Raditya keluar dari ruangan besar berkapasitas dua ribu orang bersama Tsesarevich Taras Alekseyevich Romanov dan orang – orangnya yang berjumlah delapan orang. World Economic Forum Annual Meeting hari kedua baru saja selesai, dan Raditya tidak memiliki tujuan apapun selain ke kamar hotelnya karena ia lelah.
"Where will you go after this ?" tanya Raditya sambil meminum kopi yang baru saja dibelikan oleh sekretarisnya, Caleb.
Tsetsarevich Taras menjawab, "Meeting someone, meanwhile my wife has been staying in Montreux (1)."
"Apa dia tahu kalau kamu ada disini?" tanya Raditya setelah keduanya memasuki lift menuju lobi gedung itu.
"Tidak. A little surprise might make her happy."
Raditya tersenyum kecil, "Dasar pria sok romantis."
Senyum tersungging di wajah Tsetsarevich Taras, "Let me correct it, kami adalah sepasang suami istri yang sedang berbahagia. Berbeda dengan kamu, si pria yang baru saja patah hati karena wanita yang tujuh tahun lebih muda darinya."
Raditya membuang gelas kertasnya karena kopinya sudah habis ia minum, "We choose a different path."
"A different path doesn't mean you can't be together," kata Taras kepada Raditya. Ia kemudian melirik temannya yang terdiam saja.
Tsesarevich Taras kemudian menoleh ke belakang, "Caleb, how does your boss when he broken heart?"
Caleb yang berada di belakang Raditya menjawab pertanyaan Taras, "Tidak ada yang berubah, Tsarevich. He work harder."
"Really?" tanya Taras tidak percaya. "Apa hanya aku yang ketinggalan disini?" sambungnya dengan penuh tanya.
Raditya menjawabnya, "Very lucky for me to see you don't know anything, Taras."
Begitu mereka keluar dari lift itu, Raditya tahu bahwa rombongan mereka menjadi pusat perhatian karena dirinya dan Pangeran Mahkota Rusia yang ada disampingnya. Taras yang penuh keingintahuan tidak bisa menahan pertanyaannya, "Kapan kalian berdua terakhir bertemu?"
Raditya menjawabnya dengan kesal, "Apa itu penting?"
"Penting untuk aku, karena aku harus tahu untuk bisa memberi kamu saran."
Raditya mengangkat sebelah alisnya saat mendengar Taras. "Aku tidak butuh saranmu."
Taras mengedikkan bahunya. "You will need it. Aku adalah teman kamu yang peduli."
Taras tertawa saat ia mengingat sesuatu, "Ah, I see." Raditya menoleh penuh tanya kearahnya.
"This is the reason? Kamu mengajak kami – aku dan istriku – pergi ke La Jonction? Untuk menemani si pria yang patah hati?" Taras tertawa pelan saat mengatakan itu. "What exactly does she do for you, dude?"
Raditya tahu ia hanya menjadi lelucon bagi Taras, tetapi ia tetap merasa kesal, "Forget it - "
"Absolutely not, dude. Aku akan menemani kamu disini, dengan istriku. First, it would be more fun if we go skiing before going to La Jonction. Aku tidak berbakat menjadi pemandu wisata disini, this is not my place. Tetapi aku bisa menemani kamu, I am a good friend when accompanying someone who is broken hearted."
_____
(1) Montreaux adalah nama kota yang berada di tepi Danau Jenewa, tepat di kaki Pegunungan Alpen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diaforetiká
ChickLitDiaforetiká | Galaxy Series #1 © 2018 Grenatalie. Seluruh hak cipta.