31 - Jatuh, dan sakit

5.4K 418 6
                                    

Arsen menatap ponselnya lagi saat benda itu bergetar hebat dan menunjukkan notif chat dari Verdo.

Verdo
Hei
Rega
Aku
Jadian sama Khaliza
Sesuai saran kamu
Hehe

Me
Baguslah
Selamat:)

Ia bangkit dari kasurnya, hari ini hari senin tapi entah mengapa ia malas sekolah. Laki-laki itu melangkah keluar dari kamarnya, ia menatap Razel yang tampak sedang menonton televisi diruang tengah.

Arsen menghampiri pria itu, pria itu langsung mematikan TV nya saat ia mendapati Arsen yang melangkah menghampirinya.

"Kenapa kecapean gitu? Kamu ga tidur? Baru jam 4 pagi loh, Rega." ucap pria itu, khawatir.

Arsen duduk disebelah Razel kemudian menggelengkan kepalanya dengan lesu. Laki-laki itu menatap Razel dan seketika matanya berkaca-kaca.

Ia memeluk Razel dengan erat, Razel hanya terpaku, terkejut. Namun beberapa saat kemudian, ia membalas pelukan putranya itu.

"Kamu kenapa nangis?" tanya pria itu, ia mengelus-elus kepala Arsen.

Laki-laki itu menangis didalam pelukan Razel. Ia melepaskan pelukannya kemudian mendongak dan menatap wajah Razel, "Papa, Rega ga pantes bahagia ya? Kayaknya, Tuhan selalu ngerenggut kebahagiaan Rega dari Rega."

Razel menghapus air matanya putranya itu kemudian tersenyum hangat, "Kenapa? Cerita sama papa yang jelas, jangan setengah-setengah."

Arsen menceritakan segalanya pada Razel. Pria itu hanya diam, mendengar cerita Arsen kemudian ia tersenyum lagi. "Wajar kamu nangis. Kamu udah menjadi terlalu kuat buat waktu yang lama. Jadi hal kayak gitupun, bisa bikin kamu nangis. Wajar, Rega."

"Aku nahan ini udah dari lama... Papa, akhirnya semua orang bakal pergi ninggalin Rega, kan?"

"Kamu sayang Lova, kan?"

Arsen mengangguk-angguk.

"Coba bicarain dulu baik-baik sama dia. Temuin jalan keluar dari masalah kalian. Kalian kan baru pacaran jadi ga akan berakhir kayak papa sama mama."

Arsen terdiam, ia menatap wajah Razel. Sekarang, ia merasakan apa yang Razel rasakan. Rasanya sakit. Tapi Razel pernah bilang "Mengalahlah jika itu bisa membahagiakan orang yang kamu sayang. Kalau kamu sayang dia, kamu pasti juga bakal senang kalau liat dia senang."

Arsen akan melakukan itu, sama seperti ayahnya. Dan ia harap, ia tidak akan bernasib seperti ayahnya dan Carmilla.

Ia tidak ingin menjadi Razel yang kedua, dan Lova menjadi Carmilla yang kedua.

"Kalau kamu masih sayang, buat dia ngerti. Kalau kamu udah benar-benar kecewa, tinggalin dia. Kalian masih punya jalan masing-masing." Razel tersenyum.

Arsen hanya diam sambil menatap wajah Razel. Ia tau apa yang harus ia lakukan.

~~~

Laki-laki itu duduk diatas kasurnya sambil menatap layar ponselnya. Ia ragu antara membicarakan hal itu dengan Lova, atau diam seolah ia tidak tau apa-apa.

Me
Sayang
*Send Picture
*Send Picture

Arsen mengirim foto tangkapan layar pembicaraan antara Lova dan Khaliza. Dengan cepat, centang 2 abu-abu itu berubah menjadi centang 2 biru.

Lova
Hm

Me
Itu apa?
Kenapa?

Lova
Maafin aku
Jangan marah

ARSEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang