49

2.2K 197 1
                                    

"Kita sepertinya terjebak di dalam ketertarikan sesaat."

Raditya semakin mengerutkan keningnya tidak mengerti. "Apa maksud kamu?"

"Itu adalah sesuatu yang terjadi karena dua orang yang hanya kebetulan berada di kesempatan yang sama, Raditya."

Atha melanjutkan, "Well, kita melangkahi garis kita. Kita berdua sama – sama memiliki tanggung jawab untuk menjaga perasaan seseorang, mungkin kita harus membatasi diri kita."

"Aku tidak mengerti maksud kamu. Membatasi diri? Sebenarnya apa yang sedang kita bicarakan sekarang?"

Kanianatha menangkupkan kedua tangannya. "Mari kita membuatnya lebih jelas. Menurut kamu, pacarku tidak cemburu melihat aku berciuman dengan pria lain?"

"Pacar apa lagi yang kamu maksud?" tanya Raditya menyipitkan matanya.

Atha kemudian memandangi taman terbuka yang ia sukai. "Pacar aku yang sebenarnya. Yes, I have a boyfriend."

...

Raditya bertanya kepada Atha. "Pacar ilusi kamu, maksudnya?"

...

Atha mengelak dan menghindari tatapan tajam Raditya."Pacar aku, bukan urusan kamu."

"Hubungan seperti apa yang sebenarnya yang sedang kita jalani?"

Atha menggeleng dan ia kini menjaga jarak dari pria itu. "Tidak ada. Hubungan antara aku dan kamu tidak pernah lebih dari sebatas teman."

"Tidak mungkin teman saling berciuman. Atha, kalau kamu lupa biar aku ingatkan ke kamu. Kita berdua berciuman dan kamu membalasnya. That is the fact."

"Let's call it, aku dan kamu berciuman. Kita memang sudah terlanjur melakukannya dan menurut aku - tidak terlambat untuk menyebutnya menjadi kesalahan sekarang."

"Menurut aku tidak." Raditya menatap wanita yang sulit dimengerti itu. "Aku tidak mengerti kenapa itu bisa menjadi sebuah kesalahan."

Raditya melanjutkan kata –katanya. "Dan menurut aku juga, hanya kamu yang menyebutnya sebagai kesalahan."

Atha tetap bersikeras kepada pria itu. "Let's start from beginning, Raditya. Menjadi teman."

Raditya berkata kepada Atha. "Menjadi teman kamu bukan yang aku inginkan."

"Kalau begitu aku akan menganggap kamu sebagai kakakku,just like Saka dan Chalondra."

"Atha, kamu benar – benar wanita yang sulit aku mengerti."

Atha membalasnya, "Segalanya akan lebih mudah jika kamu setuju dengan semua kata – kata aku."

Raditya menyadari wanita itu tidak menatapnya. "Segalanya akan lebih mudah jika kamu mengakuinya hal yang sebenarnya."

"Ciuman itu, let me ask you. Ciuman itu tidak mungkin hanya sebuah kesalahan ketika kita berdua sama – sama melakukannya atau saat kamu membalasnya."

Raditya bertanya kepada Atha. "Apa yang kamu rasakan setelah kita melakukannya?"

"Tidak ada."

Raditya tahu bahwa wanita yang ada didepannya sama sekali tidak menatapnya. " Atha, aku tahu - "

Atha menarik napasnya panjang. "Raditya aku tidak pernah melihat kamu sebagai pria yang akan aku sukai. Sebenarnya apa yang kamu cari ke aku? I am nothing without my surname."

___

DiaforetikáTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang