Perlahan, gue membuka mata ketika dirasa sinar matahari dengan seenaknya masuk ke kamar gue.
Ketika gue mau bangun, ada tangan yang melingkar di perut gue.
Ah iya, lupa. Semalem kan Eunsang tidur di sini.
Gue ngelirik ke Eunsang yang kayanya nyenyak banget tidurnya. Padahal, pas gue liat ini udah jam setengah 6 lewat.
"Sang... Bangun," gumam gue dengan suara serak.
Tapi, bukannya bangun, Eunsang cuma menggeliat abis itu makin erat meluk perut gue.
Gue nepuk-nepuk pipinya pelan, "Sang ih, banguun."
"Hmm,,, lima menit lagi," responnya. Bikin gue menggeram kesal.
"Yaudah lepas kek, gue mau mandi sama beli sarapan."
"Morning kiss dulu," sahut Eunsang masih dengan mata yang tertutup, tapi mukanya di deketin ke gue.
Gue memutar bola mata gue, bukannya nurutin malah gue pukul bibirnya.
"Anjerr!" pekik Eunsang.
"Banyak mau ya anda, udah cepet lepas. Gue mau mandi nih," kata gue galak, mau gak mau Eunsang pun ngelepas pelukannya.
Gue pun langsung ngibrit ke kamar mandi setelah itu.
🥀
"Pagi dek Kinan," sapa mas Seungyoun pas banget ketika gue buka pintu.
Ternyata, dia juga baru keluar dari apartemennya, mas Seungyoun ini pemilik apartemen di sebelah gue.
"Pagi mas," balas gue dengan senyum.
"Mau sekolah dek? Masih pagi banget loh ini," ucap mas Seungyoun yang ngeliat gue keluar pake seragam.
"Eh, engga mas... Mau beli sarapan tuh di bawah, berangkatnya mah entar atuh, siangan," jelas gue.
"Oohh, kirain saya mau berangkat sekarang hehe," balasnya sambil nyengir.
Duh ilah, ganteng banget sih mas-mas satu ini:'))))
"Nggak mas, mas Seungyoun sendiri udah mau berangkat kerja?" Tanya gue, yang diangguki mas Seungyoun.
"Iya nih dek, ada meeting soalnya."
Dan gue hanya ber'oh ria.
Terus gue sama mas Seungyoun pun masuk ke dalam lift.
Sebenernya ini emang masih pagi sih, masih setengah 7 kurang. Sedangkan sekolah gue masuknya jam 7 lewat 15 menit.
"Ayo dek," ajak mas Seungyoun pas kita udah sampe di lantai satu.
Gue mengangguk terus ikut keluar.
Baru beberapa langkah gue jalan, langkah gue dibuat berenti ketika ngeliat Herin jalan sambil nangis di depan gue.
Gue pun dengan setengah berlari nyamperin sahabat gue itu.
"Herin!" Panggil gue.
Herin ngangkat kepalanya, terus meluk gue erat pas gue udah di depannya.
"Heh, kenapa nangis?" Tanya gue lembut, gue bisa ngerasain pundak Herin bergetar. Gue mengusap punggungnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona De Amigos | Eunsang
RandomApa yang bakal lo lakuin ketika lo menyadari kalo lo suka sama mantannya sahabat sendiri? Berusaha ngehapus perasaan itu atau bertahan meskipun seringnya tersakiti? Putrisl; July 29, 2019