Part 11: CURHAT

2.2K 202 8
                                    

Terlambat untuk kamu sadari
Mengulang resah cinta itu lagi
Meradang hatiku karenamu
Menahan rindu yang tak sudah-sudah

Bukan lagi kamusku
Mengulang semua rindu
Berat hati jika harus kembali

Sudah kering air mataku
Tersiksa merindukanmu
Sumpah mati kau rusak jiwaku
Saat ini

Widuri mengembuskan napas. Separuh bebannya terasa hilang. Lagu yang direquest-nya sedang diputar. Widuri memejamkan mata, menikmati alunan lagu sambil memeluk guling. Meresapi kata demi kata. Musik memang bisa membuat seseorang happy, sedih, bahkan menangis seperti Widuri. Padahal, lirik lagunya sama sekali tidak ada hubungannya dengan apa yang dia alami. Kalimat "Sudah habis air mataku" menyentuh hati Widuri.

Sudah habis air mataku
Tersiksa kehilanganmu
Sumpah mati kau rusak jiwaku
saat ini

Sudah kering...

Air mata menetes membasahi wajah Widuri. Posisi tidurnya yang miring membuat butiran bening itu harus melewati hidung tingginya baru jatuh di kasur. Sesekali ia mengelap cairan kekuningan yang keluar dari hidungnya dengan punggung tangan. Alunan musik telah selesai dan berganti dengan suara Cyan, penyiar Spekta Radio.

"Dan, barusan banget Geisha dengan kering air mataku sudah Cyan hadirkan untuk kamu semua, Sobat malam Spekta. Lagu ini baru saja direquest sama Widuri... Yang ada di Bandung. Oh, hai, Widuri. Apa kabar Bandung malam ini? Bandung is always be my favorite."

Cyan membacakan pesan WhatsApp Widuri.

"Hai Widuri..." kata penyiar di ujung sana. Tak berapa lama alunan musik waltz memenuhi udara.

"Kadang hidup itu nggak seperti yang kita mau, ya. Banyak orang di luar sana yang susah banget untuk bisa dapet pekerjaan."

Jeda.

Widuri mengubah posisi tidurnya. Tidur dengan posisi miring sambil menangis membuat sebelah hidungnya tersumbat. Sejak bekerja di Rumah Ananda, Widuri selalu mengakhiri hari dengan menangis. Pekerjaan yang dilakoninya terasa amat berat. Ya, dia merasa air matanya telah kering karena terlalu sering menangis. Ia lalu kembali mendengarkan masukan dari Cyan.

"Kamu sudah coba minta maaf belum nih, sama atasan kamu? Mungkin kalo kamu mau mulai minta maaf duluan, hatinya bisa luluh dan nggak ngata-ngatain kamu lagi. Ya, kan. Nah, daripada kamu jadi galau but no action, yang ada yah cuma nangis bombai sampai air mata kering dan atasan kamu juga never know what you feel."

"Saranku, coba deh kamu minta maaf dan atasan kamu pasti akan lebih respect sama kamu dan belajarlah untuk mencintai apapun yang ada di sekitarmu, termasuk pekerjaan. Memang berat, tapi Cyan yakin, kamu pasti bisa. Stay strong. Lagunya tadi udah diputerin, ya..."

Minta maaf?

Kayaknya nggak banget deh. Secara dia duluan yang selalu jutek sama gue. Terus kenapa gue yang harus minta maaf duluan?

Kemaren kan gue udah minta maaf sama dia waktu gue buka pager terlalu semangat terus kena perutnya dia. Bukannya nerima maaf gue, dia malah bentak-bentak gue. Dia juga bikin gue malu di depan terapis lain dan orang-orang yang lewat di taman waktu Tyra ngamuk. Kalau dia punya hati, seharusnya dia nggak bentak-bentak gue di depan orang banyak. Dia bilang gue nggak punya hati, nggak punya perasaan, ternyata dia juga sama aja.

Tapi dia atasan lo... sisi lain dirinya berbicara.

Iya sih, dia memang atasan gue dan kenapa gue baru tahu tadi sore? Udah seminggu gue kerja di sana, kenapa gue bisa nggak tahu. Rhea juga nggak pernah ngasih tahu gue. Image gue pasti jelek banget di mata Arsenio. Gimana nasib kerjaan gue ke depannya? Kalau dia mecat gue, berarti gue harus pulang ke Jakarta terus jaga toko ATK. Masa sarjana jaga toko. Gue nggak mau....

Arrgghh...

Otaknya terus bekerja, membuat dirinya tidak bisa tidur sampai pagi. Widuri bergonta-ganti posisi tidur, tapi matanya tidak mau diajak kerja sama, padahal tubuhnya sudah sangat lelah.

PROMPTER: Cinta dalam KetidaksempurnaanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang