Summer, 2007
"Hhh... Hhh... Hhh..."
Seorang gadis remaja berlari penuh dalam balutan seragam olahraga, menyusuri tepian sungai yang menjadi jalur pulang sekolahnya. Entah kenapa firasatnya buruk, gadis berusia tiga belas tahun itu hanya terus berlari tanpa menurunkan intensitas kecepatannya. Lisa tak melihat Hansung oppa di sekolah sejak pagi tadi. Pemuda yang lebih tua dua tahun darinya itu juga terlihat aneh akhir-akhir ini.
Sejak kasus pembunuhan berantai yang mengincar remaja SMP itu mulai terjadi, Hansung oppa bilang ia sering melihat seseorang yang aneh berkeliaran disekitarnya beberapa hari ini. Sejauh ini ada total lima orang yang telah menjadi korban, dan dua diantaranya adalah teman mereka sendiri. Ia semakin khawatir usai menerima sebuah e-mail dari sang oppa siang tadi disekolah, gadis itu langsung membolos dan berlari pulang.
'Jika terjadi sesuatu padaku, jangan berbalik dan tinggalkan negeri ini. Jangan pernah kembali, jangan mendatangi rumahku dan lupakan segalanya'
Grakk
Brak
Brak
Brak
"HANSUNG OPPA!!! KIM HANSUNG!!!!"
Gadis itu mencengkeram pintu pagar besi yang terkunci rapat dengan rantai yang melilit gerbangnya. Lisa terus berteriak, berusaha menggoyangkan pintu meski kawat yang melilit mengoyak kulit tangannya. Lisa meringis, namun tak ada waktu untuk mengeluh.
"HANSUNG OPPA!!! INI AKU LISA!!! APA KAU ADA DIㅡ"
BLARRRR
Maniknya melotot sempurna, ketika sebuah ledakan yang berasal dari arah garasi membuat api yang cukup besar mulai menjalari rumah tersebut. Lisa semakin panik dan mulai berteriak semakin keras saat orang-orang yang mendengar suara ledakan mulai berkumpul, sesuatu terlihat oleh sepasang amethyst sang gadis.
Hansung, ia melihatnya disana. Dibalik jendela ruang tengah, meski jilatan api dan kepulan asap membuat pandangannya menjadi samar, namun Lisa tak mungkin salah, pemuda itu berdiri dan menatap lurus ke arahnya. Wajahnya terlihat sedih, namun ia masih dapat membaca kalimat yang keluar dari bibirnya.
'Pergi, kumohon. Disini berbahaya'
"Andwae! Oppa! Oppa!!!"
Beberapa orang menahannya ketika gadis itu hendak memanjat pagar. Sementara beberapa orang yang gelisah masih menanti kepolisian dan pemadam kebakaran yang telah dihubungi. Gadis itu mulai menangis, terus berteriak ketika orang-orang memaksanya untuk turun kembali karena lututnya ikut terluka.
BLARRR
DUARRR
"OPPAAAAA!!!!!!!"
•One Hell•
Spring, 2019
'Kepada seluruh penumpang yang terhormat, diharapkan segera duduk di kursi masing-masing dan memasang sabuk pengaman. Sembari memperhatikan dengan seksama simulasi pemasangan sabuk pengaman dan penyelamatan darurat oleh salah satu staff maskapai penerbangan kami'

KAMU SEDANG MEMBACA
One Hell [END]
Mystery / ThrillerKarena sebuah kejadian dimasa lalu, Lisa harus kehilangan seseorang yang sangat berharga hingga mengalami trauma. Orangtuanya membuat sang gadis untuk pindah ke Amerika guna menyembuhkan trauma. Bayangan mengerikan dari kasus masa kecil terus membay...