🥀01

9.7K 1.1K 153
                                    

I'm back! ZDA versi revisi ini ada beberapa yg di ubah yaaaa.




Kinanti Hwang.

"Akh!"

Gue hampir aja mencelupkan tangan gue ke wajan, akibat kaget karena sebuah pelukan yang tiba-tiba gue dapatkan di perut.

"Lagi ngapain hm?" Gue merinding mendengar bisikan lembut di telinga gue.

Ternyata Eunsang.

"Gak liat nih gue lagi masak??" Tanya gue sarkas.

Gue menggeliat gak nyaman saat Eunsang semakin mengencangkan pelukannya di perut gue.

Udah datengnya tiba-tiba terus peluk juga tiba-tiba lagi. Ngagetin banget.

"Nggak hehe."

Mendengar jawabannya, membuat gue memutar bola mata malas.

Lagian, tumben banget Eunsang sore-sore kesini, pasti ada sesuatu nih kalo begini juga.

Yaaa, dekat dengan Eunsang selama beberapa saat. Membuat gue terbiasa akan kehadiran Eunsang yang selalu mendatangi gue hanya ketika dia lagi butuh.

Gue mematikan kompor setelah masakan gue selesai, lalu berbalik menghadap Eunsang, "ada apa?" Tanya gue lembut.

Eunsang mengernyit kan alisnya mendengar pertanyaan gue.

"Apa?" Tanya nya balik, membuat gue memutar bola mata.

"Lo kenapa? Tumben sore-sore kesini."

Eunsang melepaskan pelukannya, balik memunggungi gue lalu berjalan kearah mini bar, yang mana itu di ikuti oleh gue.

"Pusing," keluhnya.

"Pusing kenapa?"

"Bokap nyuruh gue kuliah di Aussie setelah lulus."

"Terus, masalahnya dimana?" Tanya gue heran.

"Masalahnya, gue pengen kuliah di sini." lirihnya, "gue- gue gak mau makin jauh sama Herin."

Gue menatap wajah Eunsang sendu, bahkan setelah hampir dua tahun lamanya Eunsang masih belum juga ngelupain Herin.

Apa sesusah itu? Padahal Herin aja udah punya pacar baru.

Gue membawa Eunsang kedalam pelukan, menepuk pelan pundaknya guna menenangkan perasaannya.

Cowok itu balas memeluk gue dengan erat, "gue juga gamau jauh dari lo."

Gue tersenyum mendengar penuturan Eunsang.

"Kalo kita jauh, nanti siapa yang mau dengerin curhatan gue."

Sialan!

"Lo dateng ke gue kan emang kalo lagi ada butuhnya doang ya!" sarkas gue ke Eunsang.

Eunsang melepas pelukannya lalu menatap gue, kemudian kedua tangannya menangkup pipi gue.

"Ututuuu, ngambek nih?" Tanyanya.

Sedangkan gue hanya menatap datar Eunsang tanpa menjawabnya.

"Jangan ngambek doong. Serem tau, kaya nenek lampir-aaawww, sakit!" Pekik Eunsang pas gue nyubit kenceng perutnya.

Rasaiiinn.

Gue menjulurkan lidah, mengejek pada Eunsang.

Kemudian beberapa saat kami terdiam.

Zona De Amigos | EunsangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang