Chapter 5

203 33 7
                                    

Sementara itu Chen sedang menunggu kedatangan Bas di depan Cafe, ia ingin mengajak Bas jalan-jalan selagi ia ingin bolos kuliah. Ini masih pukul 7 dan Cafe masih tutup karena biasanya Cafe akan beroperasi pada pukul 8 pagi. Ia berjalan mondar-mandir di depan cafe tersebut sambul mengenakan earphone untuk mendengarkan musik.

Sesekali ia menengok kearah jan tangannya yang masih menunjukan pukul 7.15 AM (pagi). Tidak lama kemudian Nate datang dengan mengendarai sepeda warna pink yang cantik selaras dengan yang mengendarainya.

"Phi Nate." Sapa Chen kepada gadis cantik itu.

"Ow, Joong. Ada apa pagi-pagi kau datang kemari?" Tanya Nate yang turun dari sepedanya dan memarkirkannya di dipan cafe.

"Oh, aku sedang menunggu phi Bas." Ujar Chen yang melihat Nate mengeluarkan kunci cafenya untuk membuka cafe.

"Oh. Mungkin sebentar lagi dia datang. Apa kau ingin menunggu didalam?"

"Memangnya phi Bas biasanya datang jam berapa ya, phi?"

"Biasanya dia lebih awal dariku. Tapi mungkin dia kelelahan atau semacamnya atau mungkin dia terjebak macet atau salah naik jurusan bis."

Lantas Chen pun berpikir pasti Bas sedang tidak enak badan dan harus istirahat dikarenakan hujan-hujanan kemarin. Ia lantas merasa bersalah karena dialah yang mengajak Bas untuk hujan-hujanan lebih lama di tambah lagi ia berpikir pasti Bas menyemplungkan diri ke sungai untuk menolongnya saat tenggelam.

"Ayo, tunggu Bas di dalam saja." Ujar Nate.

"Uuuhh .. apa phi tau dimana rumah phi Bas?" Tanya Chen menanyakan kediaman Bas.

"Oh, aku kurang tau dimana rumahnya. Karena setiap kali aku mengikutinya pulang, aku selalu kehilangan jejaknya. Dan setiap pagi aku selalu menemui Bas kadang tertidur di ruangannya di cafe ini."

"Kenapa, N'Joong? Kalian bertengkar lagi?"

"Oh, tidak phi. Kami tidak bertengkar, aku hanya takut kalau dia jatuh sakit karena hujan-hujanan kemarin."

"Oh, bisa jadi. Tapi apa benar dia sakit?"

"Aku tidak tahu juga, phi. Makanya aku menunggunya disini. Awalnya aku ingin bolos dan mengajak phi Bas untuk menemaniku mencari pakaian baru. Seragam ini sudah tidak begitu muat di tubuhku, jadi aku berniat untuk mengajaknya menemaniku."

"Oh, begitu. Yasudah, kalau gitu tunggu didalam saja."

"Um, baiklah. Aku akan menunggu 30 menit saja. Kalau phi Bas memang tidak datang, aku langsung pergi ke kelas saja."

"Yasudah, ayo masuk."

Kemudian mereka berdua pun masuk kedalam cafe untuk menunggu kedatangan Bas. Sementara itu Bas masih bersama dengan Godt di rumah sakit, masih di posisi yang sama. Godt berada di dekat pintu berdiri bodoh disana, dan Bas bebaringan di ranjang.

Bas masih memerhatikan KOIN yang dijadikan bandulan di kalungnya Godt itu sambil berpikir memikirkan bagaimana ia bisa mendapatkan kalung tersebut tanpa ada unsur pemaksaan.

"Aku tidak tahu bagaimana caranya aku bisa membalas budi kepadamu. Kau sudah membawaku kemari dan membiayai semua biaya rumah sakitku. Oh ya, kau bisa meninggalkan nomor rekeningku atau alamatmu jika kau ingin menerima uang cash, phi." Ucap Bas yang mulai bersikap lebih muda dari Godt.

"Oh, tidak perlu. Aku ikhlas membantumu." Jawab Godt.

"Hoih, jangan begitu. Aku tidak enak padamu. Katakan saja apa yang bisa aku bantu untuk membalas budiku padamu. Aku tahu bahwa kau adalah orang yang suka rela membantu orang yang kesusahan, tapi tetap saja aku berhutang budi padamu."

KOINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang