Bab. 19

271 16 0
                                    

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dulu ya 🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebelum baca, usahakan untuk vote terlebih dulu ya 🌟

Wahai para pembaca yang budiman~

~🖤🖤🖤🖤🖤~


-BAB. 19-


Aku mengerutkan dahi heran menatap beberapa orang berseragam hitam dan berbadan besar berjejer di sepanjang lorong kamar VIP rumah sakit ternama di negeri singa putih ini hingga sampai sudut ujung dimana satu-satu nya kamar yang ada di lantai ini berada.


"Pak, katanya mau jenguk pak Handoko? Kok kita malah kesini?" Bisik ku sambil mendongakan kepala kearah belakang dimana pak Firman berada tengah mendorong kursi roda yang kududuki saat ini.


"Kenapa? Kamu takut?"


Aku mencibir kecil menirukan perkataannya. Bukannya menjawab pertanyaan ku, dia malah balik bertanya dengan nada meledek.


"Bukannya takut pak. Saya cuman agak ngeri, soalnya keingat kejadian malam itu, mungkin?" Jawab ku pelan saat kami sudah berada tepat didepan pintu kamar VIP.


Ceklek.


Pak Firman membuka pintu di hadapan kami dan aku dapat melihat pak Handoko tengah bercengkarama denga seseorang yang membelakangi kami.


"Kamu sudah sampai nak?"


Aku sontak menolehkan kepala keasal suara yang terdengar tidak asing di indera pendengaranku.


"Wah, ada Deska juga?! Tapi kenapa kamu pakai kursi roda nak? Kamu nggak apa-apakan?"Aku hanya tersenyum kecil dan menganggukan kepala saat bu Farah, istri pak Handoko sekaligus ibu dari pak Firman datang menghampiri kami.


Aku juga dapat melihat pak Handoko yang tadinya asik bercengkrama dengan seseorang di hadapannya, kini menolehkan kepala kearah kami.


"Apa yang terjadi Firman? Kenapa Deska bisa pakai kursi roda?" Tanya bu Farah pada pak Firman yang masih terdiam saja.


Aish. Orang ini!


Ditanya orang tua bukannya menjawab malah diam saja!

Scelta D'amore [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang