Chapter 12

132 31 2
                                    

Pukulan demi pukulan, tendangan demi tendangan bahkan kekuatan sihir yang mereka miliki saling ditunjukan satu sama lain sehingga kini membuat si 'pendamping' kewalahan. Hingga disuatu kesempatan sosok hitam tersebut tiba-tiba mengeluarkan sebilah pedang perak dan langsung menusukannya kepada gadis kecil itu.

Dengan nafas berat sosok tersebut merasakan kemenangannya, dan gadis kecil itu nampak terkejut dan batuk mengeluarkan cairan hitam seperti darah keluar dari mulutnya dan juga tertinggal dibagian yang tertusuk itu.

"Lihat. Kali ini aku tidak akan kalah darimu, 'pendamping'." Ucap hina sosok hitam tersebut.
"Aku sudah cukup lelah kalah olehmu, dan hal itulah yang memotivasi diriku untuk mengalahkanmu lebih dahulu untuk mendapatkan KOIN tersebut. Dan lihatlah, 'Dewa Keadilan' memberikanku kesempatan untuk mengabulkan permintaanku." Sambungnya yang menyombongkan diri.

Sosok hitam tersebut tertawa sehingga menimbulkan petir muncul di langit malam diseluruh kota.

"Hei, anak kecil."
"Sekarang katakan, dimana KOIN itu berada sekarang?" Tanya sosok hitam itu.

"Kau ..."
"Tidak akan pernah mendapatkan KOIN itu." Jawab 'pendamping'.

Sosok hitam itu tertawa menghina kematian si 'pendamping' malam itu sekaligus merayakan kemenangannya. Dan kemudian ia mendekatkan wajahnya ke mata gadis itu dan berbicara lirih mengatakan, "Nikmatilah detik-detik menyedihkan dalam kesempatanmu saat ini."

Tiba-tiba munculah suara Bas dari belakang yang meminta, "Lepaskan pedang itu dari tubuhnya."

Sosok hitam itu terkekeh karena merasa senang dengan kemunculan Bas yang tak diundang. Kemudian dengan sadis sosok tersebut menarik pedang tersebut dari 'pendamping' sehingga membuat gadis kecil itu tergeletak dengan lemas dan payungnya terlepas dari tangannya.

Sosok tersebut membalikan badan untuk berhadapan dengan Bas. Terlihat Bas dengan pakaian kunonya yang berpakaian adat Korea beserta topinya. Matanya terlihat berkaca-kaca sedih karena melihat si 'pendamping' tertusuk oleh pedang mengerikan tersebut.

"Bas." Seru sosok hitam tersebut.
"Sosok yang terkurung didalam KOIN bodoh itu." Sambungnya.
"Kau percaya dengan omongan dewa bodoh itu?" Tanyanya.
"Dewa ingin membuangmu dengan cuma-cuma dari surga karena dia ingin meningkatkan kekuasannya."  Ucap omong kosongnya.

Kemudian sosok itu kembali menancapkan pedangnya secara acak kepada si 'pendamping' sehingga gadis kecil itu menahan sakitnya.

"Aaaaa .." Jerit lirihnya menahan sakit.

"CUKUP!!" Pinta Bas dengan lantang sembari geram karena emosinya sudah semakin memuncak tak karuan.

"Kau ... menginginkan kalung ini, bukan?" Tanya Bas sambil menunjukan kalungnya.

"Bas, jangan." Pinta si 'pendamping' kepada Bas.

"Berikan itu padaku." Pinta sosok itu pada Bas.

"Kalahkan aku dulu." Bas menantang dengan lantas sosok hitam itu.

Lantas saja sosok hitam itu berlari kearah Bas untuk memulai perlawanannya dengan menggunakan sebilah samurai. Serangan demi serangan pun Bas dapat menghindarinya dengan santai dan luwes tanpa menyentuh apapun. Tanpa mereka sadari KOIN yang digenggam Bas menyala biru sehingga Bas mampu menggunakan kemampuan telekinesisnya.

KOINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang