Akhirnya jam 3 sore mereka pun sampai di desa, lebih tepatnya di tempat tinggal temannya bibi itu.
Bibi pun langsung mengajak Reyna dan Elma bertemu dengan temannya. Mereka berbicara cukup lama, dan akhirnya Reyna dan Elma bisa langsung memulai praktek mereka besok.Mereka pun di antar ke rumah yang nantinya akan di tempati Reyna dan Elma. Setelah itu mereka di ajak melihat lihat perkebunan, yang jaraknya hanya lumayan dekat dari rumah.
"Nah sekarang kalian sudah tau kan apa yang nanti akan mereka kerjakan besok. Bibi harap kalian bisa bekerja dengan baik."
Kata bibi"Iya bi, kami akan berusaha"
Jawab Elma.Sebelum pulang, bibinya sempat membisikan sesuatu pada Reyna.
"Rey, ingat pacar kamu ada di asrama. Dia sedang merindukanmu, dan akan menunggu kamu kembali. Jadi jaga hatimu, jangan sampai kamu berjalan ke arah lain.""Iya bi, bibi tenang saja"
Bibinya tersenyum kemudian berjalan keluar pintu rumah.
"Baiklah, bibi akan kembali ke kampus. Kalian jaga diri baik baik ya. Sampai nanti...""Dadahhh bibi..."
Ucap Elma sambil melambaikan tangannya......
Setelah bibi pergi, Reyna langsung masuk ke kamarnya untuk merapikan barang barangnya. Sementara Elma pergi ke dapur, berencana untuk membuat makan malam pertamanya dengan Reyna.
Tapi baru saja Reyna menaruh pakaiannya di lemari, tiba tiba terdengar suara barang barang yang jatuh dari arah dapur."Suara apa itu, apa yang sedang Elma lakukan?"
Kata Reyna, kemudian pergi menghampiri Elma.Reyna kaget melihat Elma yang duduk di lantai, sambil memunguti panci panci yang berserakan. Iapun membantu Elma berdiri dan mengangkat barang barangnya.
"Kamu nggak papa? apa yang sedang kamu lakukan...?"
Tany Reyna."Hehehe, aku mau masak buat kita makan. Tapi malah nggak sengaja ngejatuhin panci pancinya."
"Memangnya kamu bisa masak?"
Elma sedikit berpikir, kemudian ia kembali tertawa
"Nggak sih sebenarnya, tapi aku mau coba dulu."Reyna menggelengkan kepalanya,
"Dari pada nanti masakanya nggak karuan, lebih baik mulai sekarang aku yang akan masak.""Kamu bisa...?"
"Tentu saja, sekarang kamu duduk manis aja disitu dan lihatin aku masak."
Elma tersenyum bahagia, sambil duduk di depan meja makan, ia terus melihati Reyna. Tapi ia tidak melihati cara Reyna memasak, melainkan wajahnya. Serasa akan terbang, Elma tidak pernah terpikir bisa tinggal serumah dengan Reyna. Walaupun tidak tidur sekamar, tapi ia sudah cukup senang bisa melihat Reyna setiap hari.
15 menit kemudian
"Nah makanannya siap, ayo kamu cobain."
Kata Reyna sambil menghidangkan makannya di hapan Elma.Elma pun mencicipinya.
"Wah ini enak, aku nggak pernah tau kalau kamu bisa masak.""Makanlah."
Baru saja beberapa suap makanan masuk ke mulut Reyna, tiba tiba ia teringat dengan Bela. Iapun menghentikan makannya dan pergi ke ruang tamu.
Elma yang merasa bingung pun, pergi mengikuti Reyna. Ia semakin bingung melihat Reyna yang sudah berdiri di atas kursi, sambil mengangkat tinggi tinggi ponselnya."Kamu ngapain...?"
Tanya Elma."Aku ingin menelpon, tapi sepertinya disini nggak ada jaringan."
Reyna turun dari kursi, dan berpindah ke kursi lainnya. Tapi jaringan di ponselnya masih saja kosong. Reyna pun mulai terlihat kesal.
"Ah sial...! bagaimana ini."
"Eh...Rey sepertinya di luar, di sekita perkebunan ada sedikit jaringan. Tadi aku sempat mengirim pesan pada ibuku."
Saran Elma."Benarkah? kalau begitu ayo temenin aku kesana. Aku harus menelpon."
"Pergilah Rey, perkebunannya kan deket, bisa dilihat dari sini juga."
"Begini El, aku sebenarnya lumayan takut dengan gelap. Aku nggak ingin sendirian disana, jadi tolonglah temenin aku ya."
Mendengar itu, Elma pun mengiyakannya dan ikut menemani Reyna pergi menelpon. Walau sebenarnya ia tidak suka, karena ia tau Reyna pasti akan menelpon Bela.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Girlfriend
RandomKatakan "Ya" untukku....... #hanya untuk menghibur #Tidak untuk di tiru ⭐ ➡#1 elma (oktober - november 2019 ) ⭐➡#1 denis (21/10 - 08/11, 2019) ⭐➡#9 tomboy ( 02 - 10/11, 219 )