14

3.6K 313 1
                                    


Raditya menatap kedua bola mata hitam milik Kanianatha, "Kamu sedang kesal sekarang?"

Atha melipat tangannya didepan dada karena ia sudah kesal, "Kalau kamu masih tidak menerima atas kejadian dua tahun lalu, aku - "

"Aku hanya bertanya."

Atha menggeram kesal, "Bisa biarkan aku berbicara dulu? "

Radit terdiam dan Atha kemudian berkata kepada Raditya, "Let's not meet each other."

Raditya bertanya, "Boleh aku tahu alasannya? You didn't like me?"

"Yes, I am. Kita berdua – aku dan kamu maksudnya, terlalu banyak bertemu akhir – akhir ini. Forget it about your coffe, aku sudah melupakannya."

"So, kamu sudah memaafkan aku? Let's be friend."

Atha menggeleng pelan sambil berkata tegas, "Tidak."

"Kenapa tidak?" tanya Radit sambil menaikkan alisnya.

"Aku tidak ingin mempunyai teman seperti kamu."

"Kamu sombong."

Atha mengangkat kedua bahunya acuh, "Anggap saja seperti itu."

"Kamu wanita yang susah ditebak."

"Why waste your time with me?" sahut Atha sambil mendekati rak besar yang ada disisinya dan berisi pembersih lantai yang tersusun tinggi.

Radit memandangi Atha yang memasukkan lima botol besar pembersih toilet itu, "Sebanyak itu?" tanyanya tersenyum geli.

"Aku baru ingat," kata Atha setelah ia meletakkan barang yang ia ambil kedalam keranjangnya, "Pembersih lantai di tempat pacarku habis, I decided to buy for him."

"Pacar?"

"To keep his place clean."

Rahang Raditya mengeras, namun Atha tidak menyadarinya, "Bukan itu yang saya maksud, tempat pacar kamu? Are you serious?"

"Raditya, like I said before, why you waste you time with me?"

Raditya kembali menatap mata Kanianatha, "Supermarket ini mempunyai bubur ayam yang enak. Di bagian selatan, wanna try?"

Atha tersenyum tipis, "Aku akan kesana sendiri setelah ini. Thanks untuk sarannya."

"Kita bisa bersama – sama kesana." Radit kemudian mengambil alih keranjang belanja Atha dengan cepat, membuat Atha terkesiap saat ia baru menyadari bahwa keranjangnya sudah ada di tangan lelaki itu.

"Tidak, terima kasih atas tawarannya. Aku mempunyai urusan."

"I will treat you, sebagai permintaan maaf saya tempo hari," kata Radit dengan santai. "Just accept, Tha," lanjutnya saat ia melihat keraguan pada seorot mata Atha.

Atha menghela napas, "Kita strangers. Aku tidak berniat untuk berteman dengan kamu. Jika aku menerima ajakan kamu, maka kita - "

"..."

Atha berdecak, "Raditya, I'm serious, aku akan pergi kesana sendiri. You can leave me."

"Aku yakin kita sudah saling mengenal sejak dua tahun lalu," kata Raditya seolah tidak memedulikan permintaan Atha untuk meninggalkannya.

"Dua tahun lalu tidak dapat disebut pertemuan. Aku bahkan tidak mengenal kamu saat itu."

Raditya berkata, "Yakin kamu tidak mengenal aku?"

"..."

"Hanya untuk sekali ini dan kita tidak bertemu lagi, kan? "

Raditya terdiam, "..."

"Fine, dimana stand buburnya?"

___

DiaforetikáTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang