66

1.8K 179 2
                                    


Raditya menopang kepala Atha dan memperdalam ciumannya. Atha mengerang pelan saat Radit melumat bibirnya. Dengan mudah Raditya mengangkat tubuh Atha dan menariknya ke atas pangkuan. Dada mereka bertabrakan dan Atha bisa merasakan baju Raditya yang belum sepenuhnya kering. Tangannya kemudian terangkat dan ia mengalungkannya ke leher pria itu. Raditya mendominasi dan memainkan bibir Atha sementara tangannya mengelus punggung Atha dengan pelan.

Atha mendesah pelan saat pria itu menggigit bibir bawahnya, "Raditya." Ia kembali merapatkan kedua tangannya yang terkalung di leher pria itu.

Raditya menjauhkan wajah mereka berdua setelah dirasanya cukup. Ia baru menyadari kemungkinan baju Atha kembali basah karena badan mereka saling menempel, "I like your lips, menjadi kesukaan aku."

Raditya menatap bola mata hitam milik Atha yang sangat cantik, Ia memandang bibir Atha yang membengkak karena ciumannya. "Tapi kamu sedang demam dan aku tidak setega itu untuk membuat kamu tidak bisa bernapas. Baju kamu bisa menjadi basah kalau berdekatan dengan aku."

"Supnya," kata Raditya sambil menunjuk ke mangkuk yang ada diatas meja. Raditya kemudian kembali mengangkat Atha dari pangkuannya, untuk mengembalikannya lagi duduk di sofa. Ia kemudian mengambil mangkuknya dan menyodorkannya ke Atha.

Atha tersenyum tipis dan menundukkan wajahnya hanya untuk menyembunyikan rona merah di pipinya. "Terima kasih."

"Sama – sama."

Sementara Atha mulai menyendok supnya, Raditya berdiri dan mengambil sebuah plastik yang didalamnya terdapat obat milik Atha. Ia kemudian mengambil air putih dan membawanya ke hadapan Atha.

"Ini obat kamu," kata Raditya sambil meletakkan bungkusan obat dan gelas berisi air putih di meja. Ia kemudian mengambil jasnya. Melihat itu, Atha tidak dapat menahan dirinya untuk tidak bertanya, "Kamu akan pulang?"

"Kamu menyuruhku pulang sebelumnya," kata Raditya Tjokro sambil menyembunyikan keterkejutannya saat Atha menanyainya.

"Memang iya," kata Atha lirih. Ia tidak dapat menemukan kata – kata yang sesuai untuk ia ucapkan saat ini, sehingga ia terdiam untuk beberapa saat.

Raditya tersenyum, "Get well soon, kamu bisa menelponku kapan saja."

"Walau aku mengganggu kamu?"

"Aku tidak pernah menganggap kamu mengganggu aku."

Raditya kemudian menundukkan wajahnya untuk kembali mengecup pelan bibir Atha. Ia membisikkan sesuatu, "Maaf karena membuat kamu harus ganti baju lagi."

Ia kemudian merapatkan selimut untuk menutupi kedua kaki Atha. "Good night, Tha."

"Good night, Dit."

___

DiaforetikáTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang