Chapter 18

109 23 4
                                    

Semua mahasiswa di fakultas teknik di liburkan karena adanya kasus tersebut, semua mahasiswa keluar dari gedung tersebut untuk pulang kerumah masing-masing.

Termasuk Tee yang berjalan bersama dengan Cafe untuk pulang bersama. Tidak lama kemudian datanglah Tae dari belakang dan langsung meraih tangan Tee untuk diajak pergi dengan terburu-buru.

"Ikut aku." Gerutu Tae yang saat menarik Tee.

Tee sedikit terkejut tetapi ia berusaha menahan diri karena ia tidak ingin ikut dengan Tae, Tae heran mengapa Tee tidak ingin pergi dengannya hari ini.

"Tunggu, phi. Ada apa ini?" Tanyanya Cafe mewakili Tee.

"Ayo ikut aku sekarang." Pinta Tae kepada Tee tanpa menjawab pertanyaan dari Cafe.

Tee menggelengkan kepalanya sebagai jawaban 'tidak' tetapi Tae tetap mendesak agar Tee mau ikut dengannya untuk pergi dari gedung fakultasnya.

"Ayo Tee. Kita tidak punya banyak waktu lagi." Desak Tae, dan Tee tetap menggelengkan kepala.

Tidak lama kemudian datanglah dua detektif tersebut bernama Pak Choi dan Pak Ge.

"Selamat pagi semuanya." Sapa Pak Choi kepada mereka bertiga.

"Selamat pagi." Jawab Cafe yang terlihat bingung.

"Apakah diantara kalian ada yang bernama Tee?" Tanya Pak Choi.

Mereka bertiga saling melihat satu sama lain karena bingung ingin menjawab apa, langsung saja Pak Choi menunjukan identitas kepolisian kepada mereka bertiga sambil berkata "Saya Choi selaku detektif dari kepolisian ingin meminta keterangan nong Tee mengenai kasus kematian tiga mahasiswa jurusan teknik. Apakah anda bersedia?"

"Uhmm ..." Cafe bergeming karena bingung.

"Tidak ada yang namanya Tee diantara kami, mungkin anda salah orang. Permisi." Jawab Tae, langsung saja ia pergi membawa Tee pergi dari sana dan kemudian Cafe menyusul mereka berdua untuk ikut serta.

Kedua detektif tersebut dibuat curiga namun mereka tidak mengejarnya karena mereka memiliki kecurigaan yang berat yang harus diselidiki antara mereka bertiga.

***

Sementara itu Godt dan Chen sedang menemani Bas jalan-jalan disebuah pusat jajanan kota untuk menghibur Bas yang sedang gunda gulana. Nampaknya mereka bertiga menikmati perjalanan mereka untuk berburu kuliner.

Jajanan demi jajanan mereka beli dan mereka makan untuk mengenyangkan perut mereka, tidak lama kemudian Nate yang baru saja datang menghampiri mereka dan meminta maaf atas keterlambatannya. Mereka memakluminya karena itu juga kesalahan Bas dan Chen yang mengundangnya secara mendadak.

Dan ada sebuah moment dimana mereka sedang mengerjai Bas, kala itu Bas menjadi model di penjual lukisan yang dimana kanvasnya adalah gabus. Godt mencoba untuk melukiskannya, wajahnya begitu serius sekali dan Chen juga mencoba membantunya. Wajah mereka begitu serius untuk berpikir menggambar Bas, dan akhirnya mereka senang karena gambar mereka sudah jadi.

"Coba lihat lihat." Pinta Bas agar Godt dan Chen memperlihatkan hasilnya.

Dengan senang hati Godt dan Chen memperlihatkannya, dan seketika Bas marah karena ia melihat Godt menggambar wajahnya saja serta badannya yang digambarkan sebagai seekor gajah sedang duduk ditambah lagi belalai di bagian hidung Bas. Chen, Godt dan Nate tertawa terbahak-bahak melihat Bas yang begitu emosi dan sampai-sampai melemparkan sepatunya kearah dua pria itu tetapi tidak kena.

Keseruan mereka sejenak berhenti karena Chen pergi ke kamar mandi. Chen sedang terburu-buru menuju kamar mandi tanpa membenahkan terlebih dahulu tali sepatunya yang lepas itu. Dan begitu seseorang keluar dari toilet membuka pintu, Chen yang terburu-buru justru tidak sengajak menginjak tali sepatunya sendiri dan terpeleset kedepan sehingga menabrak seorang pemuda yang membuka pintu tersebut hingga memojokannya ke dinding dengan bibir Chen yang menempel di kening pemuda tersebut.

KOINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang