"Kamu bilang kamu menciumnya, Nicholas. Apa kalian melakukannya atas dasar saling menyukai?"
Raditya menatap Iliona. "Aku tidak harus menjawabnya, bukan?"
"Sayang sekali, cucuku tidak suka jika seseorang melakukan hal yang tidak dinginkan kepadanya. Kamu tidak bisa memaksanya, ciuman adalah hal yang tidak sepele."
Iliona tersenyum hangat, "Dua orang seharusnya saling menyetujui tentang apa yang akan mereka lakukan, Nicholas. Jadi coba pikirkan. Ketika kamu melakukannya - mencium Atha, apa kalian berdua sama - sama menyukainya atau salah satu dari kalian memaksakannya?"
Iliona membiarkan Raditya yang terdiam mendengar pertanyaannya. "Cinta tidak seperti itu, Nicholas. Cinta adalah tentang perasaan sukarela, melepaskan."
"Jika kamu mencintai sesuatu, langkah terbaik adalah melepasnya. Perasaan selalu seperti itu, jika dia datang kembali setelah kamu melepasnya, itu menjadi milikmu selamanya. Jika tidak, perasaan itu bukan apa - apa dalam hidup kamu. Cinta yang dipaksakan - itu tidak akan berhasil, pada akhirnya kalian akan saling melukai."
Iliona kembali mengingat hari dimana ia mendengar Mario yang memukul Raditya. "Di hari itu, semua orang ingin membicarakannya saat mereka menemuiku. Aku tahu mereka berhati - hati setiap kali berbicara denganku, bukankah ini salah ketika aku bahkan tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan keluargaku sendiri? Nicholas, aku tidak bisa menjamin tekanan yang dialami Atha, hanya saja aku ingin dia bahagia. Aku ingin Atha - cucuku, bahagia dengan kehidupannya yang sekarang."
"Cucuku hanya pernah beberapa kali tertarik kepada teman prianya, tapi dia tidak melanjutkan perasaan itu hingga serius. Dia tidak pernah menginginkan sebuah hubungan serius, Nicholas. Tidak untuk saat ini," lanjut Iliona.
Alis Raditya bertaut mendengar kalimat terakhir yang dikatakan Iliona. "Kenapa tidak untuk saat ini?"
Iliona menggelengkan kepalanya, "Aku tidak bisa menjawabnya, Nicholas. Karena hanya Atha yang mempunyai jawabannya. After all, we are only human. Kita tidak pernah bisa memaksakan suatu perasaan."
"Tapi aku tahu dia memilikinya, Iliona. Aku akan membuat kalian melihatnya," sahut Raditya.
"Yang perlu melihat semua perasaan itu hanya kalian berdua, Nicholas. Disini, aku hanya menjalankan tugasku sebagai nenek dari Atha dan orang yang mengenal kamu. Aku hanya perlu membuat kalian memahaminya."
" ... "
Raditya kemudian berkata kepada Iliona setelah beberapa saat. Ia menatap serius mata Iliona, "Boleh aku meminta izinmu, Iliona? Aku ingin meminta izinmu sebagai nenek dari Atha, izinkan aku untuk membuatnya mengenal aku, Iliona. Let me do what I must to do since I met her. Aku akan mengulanginya dari awal."
"Apa yang akan kamu lakukan, Nicholas?"
Raditya menjawab, "Membuatnya mengenal diriku dengan benar. Karena pertemuan pertama kami salah, bukankah tidak terlambat untuk membawa semuanya kembali ke awal? Cukup beri aku waktu beberapa bulan, aku akan membuatnya memahami perasaanku kepadanya dan membuat dia sendiri mengatakan hal yang sesungguhnya tentang perasaannya sendiri."
Iliona tersenyum dan meraih tangan Raditya, ia membelainya lembut. "Lakukan apa yang kamu yakini, Nicholas."
"Kamu merestuiku, Iliona?" tanya Raditya mengulanginya.
"Aku hanya ingin satu hal,Nicholas. Jika jawaban yang ia berikan bukan sesuai yang kamu harapkan, akan lebih baik jika kamu berhenti. Kehilangan dirimu sendiri dalam proses mencintai seseorang adalah hal yang sangat menyakitkan."
Iliona menambahkan, "Tujuh tahun adalah selisih yang cukup lama. Kalian berdua sama sama dewasa, setidaknya aku tahu kalian tidak akan jatuh cinta hanya untuk bersenang - senang. Aku akan sangat menghargainya jika kalian tahu kalau ini bukan waktu untuk memainkan satu sama lain atau membiarkan dengan mudah orang yang mencoba masuk ke dalam hati kalian."
___
Atha tidak perlu melakukan apa - apa setelah ia menyelesaikan penampilannya. Seperti sebelumnya, Chalondra akan mengurus konsumen VVIP mereka. Berbeda dengannya, Atha biasanya akan berada di dressing area bersama para model yang juga sudah menyelesaikan giliran mereka. Biasanya juga ia akan tertawa bahagia dengan Renata karena keberhasilan mereka. Namun, kali ini berbeda. Hari ini ia menerima dua bunga yang membuatnya bingung.
Atha berniat akan kembali ke ruangannya, namun saat ia baru akan menyusul Renata, seorang pria berdiri di hadapannya. Pria yang memberikannya mawar putih.
"Hi."
Atha menyapanya balik," Terima kasih untuk bunganya."
Raditya tersenyum. "Sama - sama. Kamu sudah sehat?"
"Well, I am busy."
"Kamu mempunyai waktu selesai show? Tiga minggu terakhir adalah waktu yang membuatku gila karena semua panggilan dan pesan yang aku kirim, kamu mengabaikannya. Kupikir jika aku datang kesini, aku bisa menemui kamu."
Atha bersyukur bunga yang diterimanya sudah dibawa ke ruangannya oleh timnya. "Tetapi aku sangat sibuk sekarang," jawab Atha. "Mungkin kamu bisa menyampaikannya disini jika itu benar- benar penting. Well, aku benar - benar tidak punya waktu sekarang."
"Memang sangat penting," kata Raditya. "Apa kamu yakin kita membicarakannya disini? Backstage is a chaotic place."
Atha melepaskan kedua tautan tangannya yang terlipat didepan dada. Ia kemudian berjalan terlebih dahulu untuk mencari suatu tempat yang tidak terlalu ramai. "Ada apa?" tanyanya tanpa basa - basi setelah sampai.
"Satu dari lima pertanyaanku, kenapa kamu terlihat sangat menghindariku hari ini?"
Atha memandangi jas hitam yang dikenakan oleh Raditya."Karena aku sibuk? Kamu memintaku untuk berbicara ditengah suasana seperti ini, apa lagi yang kamu harapkan?"
Raditya terdiam sebelum ia kembali bertanya. Hari ini targetnya adalah membuat wanita itu tidak menghindarinya lagi. Ia sudah meminta Caleb mencari tiket acara ini dengan susah payah, hari ini adalah kesempatannya. "Kamu sudah sehat? Kenapa kamu mengabaikan semua emailku?"
"Itu termasuk tiga dari lima pertanyaan, aku cukup yakin kalau aku sehat."
" .... "
" ... "
Atha menghela napas panjang. Kedua kakinya terasa pegal meski ia hanya mengenakan sepatu. "Aku mengalihkan semua email ke sekretaris kantor. Mungkin email kamu tidak terlihat oleh dia."
Mustahil. "Well, kamu yakin dia tidak melihatnya? Aku mengirim email setiap hari dan aku cukup yakin kalau sekretarismu pasti melihatnya."
"Tapi aku tidak menerimanya." Ia tinggal berbohong sekali lagi.
"Dan kamu mengabaikan semua pesan dan teleponku."
Ia tinggal memancing pria itu.
Atha melipat tangannya didepan dada. "Apa ini yang ingin kamu bicarakan? You are waste my time. Pembicaraan ini sia - sia, Raditya. Aku tidak melihat ada hal yang menguntungkan untukku saat aku memutuskan untuk berbicara dengan kamu. Apa kamu datang kesini karena Claudia? Kamu menemani dia?"
Raditya mengeluarkan salah satu tangannya yang awalnya berada didalam saku celananya. Ia mendekat kearah Atha dan dengan cepat menariknya kedalam dekapannya.
"Kamu membuat aku gila karena kamu mengabaikan aku, Atha. Hari ini aku sangat ingin datang tanpa bercukur - aku akan melakukannya kalau itu bisa menarik perhatianmu sekali lagi - tapi aku merasa kalau aku harus tampil rapi ketika bertemu dengan kamu. I miss you so much. Aku merindukan kamu - hanya kamu, wanita yang aku cintai."
Ia tidak ingin mendengar kata itu, ia terlambat.
____
KAMU SEDANG MEMBACA
Diaforetiká
ChickLitDiaforetiká | Galaxy Series #1 © 2018 Grenatalie. Seluruh hak cipta.