7 Laki-laki tampan itu duduk bersamaan dibangku counter bar. Mereka mendengar musik, merokok dan minum-minum bersama.
Tapi tak ada yang tau apa yang terjadi dengan Arsen. Laki-laki itu tampak berbeda, malam ini dia terus-terusan minum tanpa henti.
Teman-temannya pun tak bisa membedakan antara ia masih sadar atau sudah mabuk.
"Hey Robin, 1 vodka."
6 laki-laki itu menoleh kearah asal suara seorang gadis yang baru saja memesan vodka itu, kecuali Arsen.
Gadis itu menoleh kemudian tersenyum lebar, "Hey, ga nyangka ketemu lagi kan, hm?"
Aldo langsung menggelengkan kepalanya, tidak menyangka. Ia ingat, gadis itu adalah gadis yang mengganggu Arsen waktu itu, Visya.
"Temen lo kenapa nih?" tanya gadis itu, dia menunjuk kearah Arsen.
"Mabok." sahut Adit, singkat dan cuek.
Visya mengangguk-angguk paham kemudian meraih botol Vodka yang bartender itu berikan. Ia meminumnya hingga tersisa setengah botol. 6 Laki-laki itu diam, karena mereka tidak mengenal Visya.
Terlebih lagi waktu itu, Arsen tampak sangat tidak menyukai gadis itu.
Visya mengusap puncak kepala Arsen, laki-laki itu sedang menenggelamkan wajahnya pada lekukan tangannya diatas meja bar itu.
"Hey? Kenapa lo? Gue duduk disebelah lo nih, lo gamau ngomel-ngomel lagi kayak waktu itu?" gadis itu tersenyum jahil.
Arsen menepis tangan gadis itu kemudian meracau tidak jelas.
"Hey, lo kenapa? Mau cerita?" tanya gadis itu dengan nada serius ketika melihat tangan Arsen mulai basah, sepertinya Arsen menangis.
"Kenapa dia?" tanya Ganang.
Visya menoleh sekilas dengan wajah khawatir, "Lo semua bisa pergi dulu ga? Dia ga bakal mau cerita kalau rame begini deh kayaknya."
"Kenapa kita harus nurut sama lo?" Gazza mengangkat sebelah alisnya sambil menatap Visya.
Gadis itu meringis kesal, "Ga usah jauh-jauh deh. Lo berdua kemana kek, ketempat dimana lo semua bisa mantau gue sama dia. Lagian, gue ga bakal nelen temen lo."
6 orang itu hanya saling menatap kemudian menatap Visya dengan tatapan yang menyeramkan sebelum akhirnya mereka pergi meninggalkan Visya dan Arsen berdua.
Visya menyentuh tangan Arsen dengan lembut, "Hey, mau cerita?"
Arsen menggelengkan kepalanya, masih dalam keadaan setengah sadar karena dibawah pengaruh alkohol.
"Tentang cewek?"
Arsen diam, tidak menjawab apapun atau sekedar menganggukkan kepalanya.
"Sini cerita sama gue. Siapa tau gue bisa bantu."
Gadis itu menggenggam tangan Arsen, kemudian mengusapnya dengan lembut. Tangan laki-laki itu dingin dan sedikit basah karena air matanya sendiri.
"Hey, ayo cerita." ia mengusap puncak kepala laki-laki itu dengan lembut.
Dan saat itu, Arsen hanya bercerita sedikit tentang hal yang dia lakukan dan hal yang terjadi padanya. Entah mengapa ia menceritakan hal itu pada orang asing.
Visya hanya mengelus punggung Arsen sepanjang laki-laki itu bercerita. Sebenarnya Visya agak sedikit tidak menyangka, Arsen yang wajahnya dan fisiknya diatas rata-rata masih saja ada yang menduakannya.
Apa gadis itu kurang bersyukur? Visya tidak tau. Ia mengusap puncak kepala Arsen dengan lembut. Laki-laki itu sudah berhenti menangis sejak daritadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSEN (END)
Teen FictionKalau kata orang, cinta itu bagian dari hidup. Tapi, tidak bagi Arsen. Arsen Raditya Arkharega, hanya seorang siswa SMK biasa yang menjadi pujaan hati para wanita karena parasnya yang diatas standar. Ia benci dibilang tampan. Karena baginya, itu ha...