Chapter 14

117 26 13
                                    

Bas menunggu Godt di sebuah taman seorang diri duduk di bangku taman bercat putih yang dimana air mancur ada dibelakangnya. Tidak lama kemudian Godt datang sambil membawa dua buah balon dan juga dua buah es serut.

"Maaf aku sedikit terlambat." Ucap Godt dikala ia datang.

"Tidak apa-apa." Jawab Bas yang menggeser untuk memberikan tempat duduk pada Bas, dan Godt pun duduk.

Sejenak Godt meletakan dua buah es serut tersebut dan mengikat tali balon itu ke kursi agar tidak terbang. Dan kemudian Godt memberikan satu buah es serut kepada Bas sambil berkata "Ambillah."

Bas menerima pemberian itu dan berkata "Terima kasih."

Pembicaraan pun dimulai sambil menikmati es serut tersebut dengan diawali Godt yang bertanya, "Ada apa kau memintaku untuk bertemu?"

"Aku ..." Ucap Bas yang bingung untuk menceritakan mengenakan kalung itu, tapi sebelum itu terjadi Godt memotong perkataannya.

"Aku suka padamu." Sahut Godt berseru menikmati es serutnya, Bas menengok karena ia terkejut mendengar Godt berbicara seperti itu.
"Apa benar kau akan mengatakan itu?" Sambungnya bertanya.
"Sudahlah, tidak ada seorang pun yang tidak bisa jatuh cinta kepadaku. Sumpah demi apa kegantenganku ini sepertinya melewati batas wajar kali yaa?" Lanjutnya yang terlalu percaya diri.

"Tidak." Jawab Bas dengan wajah polosnya.
"Aku tidak mengatakan hal itu. Jadi jangan terlalu percaya diri." Ujar Bas.

"Yasudah kalau begitu biar aku saja yang mengatakannya padamu." Sahut Godt yang kembali membuat Bas terbungkam.

"Sebenarnya aku ingin memberitahukan dirimu sesuatu mengenai kalung yang kau pakai itu." Sahut Bas yang nampak serius.

Godt nampak terdiam melihat wajah serius dari Bas yang cukup mengejutkannya saat itu Bas mulai memberitahunya.

"Aku bukan manusia pada umumnya, dan aku membutuhkan kalung itu untuk kesempatan renkarnasiku." Ujar Bas.

"Apa maksudmu? Ka-kau-kau bu-bukan manusia biasa pada umumnya? Ka-kau membutuhkan ka-kalaung i-ini untuk ..." Ucap Godt yang sangat dibuat bingung, "Apa maksudmu? Aku tidak mengerti." Tanyanya.

***

Sementara itu waktu istirahat pun tiba, Tee sedang mengantre untuk menikmati makan siangnya sedangkan Cafe sedang duduk menunggu Tee datang padanya untuk menikmati makan siang bersama.

Tidak lama kemudian Tae datang membawa makan siangnya dan kemudian menukarkannya dengan nampan milik Tee. Tee bingung mengapa pria itu melakukan hal itu padanya.

"Sudah sana pergi, temanmu menunggumu." Ujar Tae.
"Ayo." Ajaknya untuk menuju menghampiri Cafe.

Tanpa berpikir panjang Tae meraih kepalan tangan Tee untuk menggandengnya dan tepat mengisi sela-sela jemari Tee. Waktu seolah berjalan dengan begitu lambat, Tee memandangi tangannya itu yang lengkap bersama dengan tangan Tae. Tee merasa hidupnya lebih penuh berwarna karena hal sekecil itu. Dan begitu sampai di meja tempat Cafe menunggu, Tae dan Tee langsung duduk dengan keadaan tangan yang masih bergenggaman tangan.

"Hoih, kalian terlihat seperti pasangan serasi!!" Ucap seru Cafe yang menyukai kejadian itu, langsung saja Tee melepaskan tangannya dari genggaman Tae dan kemudian mengganti nampan itu lagi.

"Ow, kau tidak makan?" Tanya Cafe kepada Tee.

Tee menjawab, "Aku tidak lapar."

KOINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang