Arsen sudah kembali ke kelas. Kini, mereka semua sedang menatap murid baru yang akan memperkenalkan diri di depan kelas sebelum mencari tempat duduk kosong.
"Nama saya, Verdo Kadilon Bhaskara. Dari SMP Merah Putih." ucapnya sambil menunduk.
Lagi-lagi kelas ini kedatangan cogan. Kelas ini memang diberkati. Sampai-sampai 4 murid perempuan di kelas itu tidak melepaskan pandangannya dari Verdo.
"Okay, silahkan cari tempat duduk kosong." perintah Bu Dewi. Wanita itu tersenyum hangat saat bicara dengan Verdo. Berbeda sekali saat ia bicara dengan Rascal. Wanita itu lebih tampak takut daripada senang seperti saat ini.
"Verdo, duduk sama saya." ucap Arsen.
Seisi kelas langsung menatap kearahnya. Arsen memang duduk sendirian. Ia duduk di tepi sedangkan bangku sebelahnya yang terletak persis di samping jendela itu selalu kosong.
Verdo masih mematung di pijakannya.
Arsen menatap Verdo dengan satu alis yang terangkat, "Cepet!"
Verdo sedikit tersentak kaget, kemudian ia melangkah cepat menghampiri Arsen. Arsen menempatkan murid baru itu untuk duduk dibagian pojok. Arsen tak akan berpindah dari satu bangku ke bangku lainnya.
Ganang, Gazza, Bagas, Adit, Aldo, dan Micho hanya menatap Arsen. Sebenarnya, apa sih yang Arsen pikirkan? Diantara mereka semua yang tampak seperti preman jalanan, kenapa harus ada satu orang yang rapih layaknya karyawan kantoran?
Ganang mencolek punggung Arsen dari belakang. Arsen berdecak kesal kemudian membalikkan tubuhnya, "Paan sih?" ia kesal.
Ganang melirik Verdo yang sedang fokus mencatat sesuatu yang ditulis di depan papan tulis itu. Kemudian ia kembali menatap Arsen, "Kenapa?" tanyanya, to the point.
Arsen melirik sekilas ke arah Verdo. "Siapapun yang duduk sama gua, bakal jadi salah satu diantara kita. Lu tau itu, kan?"
Ganang dan Gazza mengangguk-angguk. "Okay maksud gue tuh. Kenapa lu harus ngajak orang yang kayak gitu?" bisik Ganang, ia menunjuk Verdo dengan dagunya.
"Rascal itu alasan kenapa kita kayak gini kan? Kalau lo ngajak satu orang yang keliatan kayak Harry Potter gitu, Rascal gimana?" bisik Gazza, membela Ganang.
"Buka grup." ucap Arsen, ia kembali berbalik dan menghadap depan kemudian ia mengelurkan ponselnya dibawah meja.
- RASCAL
Gazza :
Gimana gimana?Aldo :
Ada apaan neh?
Ganang :
Ayo bahasArsen :
Ayo tadi mau nanya apaan?Bagas :
Si anu siapa?Adit :
Harry PotterMicho :
Goblok, ngakak anjir :vGanang :
Lubang (Lucu Banget)Arsen :
....
Krik goblokAldo :
Serius mau ngajak si Harry Potter?Arsen telah mengubah subjek dari "RASCAL" menjadi "BTBH (Born To Be Handsome)"
Aldo :
Lah lahAdit :
Apaan neh?Micho :
Kok alay sih, Sen?Arsen menoleh kebelakang. 6 temannya itu menatapnya dengan tatapan bingung. "Gitu aja dulu. Revisinya nanti, belakangan."
6 orang itu menghela nafas kecewa.
"Santuy guys. Tuhan sayang hambanya yang santuy." ucap Ganang, ia menepuk-nepuk dadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSEN (END)
Teen FictionKalau kata orang, cinta itu bagian dari hidup. Tapi, tidak bagi Arsen. Arsen Raditya Arkharega, hanya seorang siswa SMK biasa yang menjadi pujaan hati para wanita karena parasnya yang diatas standar. Ia benci dibilang tampan. Karena baginya, itu ha...