diam dan menatap gua dengan penuh harap agar gua engga terus menerus larut dalam kesedihan, tapi gua coba tersenyum ke arah mereka untuk menutupi apa yang gua rasakan. Walau pun gua sendiri engga tahu apa arti senyuman itu, karena jelas sangat bertolak belakang dengan apa yang gua rasakan.

Setelah bell pulang gua berjalan naik ke lantai 3, masih di tempat yang sama, diwaktu yang sama namun dengan suasana yang sangat berbeda.

Gua hanya diam sambil menyandarkan badan di bangku tempat biasa menghabiskan waktu dengan Kanza, kadang gua seperti masih melihat dia ada di sini, gua masih bisa melihat jelas senyumannya, senyuman yang selalu gua rindukan setiap harinya. Suaranya memanggil nama gua dengan berteriak seperti terngiang di telinga setiap kali memikirkannya.

Setelah beberapa menit larut dalam lamunan beberapa orang pekerja yang sedang membangun lantai 4 sekolah turun untuk istirahat, diam-diam gua naik ke atas dan duduk di ujung beton sambil mengayun-ngayunkan kaki.

Dari atas sini terlihat beberapa siswa yang sedang asik ngobrol-ngobrol di bawah pohon rindang yang berada dekat lapangan upacara. Lalu satu persatu dari mereka mulai pergi sampai sekolah terlihat begitu lengang hanya tinggal beberapa orang siswa yang sedang berjalan menuju gerbang untuk pulang.

"Za... boleh gak aku nyusul kamu ? aku pengen lompat" gua mulai bicara sendiri

"................"

"Engga boleh ya ? "

".............."

"Za... Gimana kabarmu di sana ?"

"............"

"Kamu pasti baik-baik aja ya di sana, aku kesepain Za"

".............."

"Za.. aku kangen, kamu kangen gak ?"

"..........."

"Za... jawab dong" gua terus bicara sendiri sambil menatap awan di atas sana yang sedang berjalan tertiup angin

"BEGO"

"..........." Gua langsung diam saat mendengar suara yang engga asing yang terdengar dari lantai 3 di bawah gua

"Ngomong sendiri kaya orang gila" Lanjutnya

"..........."

Tanpa meladeni ucapannya gua berdiri dan turun ke lantai 3, dari kejauhan terlihat Dian yang sedang menatap gua yang sedang berjalan ke arahnya. Lalu gua menoyor kepalanya "Lo gak ngerti" kata gua sambil berdiri menatapnya.

"kaka yang engga ngerti" Protes dia sambil merapihkan poninya

"Lo gak tau gimana rasanya"

"aku emang gak pernah pacaran jadi aku gak tau gimana rasanya di tinggalin pacar, tapi aku tau gimana rasanya kehilangan orang yang aku sayang"

"Anak kecil tau apa sih"

"Aku udah gede kakaaaaa"

DRET DRET DRET DRET....
Hp gua bergetar ada panggilan masuk dari Warnet

Gua "Hallo"

Vina "Mas, bisa ke warnet sekarang !"

Antara aku kau dan sabunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang