#32

839 34 0
                                    

Bibi melihat wajah Bela yang terlihat sedih, iapun langsung mengahampiri Bela sambil membawakan teh hangat.

"Hai Bela, bagaimana kabarmu?
Ayo di minum tehnya biar rileks"

"Iya makasih bi.
Aku baik kok, aku lagi kangen sama bibi jadi aku kesini deh."
Candaan Bela dengan sedikit menunujukan senyum manisnya.

"Tapi kamu nggak terlihat baik, ada apa? Ada masalah...?"

Bela menyeruput sedikit tehnya, dan mengatur napasnya.

"Reyna mulai jarang menghubungiku, dan akupun sangat susah menghubunginya. Kemarin aja aku menelponnya, malah Elma yang mengangkatnya. Aku sangat khawatir dengan hubungan kami, aku takut bi."

"Dengar Bela, kamu nggak perlu khawatir. Percayalah pada Reyna, cintanya sangat besar untukmu. Kalian kan sudah melewati 1 tahun lebih suka duka bersama, masa sekarang 4 bulan aja nggak bisa."
Bibi berusaha meyakinkan Bela dengan sedikit candaan, agar ia sedikit tenang.

"Bi, apa menurut bibi hubungan kami ini akan baik baik aja? Cinta kami berbeda, apa itu nggak papa?"
Tanya Bela.

"Bela jika kamu cinta, yakinlah pada hatimu dan pada cintamu itu. Jangan mendengarkan apa kata orang, tapi dengarkan kata hati. percayalah."

Bela tersenyum, setidaknya perkataan bibi bisa membuatnya sedikit lega. Ia percaya Reyna sangat mencintainya, dan tidak akan melakukan hal hal yang nanti akan merusak hubungan mereka.

Sementara itu,

Reyna, Elma dan para pekerja lain baru saja selesai mencari jamur di hutan. Karena hari sudah sore, mereka pun membangun tenda dan akan bermalam di hutan.

Reyna yang dari tadi sudah berjalan kesana kemari, akhirnya pergi menghampiri Elma di dalam tenda.
Ia terlihat sedikit kecewa.

"Kamu kenapa...?"
Tanya Elma.

"Aku sudah kesana kemari tapi tetap aja nggak ada jaringan. Aku ingin sekali menghubungi Bela, mendengar suaranya. Belakangan ini aku jadi sangat jarang menelponnya, dia pasti akan marah sekarang."

"Memangnya Bela itu pemarah ya?"

"Bisa dibilang begitu😅.
Dia akan marah, kalau aku nggak menghubungi dia saat kami sedang berjauhan seperti ini. Dia juga akan marah kalau aku susah bangun pagi, padahal dia juga sering bangun telat."
Reyna tertawa saat membayangkan hal hal bersama Bela dulu.

"Tapi, dia hanya marah untuk hal hal yang memang seharusnya nggak dilakukan. Dia juga akan terlihat sangat lucu, jadi sering kali aku sengaja membuatnya marah hanya untuk melihat wajah lucunya itu"
Sambungnya.

"Oh begitu ya. Jadi kalau dia marah, apa yang akan kamu lakukan untuk membujuknya?"

"Dia sangat suka kue coklat, jadi saat dia marah aku akan membawakan kue itu sebanyak mungkin untuknya. Tapi sering kali dia nggak bisa dibujuk dengan kue, jadi aku akan memeluknya sepanjang hari sampai ia luluh dan memaafkan ku."

"Lucu ya. Lalu kalau kamu yang marah padanya, apa yang akan dia lakukan?"
Elma kembali bertanya.

"Dia tau aku sangat suka kopi, jadi dia akan membuat kan kopi paling enak untuk ku. Tapi saat aku nggak ingin meminumnya, dia malah akan balik memarahiku dan meninggalkan ku😅."

"Loh kok gitu...?"

"Iya, tapi aku sebenarnya nggak pernah benar benar marah padanya. Aku hanya ingin menggodanya saja."

Elma melihati wajah Reyna yang terliha sangat berbunga bunga, selama menceritakan kisah cintanya dengan Bela. Hatinya serasa hancur, ia berusaha menahan air matanya.

"Aku sudah mengantuk, aku akan segera tidur."
Kata Elma kemudian tidur membelakangi Reyna.

"Sepertinya, sangat susah untuk menadapatkan hati Reyna. Ia sangat mencintai Bela, tapi aku nggak akan menyerah."
( Pikir Elma. )

My GirlfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang