Gue menatap Eunsang yang tampak kaget, begitu pun gue dan Justin.
"Ah sorry ganggu, gue cuma mau ambil hp," kata Eunsang yang lalu mendekati meja dimana hp nya ketinggalan.
Sementara gue cuma bisa diem sambil merhatiin Eunsang.
Gue terlalu shock.
Sampe gak tau harus bereaksi apa.
Ketika Eunsang mau keluar dari apartemen gue, Justin malah nyeletuk.
"Gapapa, gue juga mau pulang kok. Urusan gue udah selesai, lo bisa tetep di sini." Justin berucap ke Eunsang.
Membuat Eunsang ngernyitin dahinya bingung.
"Kinan, aku pulang dulu ya. Makasih atas waktunya, dan juga makasih udah mau denger penjelasan aku," ujar Justin yang memelan diakhir.
Gue mengangguk kaku dan tersenyum tipis ke Justin, diam-diam mata gue melirik Eunsang yang tampak merhatiin kita dalam diam.
"Hati-hati," ucap gue pada Justin yang udah berdiri di ambang pintu.
Justin ngangguk terus senyum tipis, "Selamat tinggal Kinan."
Justin....
Gue membalas senyuman Justin dengan senyum tipis yang lemah, "Selamat tinggal...." balas gue.
Mencoba menahan airmata agar nggak jatuh.
Tangan Justin terangkat untuk mengelus pipi gue pelan, "jangan nangis, aku nggak janji, tapi aku bakal balik lagi kok. Nggak tau kapan."
"Aku bakal nunggu, selalu." Ucap gue.
Dengan begitu, setetes airmata berhasil jatuh dari pipi gue.
Biar gimanapun, Justin adalah orang yang berharga di hidup gue. Kehilangan dia adalah salah satu kesedihan terbesar bagi gue. Terlebih, rasa bersalah ini kian membesar karena nggak bisa membalas perasaan dia.
Justin mengangguk, "Aku pamit, Dadah Kinan."
"Dah Justin."
Dan dengan itu, Justin pun berbalik sehingga gue hanya bisa natap punggungnya yang perlahan menjauh.
Gue menatap sendu punggung Justin yang terus berjalan menjauh, hingga akhirnya, hilang di belokan.
Terima kasih, untuk semuanya.
"Udah ngedramanya?"
Tatapan gue beralih ke Eunsang yang bersender pada kusen pintu.
"Eunsang, gue bisa jelasin."
"Jelasin apa?"
"Tadi..... Gue sama Justin—"
Ucapan gue terhenti ketika tiba-tiba Eunsang malah ketawa.
"Gak ada yang perlu dijelasin nan, kita kan bukan apa-apa, cuma temen. Jadi, buat apa ngejelasin? hubungan kita bahkan gak sejauh itu buat saling ngejelasin siapa dia atau apapun dia. Lo bebas sama cowok mana pun, begitu juga gue."
Gue tertohok mendengar jawaban Eunsang.
Bener.
Seharusnya dari awal gue gak perlu merasa gak enak
Toh kita kan emang bukan apa-apa.
Ah, lebih tepatnya Eunsang nganggap gue bukan apa-apa.
Cuma temen.
Gue menahan air mata gue yang udah berada di pelupuk, "Bener, kita emang bukan apa-apa. Gak seharusnya gue merasa gak enak ke lo."
Gue melihat Eunsang ngangguk-ngangguk membenarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zona De Amigos | Eunsang
RandomApa yang bakal lo lakuin ketika lo menyadari kalo lo suka sama mantannya sahabat sendiri? Berusaha ngehapus perasaan itu atau bertahan meskipun seringnya tersakiti? Putrisl; July 29, 2019