#26

1K 43 0
                                    

"Bela kamu kemana aja..., kenapa 2 hari ini nggak balik ke asrama. Aku benar benar khawatir."
Kata Reyna yang masih memeluk Bela.

"Maaf ya, aku harus menenangkan pikiranku dari semua hal yang akan membuatku marah. Tapi sekarang aku datang kan, kamu nggak perlu khawatir lagi."

"Kamu nggak marah lagi...?
Kita baikan sekarang...?"

"Hmm, kita baikan"

Bela pun melepaskan pelukan Reyna, kemudian menggenggam tangannya.
"Kamu udah bawa pakaian yang cukup...?"

"Iya,"

"Udah sarapan? tadi malam kamu tidur dengan benar kan...?"

Reyna menganggukan kepalanya.

"Kaus kaki? mantel dan selimut...?
bibi bilang saat malam disana sangat dingin. Oh iya bagaimana dengan obat migranmu, di bawa kan?
itu jangan sampai lupa."

Reyna tersenyum
"Iya sayang, aku udah bawa semuanya kok."

Bela mengangguk dan mengeluarkan syal putih dari tasnya, kemudian memakaikannya pada Reyna.
"Kalau begitu bawa ini, pakai terus ya jangan cuman di pajang di lemari. Aku nggak mau kamu sakit saat aku nggak ada. Jadi tolong beristirahat dan makanlah dengan benar."

Reyna tersenyum dan kembali mengangguk kan kepalanya. Saat pembicaraan, Reyna sempat memperhatikan wajah lesuh Bela.

"Kamu terlihat lesuh, apa kamu sakit?"
Tanya Reyna sambil memegangi pipi Bela.

"Nggak kok, aku hanya sedikit mengantuk. 2 malam ini aku nggak bisa tidur dengan benar, jadi aku membuatkan syal ini untukmu."

Mendengar itu, Reyna kembali menarik Bela kedalam pelukannya.
"Maaf ya aku harus pergi jauh darimu. Maaf selama 5 bulan ini aku nggak bisa ada di dekatmu untuk menjagamu. Maka dari itu, tolong jagalah dirimu sendiri selama aku nggak ada. Jangan sakit dan membuat aku cemas, jangan tidur terlalu larut, dan jangan kebanyakan makan kue yang manis di cafe bibi ya.
Aku akan sangat merindukanmu."

Kali ini Bela tidak bisa lagi membendung air matanya, ia terus menangis di dalam pelukan Reyna.
"Akupun akan sangat merindukanmu. Aku percaya padamu, tolong jangan buat aku kecewa."

"Rey..ayo...!"
Terdengar suara bibinya yang kembali berteriak dari mobil.

Akhirnya mereka saling melepaskan pelukan satu sama lain. Reyna menghapus air mata Bela, dan memberikan satu kecupan manis terakhir di bibirnya.
"Tunggu aku ya, percayalah ini nggak akan lama. Aku akan menelpon mu setiap jam 8 malam, jadi jangan khawatir."

"Baiklah, hubungi aku kalau udah sampai disana."

Reyna pun berjalan mundur dari hadapan Bela, tangan mereka yang saling bergenggaman pun akhirnya terlepas.
Saat sampai di mobil, Reyna kembali melambaikan tangan ke arah Bela, dan Belapun membalasnya. Setelah itu, mobil mereka akhirnya berjalan pergi menghilang dari pandangan Bela.

Sambil mengahapus air matanya, Bela pun kembali pulang ke asrama.
Begitupun dengan Reyna yang juga perlahan meneteskan air matanya selama perjalanan.

Next guys---->

My GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang