57.

1.1K 143 22
                                    

°[No Longer]

Recomended
No longer - NCT 127

Junhyuk sudah mundur perlahan dari kehidupan Yeonji, karena Junhyuk tau kalau Yeonji bukan milik dia.

Yeonji tetap milik Junho bagaimanapun caranya, dan bagaimanapun takdirnya.

Karena itu, Junhyuk mulai pergi dari zona nyamannya.

"papi, mau perlgi kemana? Kok gak ajak Uno sama mama?" tanya Yeonho polos seraya menarik ujung celana yang dikenakan oleh Junhyuk.

Mereka sedang ada di bandara, Junhyuk ada pekerjaan di Incheon. Bisnis keju milik ayahnya akhir akhir ini maju atas kinerja seorang Bang Junhyuk.

"Yeonji, gue gak tau kapan gue balik ke Swiss.. Tapi pastiin lu bahagia buat Yeonho dan diri lu sendiri, oke?"

Deg..

Debaran jantung Yeonji semakin kuat, seperti ada sesuatu yang tidak beres siap menimpanya hari ini.

"Ji.. Lu nggak apa-apakan?" tanya Junhyuk memegang pundak Yeonji, wanita itu menatap Junhyuk seakan khawatir dengan kepergian Junhyuk.

"gue takut.. Gue takut kehilangan lu, lu pasti balik kan?"

Junhyuk masih memegang pundak Yeonji, pemuda itu menunduk wajahnya memerah hingga ke telinga. Pundaknya bergetar, membuat Yeonji terkehnyit menatap teman kecilnya itu.

Junhyuk mengangkat kepalanya, matanya sedikit sembab. "ini," Junhyuk mengeluarkan sesuatu di sakunya, sebuah tempat kalung mewah. "gue gak tau kapan.. Tapi, gue janji gue balik sama lu. Ini tanda janji gue" kata Junhyuk memakaikan kalung sederhana ke leher jenjang milik Yeonji.

"dan ini" Junhyuk memberikannya sebuah buku cukup tebal, "isinya.. Tentang alasan gue bisa bertahan di Swiss sampai saat ini, dari saat gue dan Nayoung datang ke Korea sampai saat ini"

Grab..

Yeonji memeluk tubuh Junhyuk, dirinya menangis di pelukan Junhyuk seakan Junhyuk akan meninggalkannya selamanya.

"mama.. Mama jangan nangis" kata Yeonho ikut memeluk kaki ibunya.

Pelukan itu merenggang, Junhyuk menyamakan tingginya dengan Yeonho. "Yeonho.. Nanti buat mama bahagia ya? Kan Yeonho mau jadi iron man"

Anak berusia 5 tahun itu mengangguk, lalu memberi hi-5 kepada Junhyuk. "janji sama papi ya?"

Yeonho mengangguk, "papi nanti temuin mama ya? Nanti kita main game center bareng"

Junhyuk terkekeh, lalu mengacak rambut Yeonho. Pemuda itu berdiri menatap kembali Yeonji, Junhyuk mengecup pucuk kepala Yeonji.

"jaga Yeonho, bahagia buat gue" pesan Junhyuk.

"gue take off dulu ya?"

Yeonji mengangguk, lalu menggandeng Yeonho menatap kepergian Junhyuk yang kian menjauh.

"mama, nanti kita kemana? Lumah om baik?"

Yeonji baru ingat, Junho ingin berkunjung ke rumah ingin bermain dengan Yeonho.

"pulang, daddy mau kerumah"

"ooh, oh iya! Uno lupa kalau Om baik daddy nya Uno"

Beruntung atas bantuan Mingyu, Junhyuk, dan Yohan mereka bisa memberitau dengan baik kalau Junho adalah ayah kandung Yeonho.

Dan Yeonji tau, itu sangan menyakitkan bagi Junhyuk.

Yeonji dan Yeonho mulai melangkah ke arah parkiran, hendak pulang ke rumah.

***

Insang ikan priki priki

Tolong pastiin buat Yeonji bahagia.

Gue gak mau ngeliat dia nangis lagi

Gue mohon

|emang lu gak bakal balik?
|tugas lu di Incheon gak selama itu kan?
|gue bakal pastiin Yeonji bakal bahagia
persis seperti yang lu mau.

Makasih Sang.

Junhyuk melangkah masuk ke pesawat, dirinya tersenyum tiada henti. Junhyuk tidak mengerti dengan perasaannya, dia juga tidak tau apa suratnya di baca oleh Yeonji atau terobek oleh Yeonho, mungkin di gambar monster oleh Yeonho.

Melihat Yeonji tersenyum tulus, mendengar wanita cengeng itu terisak layaknya anak SD yang ingin di belikan permen, mendengar celotehan Yeonho, rengekan Yeonho, atau bahkan gambar iron man abstrak yang Yeonho buat.

Well, Junhyuk akan merindukan itu semua.

Berharap bukunya dilihat oleh Yeonji untuk terakhir kalinya, seharusnya dia tidak menyembunyikan kebohongan ini.

Kalau sebenarnya dia bukan pergi ke Incheon.

Tetapi, pergi ke Singapura untuk mengobati gagal ginjalnya yang hampir—sudah Akut.

Junhyuk meletakkan tas ranselnya ke temoat menaruh tas di dekat tempat duduknya. Pemuda itu memandang kearah depan jendela.

"i will miss you, Yeonji—ah" gumam Junhyuk lalu tersenyum tipis melihat matahari yang mulai enggan bercahaya lagi.
















Ululu... Aku genepin deh chapternya :)
Junhyuk nya aku buat kayak gini gapapa kan? Seruin gitu dikit.

Wkwkwk.

Tinggalkan jejak chingu..

Hug ° Cha JunhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang