"Selamat siang, Pak Linggom," sapa Arsenio melalui saluran telepon.
"Selamat siang, Arsenio."
"Apa kabar, Pak? Lagi sibuk nggak?" tanya Arsenio. Dia tak ingin mengganggu jika memang Pak Linggom sedang sibuk.
"Kabar baik. Saya nggak sibuk, kok. Ada apa nih tiba-tiba telpon?"
"Saya cuma mau mengingatkan kalau acara pentas seni Rumah Ananda akan berlangsung hari Jumat nanti. Pak Linggom bisa datang kan?"
"Saya pasti datang. Nanti saya ajak anak saya, Widuri, ke sana. Kan dia juga tinggal di Bandung."
"Terima kasih, Pak Linggom. Sampai ketemu hari Jumat, ya."
"Sama-sama."
Sambungan telepon diputus oleh Arsenio.
***
Sebelum jam sekolah di mulai, Arsenio mengumpulkan semua terapis di ruang kerjanya. Dia memberikan pengarahan seputar kegiatan pentas seni yang akan dilaksanakan pada hari Jumat. Arsenio telah meminta izin kepada para orang tua untuk membawa anak-anak ke gedung yang akan mereka pakai.
Dia berharap, anak-anak tidak kaget atau tantrum ketika perjalanan mereka berbeda dari rute biasanya. Memang ada beberapa anak yang akan tantrum jika melewati jalan yang tidak biasa mereka lewati dan Arsenio menghindari hal itu terjadi.
Sore ini, Arsenio ingin mengajak anak-anak masuk ke dalam gedung. Setelah menjelaskan kondisi anak-anak, akhirnya pihak penyewa memberikan izin untuk membawa anak-anak ke tempat itu. Sukur-sukur kalau mereka bisa latihan sebentar di sana.
Arsenio menunjuk Bu Rina - bagian administrasi dan Rhea untuk membantu dirinya mengoordinir semuanya. Dia sadar betul kalau tidak bisa melakukan semuanya sendiri. Dirinya butuh orang lain. Perjalanan ke gedung akan menggunakan mobil Arsenio. Sebagian orang tua juga memberikan tumpangan di kendaraannya. Mereka sangat antusias dengan acara pentas seni.
***
Waktu telah menunjukkan pukul 11.30 WIB, itu tandanya jam makan siang untuk anak-anak di Rumah Ananda telah tiba. Setiap anak yang sekolah di tempat itu diwajibkan membawa makanan masing-masing karena diet makanan setiap anak berbeda. Selain itu ada beberapa anak yang alergi terhadap makanan tertentu.
Para terapis keluar dari ruangan bersama murid mereka. Anak-anak yang sudah mulai mandiri, sangat antusias menyambut jam makan siang. Mereka berlari menuju ruang makan, mengambil piring dan gelas, lalu duduk di kursi mereka masing-masing. Walau perilaku mereka aneh, tetap saja mereka manusia yang bisa merasakan lapar dan haus, serta bahagia menyambut jam makan siang.
Widuri duduk di sebelah Tyra. Tangannya membantu tangan Tyra membuka kotak makan. Setelah penutupnya terbuka, bau lobak langsung menusuk hidung. Entah kenapa mami Tyra begitu sering membuatkan sayur lobak untuk anaknya. Dari baunya saja sudah tidak mengundang selera makan. Widuri menuangkan nasi, sayur lobak dan ikan goreng suir ke piring. Widuri juga menuangkan air di botol ke gelas.
Widuri menahan nafas. Bau lobak benar-benar membuatnya ingin muntah. Tapi, itu tidak boleh terjadi. Dia harus menahan diri supaya isi perutnya tidak keluar. Dia masih punya tanggung jawab untuk membantu Tyra makan sampai selesai.
Widuri memegang tangan Tyra yang memegang sendok. Dia mengarahkannya ke mulut Tyra. Baru saja beberapa suapan mendarat di mulut Tyra, tiba-tiba gadis kecil itu muntah. Sisa makanan bercampur lendir putih kecoklatan mengotori meja, lantai, dan pakaian Tyra. Tangan Widuri pun ikut kena. Rasa mual yang tadi susah payah ditahan Widuri akhirnya memuncak. Alhasil, dia pun mengeluarkan seluruh isi perutnya. Widuri muntah. Cairan muntahnya membuat suasana ruang makan semakin kacau balau. Seluruh mata yang ada di sana memandangnya lekat dan satu persatu terapis membawa murid mereka pindah ke ruang terapi untuk menyelesaikan makan siang. Sungguh memalukan.
Widuri berlari ke toilet dan kembali memuntahkan semuanya. Bau lobak saja sudah membuatnya ingin muntah, ditambah lagi bau susu basi yang diminum Tyra.
=================================================================
Terima kasih kepada semua pembaca yang sudah setia membaca Prompter sampai sejauh ini. Kalian Keren.
Oh ya, Prompter rencananya hanya akan sampai part 60 saja dan itu artinya 3 part lagi kisah Widuri dan Arsenio akan tamat.
Ikutin terus kisahnya sampe selesai ya, Teman-teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
PROMPTER: Cinta dalam Ketidaksempurnaan
ChickLit[TAMAT] #1 autis per 22 Sept - 21 Okt 2019 Widuri, seorang lulusan sastra Indonesia mempunyai mimpi menjadi editor, tapi tak ada satu pun panggilan interview yang datang. Sampai akhirnya, Rhea, sahabatnya, menawarkannya untuk bekerja sebagai prompte...