Chapter 6

154 32 5
                                    

Sebuah mobil berwarna hitam pun berhenti di depan cafe Bas, kemudian deru mesin pun di matikan dan turunlah Godt dari dalam mobil tersebut. Kemudian ia menutup kembali pintu mobil bagian kemudi dan berjalan untuk membukakan pintu mobil untuk seseorang yang sedang bersama. Tidak lama kemudian Bas keluar dari dalam mobilnya Godt, dan Godt kembali menutup pintu mobilnya itu. Dari dalam Nate melihat mereka berdua dengan sedikit samar-samar, dan sepertinya Chen sudah tidak berada disana memutuskan untuk mengikuti mata pelajaran kuliahnya karena sudah terlalu lama menunggu Bas tiba.

"Terima kasih sudah mengantarku." Ucap terima kasih Bas kepada Godt karena sudah mengantarkannya sampai di cafe pada pukul 12 siang.

"Oh, jadi kau bekerja di cafe ini." Ucap seru Godt yang baru mengetahuinya.

"Oh, bukan. Ini cafe milikku sendiri." Jawab Bas, dan Godt sedikit terkejut karena ia melihat seorang anak muda sudah memiliki usaha sendiri.
"Kalau begitu masuklah, kau bisa menunggu didalam sambil aku mengambilkan uang yang sudah kau keluarkan untuk membayar biaya rumah sakitku." Lanjut Bas.

Tidak lama kemudian dering ponsel Godt berdering menandakan bahwa ada sebuah pesan singkat masuk. Godt sejenak membuka pesan singkat tersebut dan membaca isinya. Setelah membacanya ia berkata kepada Bas, "Tidak perlu repot-repot. Aku sedang terburu-buru."

"Oh, begitu." Jawab Bas.

"Baiklah, kalau begitu aku permisi." Pamit Godt.

"Iya." Balas Bas.

Kemudian Godt pun kembali menuju kemudi, ia lantas masuk dan mengunci pintu mobilnya setelah itu menyalakan mesin mobilnya dan berlalu pergi untuk mengurus urusannya. Kemudian setelah perginya Godt, Bas pun lantas masuk kedalam cafenya.

***

Malam pun telah tiba. Bas berada di cafenya karena ia sedang mengontrol keadaan di dalam cafenya yang ramai oleh pengunjung sekaligus membantu dua karyawannya yang lain yang ber-shift sore.

Ia sedang berdiri di belakang meja bartender dan setelah merasa semuanya sudah bisa terkendali ia melepaskan celemeknya dan berpamitan kepada kedua karyawannya.

"Semuanya sudah terkendali, kalau begitu saya pamit ya." Ujar Bas kepada pegawainya.

"Baik, pak." Jawab para pegawainya.

"Jangan lupa kalau sudah waktunya tutup untuk kunci cafenya."

"Baik, pak." Jawab mereka lagi.

Setelah itu Bas pun pergi keluar dari cafenya dengan tangannya yang masih di beri gips dan diperban itu. Begitu ia melewati pintu cafenya, Chen yang sedang berjalan tidak jauh dari sana dengan seragam kuliahnya melihat Bas keluar dan langsung di panggilnya.

"P'Bas." Chen memanggilnya.

Tentu saja Bas berbalik dan Chen sedikit berlari untuk menghampiri Bas.

"Ow, Chen. Kau baru pulang?" Tanya Bas.

"Hoih, apa yang terjadi dengan tanganmu phi?" Chen balik tanya karena khawatir melihat kondisi Bas malam ini.

"Oh, aku baru saja mengalami kecelakaan siang tadi ..."

"Hoih, kepalamu ..." Ucap Chen yang melihat kepala Bas diperban juga.

"...Oh, iya. Kepalaku juga diperban. Tapi tidak apa-apa, kok. Aku sudah merasa lebih baik." Balas Bas.

"Pantas saja pagi tadi aku tidak melihatmu. Mengapa kau tidak memberutahuku bahwa kau mengalami kecelakaan? Setidaknya kau menghubungiku."

KOINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang