Chapter sebelumnya (mingyu) itu, sebenernya bukan kalian doank yang nangis.. author juga. Ehehehe.
°[New Happy Family]
Setelah hampir 2 minggu Yeonji menginap dengan Nayoung. Yeonji memutuskan untuk tinggal di rumah Junhyuk, beruntung ada orang baik disisinya.
Sekarang Yeonji dan Junhyuk sedang menonton televisi bersama, mereka menonton cartoon zaman mereka SD atau bahkan SMP dulu. Adventure time namanya.
"Sumpah ih finn ganteng banget ya Tuhan... Yeonho nanti kamu jadi Finn ya?" Tanya Yeonji sambil mencubit gemas pipi anaknya itu.
Sebelumnya ada sesuatu yang kalian tidak tau dari mereka berdua. Yeonji memutuskan untuk menjadi tunangan Junhyuk seminggu yang lalu, acara pertunangan mereka diselenggarakan di Swiss. Para tamu hanya Mingyu, Nayoung, keluarga Junhyuk, keluarga Yeonjo, kolega kolega Junhyuk, dan teman kantor Yeonji.
Yeonho kadang mereka titipkan ke rumah Nayoung dan Mingyu, dengan alasan berlatih mengurus bayi sebelum mereka menikah beberapa bulan lagi.
"Anak papa.. udah bangun ya?... mbul banget sih" kata Junhyuk yang disebelah Yeonji, sedangkan Yeonji terkekeh dengan tingkah Junhyuk.
"Kayak Lee Jinwoo sama Lee Woojin kolega lu ya?" Goda Yeonji.
"Dih, ogah ya Yeonho mirip sama mereka." Seru Junhyuk tidak terima.
"Gue udah nabung buat sewa apartement nanti" kata Yeonji tiba tiba.
"Oh ya?"
"Iya"
"Nanti gue bantuin penyewaan mobilnya dan lain lain"
"Ngapain? Angkutin peralatan rumah lu?"
"Oh iyaya"
Keduanya lanjut menonton film lagi, rumah Junhyuk yang dulunya sepi kini berwarna dengan suara tawa.
***
Junho menatap apartementnya sendu, dua minggu udah kayak kehilangan 10000 orang tersayang dihidupnya. Jangan salah dia jadi lebih posesif ke Yeji yang akhir akhir ini sulit dihubungi dengan alasan cafè yang dia kelola akhir akhir ini ramai.
Semarah apapun Junho ke istrinya, salah. Mantan istrinya. Dia sama sekali tidak membuang fasilitas dikamar Yeonji sejak 1 bulan mereka menikah.
Junho ke kamar tersebut, duduk disisi kamar milik Yeonji dahulu. Seprai biru dengan selimut violet masih tertata rapih disitu. Kadang Yeji sering menginap dan memakai kamar ini, sehingga Junho harus menutup nutupi barang milik Yeonji.
Junho memberanikan diri membuka lemari, matanya tertuju pada gaun putih panjang. Gaun pernikahannya dulu, biarkan hari ketujuh ini dia bernostalgia di apartement nya yang sepi.
"Ji, kita temenan lagi boleh? Gue gak minta buat lu balik ke gue, gue cuman perlu temen biar gue punya tempat buat curhat kayak waktu itu lu disini. Maaf kalau gue cuman anggap lu teman selama ini" gumam Junho pelan menatap gaun di depannya.
Satu lagi, Junho sudah lepas tangan dari perusahaan milik keluarga Choi. Walaupun Vernon sama sekali gak masalah, karena semenjak Junho yang urus walaupun sedikit pemasukan di perusahaan meningkat. Dan Junho mulai kembali kuliah.
Sekarang perusahaan Choi diurus oleh Dokyeom mantan kakak iparnya yang baik.
"Haelah, sok paling sengsara banget lu. Dari kemarin kemana aja?" Tanya Eunsang teman kuliahnya.
Eunsang menatap seluruh sudut kamar tersebut. "Choi Yeonji? Gue denger sih dia udah tunangan sama arsitek muda di Swiss" kata Eunsang, dia tau semuanya karena Junho sering bertukar cerita.
"Lagian kalau gak mau kesepian telepon Yeji lha, ajak keluar kek. Siapa coba yang gak mau sama Direktur muda kayak lu" cibir Eunsang
"Bacot"
"Yaudah sih, gak usah ngegas"
Junho berdiri, membersihkan celana hitamnya yang sedikit ada debu. "Mau minum apa? Es?" Tanya Junho sambil melewati Eunsang.
"Gue temen SMP Yeonji, walaupun gue gak deket. Boleh gak gue ngehalalin segala cara buat ngedapetin dia? Tapi gue gak mau anaknya" kata Eunsang tanpa dosa.
Arah mereka bertolak belakang.
Junho mengepalkan tangannya kuat, apa ini disebut marah tetapi tidak punya hak?
Maaf ya Eunsang aku menistakan anda, ehehehe...
Gapapa pinjem Eunsangnya ya?Follow follow ig yuk..
Follow ig aku
_naomi_vencell nanti minta follback aja dikomen. Ehehehe...
Banyak sidernya :(Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
Hug ° Cha Junho
RandomPilihin donk buat Yeonji, Minhee si Mantan rasa sahabat Mingyu si sahabat rasa pacar atau Junho si Suami rasa musuh 'Aku terjebak didalam dunia yang sepi, aku tidak ingin sendirian. Itu membuat ku tidak bisa bernafas seolah aku lupa bagaimana caran...