Chapter 26

81 9 1
                                    

Ohm langsung melemparkan KOIN itu ke udara dan langsung membelahnya dengan menggunakan pedangnya itu.

*SRIIINNGGG*

Suara pedang itu sontak membekas di punggung Bas hingga Bas menjerit kesakitan. Bajunya robek seketika dibagian punggung seolah pedang itu benar-benar membelahnya. Mengapa hal itu terjadi demikian? Karena di dalam KOIN tersebut tersimpat jiwa reinkarnasi Bas yang dikurung oleh Dewa Keadilan, sehingga suatu saat jika Bas sudah mendapatkan jiwa yang ke-49 untuk direinkarnasi-kan maka Bas bisa menjadi seseorang yang dia mau.

"Oucchh.." Rintih Bas sembari mulai menangis.
"Sudaaaah .... Cukuuuuuuppp ....." Pinta Bas yang berusaha untuk kuat.

"Kau kalah Bas." Ucap Ohm.

Bas terus menahan rasa sakit dan perih karena tebasan pedang milik Ohm itu. Sementara itu Godt dan Nite terus menuruni tangga dengan terburu-buru dan secepat mungkin.

"Ayo Nate. Kita harus menolong Bas." Ucap Godt.

"Iya." Jawab Nate.

"Selama ha mpir seribu tahun aku berlatih dan mencari apa kelemahanmu, dan hari ini.... Aku berhasil." Ucap Ohm yang masih berbicara panjang lebar.

"Sampai kapanpun... Kamu... Tidam akan pernah bisa menjadi dewa, Ohm." Ujar Bas.

"TENTU!!!" Sahut Ohm.
"Aku memang tidam bermaksud untuk melawan dewa, tapi aku bermaksud melawan takdir. Dan takdirmu lah yang aku lawan. Dan hari ini aku menang."

Bas terus memandangi wajah Joong dari samping yang sudah dalam keadaab kritis, Joong kehilangan banyak darah melalui kepala bagian belakangnya, begitu pula dengan Nine.

[BAS POV]
"kenapa ini?  Kenapa aku bisa seperti ini. Aku kalah, dan aku kehilangan KOIN itu. Joong, aku yang menemukannya dibawah halte bus yang sedang diguyur hujan deras, dia sedih, dia marah, dan dia takut karena dia sedang patah hati. Aku yang membuatnya keluar dari perasaan itu.

Selama hampir seribu tahun, aku bertemu dengan banyak orang, bertemu banyak kisah, bertemu banyak seorang gadis yang menyukaiku. Tapi kenapa? Kenapa hanya Joong, lelaki yang menyukaiku? Dan mengapa juga, aku memiliki perasaan yang sama?

Dewa sama sekali tidak menyayangiku, dewa tidak pernah menunjukan belas kasihnya kepadaku. Dosa apa yang telah aku perbuat?

Iya, aku yang menemukannya. Dan membawanya ke jalan yang salah seperti ini..."

Disaat Ohm sedang tertawa merayakan kemenangannya, Bas mencoba untuk berdiri meski tubuhnya terasa lemas. Kemudian Ohm berhenti tertawa karena ia melihat Bas berdiri dalam keadaan bercucuran darah.

"Kau sudah merenggut semuanya dariku. Merenggut semua takdir yang memang seharusnya tidak berakhir di tanganmu. Tapi kali ini, aku tidak pernah membiarkan seseorang yang aku sayangi direnggut takdirnya olehmu." Ujar Bas secara lirih.

Sejenak Bas memejamkan matanya, Ohm menunggu reaksinya. Begitu Bas membuka matanya terlihat warna bola matanya berubah menjadi biru, aura cakra berwarna biru keluar dari dalam tubuh Bas dan hal ini sangat jarang terjadi disetiap kemarahannya dan mengundang awan mendung serta kemudian hujan turun dengan derasnya.

"Dan sekarang, aku yang akan merenggut takdirmu." Ucap Bas dengan suara yang membesar dan menggema.

Kemudian secara mengejutkan Bas menghajar wajahnya Ohm-menghilang-menghajarnya lagi-menghajarnya lagi-menghilang lagi-menghajarnya lagi sampai-sampai Ohm tersungkur dan babak belur dan petir terus menggelegar seirama dengan serangannya tersebut

"Ini adalah takdirmu dan aku." Ucap Bas lagi.

Kemudian Bas mengulurkan tangannya kearah Ohm seolah-olah ia sedang mencekiknya, dan Ohm merasa tercekik hingga urat dilehernya timbul.

"Ouch.." Ohm tidak bisa bicara sedikit pun.

"Kau sudah merenggut segalanya dariku dikehidupan yang satu ini. Dan sekarang, aku sendiri yang akan mengantarmu ke neraka yang kau ciptakan sendiri." Ujar Bas.

Ohm semakin tidak bisa bernafas, matanya mulai memerah darah karena tidak mendapatkan aliran darah yang lancar di kepalanya. Tangan Ohm berusaha mengambil pedangnya yang terjatuh ke tanah itu, dan pedang tersebut bergemetar hendak terangkat. Bas melirik kearah pedang tersebut, ia mengangkat tangan satunya untuk merebut pedang tersebut. Ya, pedang tersebut terangkat tapi entah untuk siapa, dan ...

*Jleeeeb*

Seketika pedang tersebut menusuk tubuh Ohm hingga tembus begitu saja. Bas mulai menurunkan Ohm, dan Ohm bersimpuh di tanah. Bola mata Bas kembali ke warna semula dan setelah itu ia jatuh lemas dan bersimpuh.

Ohm mengalami sedikit batuk dan darah pun bermuncratan, wajahnya menampakan ketakutan dan kesedihan yang dialami oleh Ohm.

"Sudah berakhir Ohm." Ucap Bas.

"Ouch.. " Rintihnya terbatah-batah.

"B-Bas, tolong." Pinta Ohm yang berusaha sekuat tenaga untuk mencabut pedangnya sendiri.

"Mintalah ampunan kepada "Dewa Keadilan" untuk mengampuni dosa-dosamu hari ini." Balas Bas.

Tak lama Ohm berhenti bernawas dan tertunduk tak bernyawa dengan pedang yang masih menancap tersebut.

Bas hendak jatuh, tapi ia menyanggah tubuhnya dengan kedua tangannya dan mengambil nafas dalam-dalam sembari menahan rasa sedihnya. Tidak lama kemudian Godt dan Nate sudah berada di lantai bawah dan keluar dari gedung tersebut—melihat Bas yang sudah kewalahan dan Ohm beserta pedangnya itu.

"Bas." Ucap Nate memanggilnya.

Bas menengok dan mereka pun berlari menghampirinya. Tetapi saat separuh jalan, tiba-tiba saja waktu berhenti, Godt dan Nate berhenti disaat kaki mereka melangkah, Bas melihat kedepan dan ia tahu siapa yang akan datang. Siapa lagi yang bisa menghentikan waktu selain dia,  Yaaa... Si pendamping. Tetapi dia tidak menghentikan hujan yang turun dan membiarkan rintikan hujan mengapung di udara.

"Bas." Ucap si pendamping.

"Apa? Kau ingin menjemputku pulang?" Tanya Bas.

"Apa yang kau rasakan?" Tanya Si pendamping.

Tentu saja Bas merasakan perihnya tebasan pedang Ohn yang membelah punggungnya itu, tapi yang Bas rasakan bukanlah seperti itu.

"Rasa sakit akibat penghianatan?" Tanya si pendamping.

"Kau sudah tahu. Aku kehilangan banyak orang yang ku sayangi. Aku kehilangan banyak air mata untuk itu. Aku lelah, aku sudah cukup lelah. Tapi Chen, tidak pernah lelah untuk membuktikan cintanya kepadaku.

Tapi siapalah aku? Aku hanya sementara disini, seperti malaikat mau yang datang menjemput arwah-arwah untuk menuju ke peradilannya.

Tolong, antar aku pulang.
Aku tidak ingin melihat ini lagi." Ucap Bas yang sedang bersedih.

"Dia yang kau suka?" Ucap si pendamping.
"Dia yang kau cinta?" Sambungnya.

Tetapi Bas diam sajs tidak menjawab, hanya memandangi wajah Joong penuh rasa kasih.

"Jika aku diberikan satu kesempatan lagi.  Aku ingin terlahir menjadi seseorang yang hanya menyayanginya. Tak peduli seberapa rendahnya aku, aku hanya ingin membalas perasaannya yang sudah ku campakan." Ujar Bas.

"Bagaimana dengan pria yang disana?" Tanya si pendamping menyinggung Godt.

Bas pun menengok ke arag Godt, "Dia pria yang baik, Nate juga gadis yang baik."

"Kau menyukainya?" tanya si pendamping.

Kemudian Bas kembali menatap si pendamping dan berkata "Berikan aku satu kesempatan. Setelah itu kau bisa menjemptku lagi."

"Maaf, Bas. Aku tidak bisa. Ini sudah tugasku."

"Aku mohon, setidaknya aku bisa mengucapkan selamat tinggal kepada mereka." Pinta Bas.

"Sayang sekali Bas, aku tidak berbuat banyak yang berhubungan dengan takdir Illahi."

To Be Continue...

KOINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang