Chapter 2

252 45 20
                                    

[Bas POV]
Dibawah hujan deras itu, tubuhku terus dibawah berlari oleh pemuda yang ku temu dibawah halte kala itu. Rias senyum manis di wajahnya mengiringi setiap detik ketika ia melangkah, seolah-olah aku adalah tujuannya tapi .... tujuanku jauh berbeda darinya.

Karena KOIN itu, aku justru terjebak ke dalam dunia yang menyeramkan ini. Terjebak dimana seolah-olah kamu terperangkap sebuah box kayu yang terpaku dalam, dan saat itu juga kamu harus berpikir keras untuk menekukan cara untuk keluar dari dalam box kayu tersebut. Ia membawaku ke bawah sebuah hembatan, kami berdiri diatas pondasi penyangga jembatan tersebut sambil hujan yang terus mengguyur basah kami.

Begitu sampai disana, ia lantas melepaskan pergelangan tanganku yang sedari tadi ia bawa berlari sehingga membuat tubuhku juga ikut terbawa bersamanya. Ia menghembuskan nafas legahnya dan tersenyum menghadap danau yang terseberangi jembatan itu.

"Hoih, mengapa kau membawaku kemari Chen?" Tanyaku saat itu.

"Huuuuhhh ..." Chen menghembuskan nafasnya dan kemudian berbalik kearahku dan menjawab "Aku hanya ingin menunjukan tempat kesukaanku disaat musim hujan tiba, phi."

"Ini adalah salah satu tempat dari 5 tempat favoritku saat hujan." Lanjutnya dan lantas pergi duduk menggantungkan kakinya. "Aku suka saat melihat air-air itu saling bersentuhan. Saat setitik air menyentuh permukaan air yang lain, maka permukaan air itu akan terpecah belah namun dalam waktu yang singkat mereka akan kembali berkumpul menjadi satu." Ujarnya

Aku juga pergi duduk tepat di sebelahnya sambil menggantungkan kakiku seperti yang ia lakukan saat ini. Dan kemudian ia melanjutjan kembali perkataannya dengan pertanyaan, "Apa kau mengerti maksudku, phi?"

"Tidak." Jawabku.

Chen meringis menertawai hal itu dan kemudian ia berujar, "Sama seperti hatiku, phi. Berkali-kali hatiku patah tapi aku ingin menyatukannya kembali, ..." Sejenak ia menjeda perkataannya itu dan menoleh kepadaku yang saat itu aku melihat wajahnya dari samping, "... Dan aku ingin kamu yang menjadi setitik air itu." Sambungnya.

Aku memahami betul perkataannya, ia ingin aku menjadi setitik air yang memecahkan permukaan air itu supaya aku bisa menjadi satu kesatuan dari permukaan itu, lebih tepatnya ia menginginkan aku untuk menjadi miliknya.

"Aku mencintaimu, phi." Ucapnya padaku. Aku hanya bisa menatapnya saja seolah mulutku terekat oleh isolasi.

"Aku ... ingin phi Bas menjadi pacar aku." Sambungnya.
"Apa kau mau jadi pacarku, phi?" Dan pertanyaan ini lah yang membuatku terkejut sekali, dan ini membuatku semakin terbungkam tidak bisa mengatakan apapun.

Tujuanku turun ke bumi adalah untuk mencari sebuah KOIN dan setelah itu pergi, tapi aku tidak menyangka bahwa aku harus terlibat dalam kejadian seperti ini. Karena sebelumnya aku pernah terjebak di situasi yang seperti ini, namun akulah yang menyatakan perasaanku dan bukan orang lain yang mengatakannya. Dan juga selama ini aku selalu di temukan oleh seseorang, bukannya aku yang menemukan seseorang.

Atau jangan-jangan ... aku sudah menentukan takdirku sendiri saat aku menemukannya di bawah halte saat itu?

Keningnya berkerut menatap bingung melihat ekspresi wajahku yang datar dan tidak ada perubahan sama sekali untuk menunjukan kode padanya bahwa aku akan menjawab hal itu, kemudian ia memalingkan pandangannya dan menghembuskan nafas legahnya.

"Huuuuuhh"
"Kau tidak perlu menjawabnya hari ini, phi. Aku akan menunggu sampai kamu siap untuk menjawabnya." Ujar Chen yang bersikap bahwa ia bisa menahan dirinya untuk menanti jawaban dariku.

"Kamu ..." Ucapku setelah sesaat aku terdiam dan masih memandanginya dari samping. "Kamu jatuh cinta kepadaku?" Sambungku bertanya.

"Iya." Jawabnya yang masih menghadap kedepan.

KOINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang