Chapter 21

114 22 3
                                    

Setelah permasalahan antara Tee dan Bas usai, kini mereka berada didalam rumah. Bas duduk seorang diri di sofa  menunggu kedatangan Tee yang membawa kotak P3K untuk mengobati luka-luka akibat ia terjatuh dari sepeda. Lalu tidak lama kemudian Tee datang dan mencoba untuk mengobatinya.

Tee duduk disebelah Bas dan kemudian membuka kotak obat yang ia bawa tadi, ia keluarkan obat merah dan meneteskannya diatas luka yang ada di beberapa bagian tubuh Bas akibat terjatuh dari sepeda.

"Hei, P'Tee. Bicaralah sedikit." Pintaku yang tak suka didiamkan seperti ini.

Tapi ia hanya mengangkat telapak tangan di tangan kanannya keatas sebagai pertanda mengatakan, "Apa?"

"Kau sudah tidak marah lagi padaku?" Tanyaku dan ia mengangguk, hal itu membuatku senang karena ia memaafkanku.

Kemudian ia bicara padaku, "Aku tahu kau yang menghidupkanku kembali dengan KOIN itu. Sebenarnya aku sudah mati saat ditabrak oleh mobil itu, aku sedang bersembunyi untuk memastikan bahwa kau memang manusia biasa. Kecurigaanku berawal saat aku melihatmu bertarung dengan satu tangan bersama seseorang yang memakai pakaian serba hitam di gang kecil itu. Aku berusaha untuk menyingkirkan ingatan itu, tapi rasa ingin tahuku semakin memuncak.

Tapi itu semua sudah terselesaikan karena aku tahu bahwa kau adalah manusia yang berbeda."

Aku cukup terharu dengan perkataanku itu, dia bahkan membuat air mataku menetes. Aku bangga bisa memiliki seorang kakak seperti dia, karena dia memiliki kepribadian yang berbeda dari yang lainnya.

"Baiklah, karena kau sudah bisa menerimaku seperti ini maka aku akan memberimu sesuatu." Ujarku.

Bas mengapit telunjuk dan ibu jarinya diatas dadanya, setelah itu ia mendapatkan setangkai batang dari sana dan menariknya hingga keluar hingga tak lama kemudian setangkai bunga mawar tua yang pekat akan warna hitam ia keluarga yang sontak membuat Tee terkejut dan lantas menjauh.

Bas mengapit telunjuk dan ibu jarinya diatas dadanya, setelah itu ia mendapatkan setangkai batang dari sana dan menariknya hingga keluar hingga tak lama kemudian setangkai bunga mawar tua yang pekat akan warna hitam ia keluarga yang sontak membuat...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sementara itu Chen duduk di halte yang kemaren pukul 7 pagi sesuai yang diinstruksikan oleh pemuda bernama Nine itu, bahkan ia sudah disana sejak setengah jam yang lalu. Tapi wajahnya masih begitu murung karena ia masih belum melupakan kejadian didepan rumah Bas.

Siapa yang bisa melupakan kejadian itu? Chen, dia tidak bisa melupakannya. Itu adalah moment terburuk di dalam hidupnya.

By the way, yang ditunggu-tunggu oleh Chen tak kunjung datang hingga lewat pukul 7 pagi. Tidak lama kemudian berhentilah sebuah mobil didepan halte tersebut dan turunlah seorang pemuda yang sedari tadi ditunggu oleh Chen sambil pemuda itu mengenakan kaca mata sunglasses.

Chen nampak biasa saja saat melihat kedatangan pemuda tersebut yang terlambat, pemuda itu menutup pintu mobilnya dan kemudian berjalan menghampirinya.

KOINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang