34 - Kejutan

4.7K 396 8
                                    

Sejak bertemu dengan adik kelas misterius itu, perasaan Arsen tidak nyaman seperti ada yang mengganjal. Tapi setiap kali ia memeriksa semua barang-barangnya, tidak ada yang hilang.

Pagi ini, ia melangkah masuk kedalam area sekolahnya dengan perasaan yang aneh. Hampir setiap murid disekolah itu yang melewati dirinya, pasti akan menatap dirinya dengan tatapan yang aneh.

"Kenapa sih..?" gerutu laki-laki itu, kesal.

Langkahnya tiba-tiba terhenti setelah ia melihat foto seseorang yang tidak asing baginya sedang tertempel dimading. Ia menoleh, menyingkirkan seluruh murid yang menutupi pandangannya kemudian menatap mading itu.

Matanya terbelalak saat menatap semua kertas-kertas yang tertempel dimading. Ada foto Lova dimana-mana beserta screenshoot chattan antara Arsen dan Lova tentang perkelahian mereka kemarin saat Lova berjalan dengan laki-laki lain itu.

Laki-laki itu melepaskan foto Lova dari mading itu dengan kasar. Dan bertepatan, saat itu Ganang, Gazza, Adit, Bagas, Aldo, dan Micho berlari menuju kearah mading itu namun langkah mereka berhenti secara bersamaan saat melihat Arsen sudah ada disana.

"Sialan, telat 1 menit." Ganang mengerang kesal.

6 orang laki-laki itu diam saat Arsen mulai menatap kearahnya. "Siapa?"

"Ini Arsen? Dia diselingkuhin? Omg, kasian banget.."

"Cowo kayak dia, masih ada yang selingkuhin? Ih gatau diri."

Ocehan murid-murid yang menatap mading itu menghunus diri Arsen secara terang-terangan. Arsen diam, ia menatap foto Lova ditangannya.

"Dengerin gua, Reg." Ganang menarik tangan Arsen dan menyeret laki-laki itu ke sisi ruangan itu. "Kita gatau ini kelakuan siapa. Yang kita tau, orang ini nempelin semua ini diseluruh mading sekolahan. Dari lantai 3 sampai lantai 1. Termasuk mading pengumuman osis, mading kaca, mading kepala sekolah, mading diperpustakaan, dan mading pengumuman didepan loket SPP."

Arsen mengepalkan tangannya hingga foto Lova ditangannya mulai hancur.

"Kita udah bersihin semuanya dan mading terakhir adalah mading yang itu. Pas kita mau beresin, lu udah keburu dateng." timpal Gazza.

Arsen hendak pergi namun ke 6 laki-laki itu berusaha mencegahnya. Ia tau apa yang Arsen akan lakukan. Laki-laki itu sedang dikuasai rasa emosinya sendiri.

"Reg, kita udah berusaha bersihin ini biar ga banyak orang yang liat. Lu harus sabar, kalau sikap lu bar-bar kayak gini. Gimana lu mau nemuin siapa yang ngelakuin semua ini?" tanya Micho, ia berusaha mencegah Arsen.

Ganang dan Gazza mengambil tindakan sendiri, 2 orang itu pergi ke mading yang tadi dan merobek semua hal yang tertempel disana hingga tak tersisa. Murid-murid yang lainnya hanya bisa bersorak kecewa karena mereka belum selesai membaca.

Namun semuanya terlambat. Gosip itu sudah menyebar dengan cepat. Tentang Arsen, yang bernasib sangat sial itu.

Ganang dan Gazza kembali pada Arsen dengan semua kertas sampah itu ditangan mereka. "Udah kan? Tenang, okay?"

Nafas Arsen memburu, teman-temannya bisa mendengar semua itu. Tiba-tiba Arsen berlari menaiki tangga dengan cepat dan entah menghilang kemana.

Bagas, Ganang, Gazza, Aldo, Micho dan Adit tidak bisa menemukan laki-laki itu.

"Gimana nih? Gua bisa liat api dari dia walaupun apinya transparan." gerutu Bagas, ia berdecak kesal.

Ganang mengusap wajahnya dengan kasar kemudian menatap ke 5 teman-temannya itu, "Mungkin Verdo bisa nenangin Rega."

ARSEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang