71

1.8K 182 0
                                    


"Iliona ada disini?" tanya Raditya ketika ia berjalan dari ruang kerja ibunya, Sabrina Tjokro. Ia tidak menemukan ibunya disana dan Caleb Hanisentana yang baru saja bertanya dengan asisten rumah tangga yang ada disitu mengangguk kepada Raditya. "Beliau sedang berbicara dengan Ibu Anda."

Raditya kemudian segera pergi ke ruang serba guna yang ada disamping kolam renang. Dari koridor yang tersambung, ia bisa melihat Iliona yang duduk sendiri menikmati pemandangan kolam renang.

Raditya yang masih mengenakan kemeja kerjanya menghampiri wanita itu. "Hi, Iliona."

"Nicholas," Iliona menoleh kemudian memeluk Raditya. "Kamu baru pulang?"

"Malam ini Mama memintaku datang."

"Sabrina baru saja pergi untuk mengurus sesuatu." Raditya kemudian duduk disamping Iliona. "Mungkin akan kembali sebentar lagi. Kami sedang membicarakan acara penggalangan dana yang akan menampilkan beberapa designer," lanjut Iliona.

"Ibuku bilang Kanianatha menjadi salah satu line up-nya."

"Salah satunya," balas Iliona dengan senyum bangga.

"I've heard kamu dan Kanianatha dekat," kata Iliona setelah beberapa saat Raditya duduk disampingnya. Raditya baru saja meminta asistennya Caleb, untuk pergi dari tempat ini karena ia ingin membicarakan beberapa hal dengan Iliona Tjahjadi.

Raditya memandang wanita yang ada didepannya. "Sebenarnya berapa orang yang mengetahuinya?"

Iliona tertawa kecil mendengarnya. "Aku tidak tahu, Nicholas. Apa itu benar?"

"Itu benar." Raditya menimbang setelah beberapa saat. "Iliona, boleh aku bertanya?"

Iliona mengangguk dan tersenyum. "Go ahead, Nic."

"Boleh aku bertanya kenapa Kanianatha? Dua tahun yang lalu aku baru tahu kalau kamu mengangkat seorang cucu perempuan dan sampai sekarang aku tidak tahu apa alasannya. Maaf kalau aku terlalu lancang. Why did you choose she?"

"Raditya - "

Raditya tahu Iliona terlihat sedikit ragu untuk menjawab pertanyaannya. "Iliona, aku membutuhkan jawabanmu."

"Untuk?"

Raditya menunggu Iliona yang menyesap tehnya. Ia tahu Iliona sudah berumur lebih dari setengah abad namun wanita itu terlihat sangat berkharisma dan penuh kehangatan. Ia mengenal Iliona sepanjang hidupnya dan ia tahu lebih baik mengatakannya saat ini. "Because I love her, Iliona. Dia adalah wanita yang aku kejar sejak dua tahun yang lalu."

Iliona mengerjapkan matanya dan tersenyum hangat. "Well, kamu menyukainya sejak kalian berdua pertama kali bertemu? Harusnya kamu mengungkapkannya kepada dia, not to me."

"Aku sudah ditolak beberapa kali."

Iliona yang mendengarnya mengangguk. Ia memandang dalam ke bola mata Raditya."Dan kamu menyerah?"

" ... "

Raditya berkata kepada Iliona."Aku tidak mengerti. Kenapa saudara Atha yang lainnya – Mario dan Chalondra menghalangi apa yang aku lakukan kepada dia sementara kamu mendukung aku?"

"They do it cause they care with Atha."

Raditya kemudian berpikir untuk beberapa saat. Ia juga akan melakukan hal yang sama kepada pria yang mendekati Eva, adiknya. Hal yang tidak ia pahami adalah nama belakang mereka berbeda dan mereka memperlakukan satu sama lain seperti saudara kandung. "Apa mereka akan memusuhi setiap pria yang mendekati Atha?"

"Aku tidak tahu." Iliona menyandarkan punggungnya ke kursi. "Tapi aku bisa mengerti alasan mereka melakukannya. Apa salah satu dari mereka bilang kepada kamu untuk menjauhi Atha karena mereka tidak ingin Atha tersakiti?"

"They have said it many times."

"Aku juga akan mengucapkan hal yang sama kepada tiap pria yang mendekati Atha. Kanianatha adalah cucuku dan aku tidak ingin seorangpun menyakitinya, Nicholas."

" .... "

Iliona menghela napas panjang. Ia tidak dapat memberitahu semuanya kepada Raditya kecuali Atha sendiri yang menginginkannya. "Mungkin aku bisa menjawab satu pertanyaan kamu, Nicholas. Pada awalnya, Kanianatha yang memilih aku."

" ... "

"Aku tidak tahu seberapa jauh hubungan kalian, Raditya. Aku tidak terlalu kaget saat mendengar Mario memukulmu di salah satu pestaku karena kamu mencium Kanianatha."

Raditya meringis pelan. "I am really sorry, Iliona."

Iliona Tjahjadi tersenyum kepada Raditya. "It's fine. Aku tidak ingin mendengar keributan untuk kedua kalinya di pestaku. Paham, Nicholas?"

___

DiaforetikáTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang