9

4.8K 366 0
                                    


"Jadi, hari ini mau kemana lagi, Mas Caleb?" tanya Djani. Seluruh jadwal Raditya yang ditetapkan tidak terlaksana semua. Kini keduanya sedang menunggu Raditya yang ada di dalam supermarket. Jika menurut jadwal sebelumnya, ia harusnya sedang mengantar Raditya menuju bandara.

Caleb menjawab setelah ia melonggarkan dasinya, "Saya tidak tahu, Pak Djani. Mungkin kita bisa ke bandara setelah ini."

Djani kemudian mengamati asisten Raditya, untuk pertama kalinya ia melihat raut wajah lelah dari Caleb yang biasanya selalu terlihat rapi setiap saat. "Pak Caleb kelihatannya capek ya?"

"Hari ini saya benar – benar bingung karena Pak Raditya membatalkan semua meeting-nya dan menyuruh Pak Djani mengejar sebuah mobil. Membatalkan semua meeting-nya, bisa Pak Djani bayangkan?"

Djani tidak menjawab, ia membiarkan Caleb duduk di sampingnya. "Re-schedule dan itu membuat orang – orang yang seharusnya bertemu dengan Raditya hari ini di hanya bisa bertemu saat satu bulan setengah ke depan."

Pak Djani berdeham, "Kira – kira Mas Caleb tahu kenapa Tuan Raditya meminta saya untuk mengejar mobil ini?"

Keduanya kini mengamati Audi Sport berwarna hitam yang terparkir dua mobil dari mereka.

"Audi hitam itu? Tidak tahu, Pak."

Sambil memasukkan tangannya ke saku celana, Djani kembali bertanya, "Apa mungkin Tuan Raditya sedang bertemu dengan seseorang disini, Mas?"

"Saya tidak tahu, Pak Djani," kata Caleb Hanisentana sambil berpikir entah sudah keberapa kali ia berkata tidak tahu. "Raditya menolak saat saya menawarkan diri untuk menemaninya. Saya tidak bisa berbuat apa - apa ketika beliau menolak tawaran saya. "

Keduanya kembali terdiam, Pak Djani kemudian kembali masuk ke mobil, meninggalkan Caleb sendiri yang memilih untuk berdiri di depan mobil. Sudah dua puluh menit keduanya menunggu, dan akhirnya Caleb memutuskan untuk menunggu di luar mobil daripada di dalam. Ia berjalan di depan mobil mereka sambil mengingat kembali tentang apa yang harus ia lakukan untuk menjadwalkan kembali jadwal Raditya. Punggung Caleb kembali tegak ketika ia melihat sosok yang ia tunggu datang berjalan ke arahnya.

"Pak Raditya, dua jam lagi penerbangan Anda ke Singapura."

Raditya menyerahkan bungkusan yang ia bawa, memintanya untuk menaruh di bagasi belakang mobil mereka, "Kamu sudah menyiapkan semuanya, Caleb?"

Caleb melirik Pak Djani yang sigap meletakkan bawaan Raditya ke bagasi mobil. Ia kemudian menatap Raditya yang sudah kembali seperti saat sebelumnya. Dingin dan mendominasi.

Caleb berkata, "Sophie sudah menyiapkan paspor Anda dan semuanya. Sekarang kita ke bandara, Pak?"

"Bandara, Caleb."

___

DiaforetikáTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang