29 - Coklat untuk Verdo

5.6K 438 4
                                    

Hari ini Arsen tidak terlambat karena Razel semalam menginap dirumahnya, jadi Razel menyuruhnya untuk berangkat lebih pagi hari ini. Padahal belum jam 6, kenapa ia sudah harus berangkat?

Laki-laki itu mendesah lelah disetiap langkahnya. Pagi ini, bahkan satu tikuspun tak terlihat disepanjang koridor.

"Rega?!"

Arsen berbalik dengan cepat saat mendengar suara Verdo yang sedang memanggilnya. "Verdo, hey! Gua kira gua sendirian di neraka yang dingin ini, ternyata ada lu juga." ucapnya, dramatis.

Verdo berlari mendekatinya, "Apa sih kamu lebay!"

Verdo dan Arsen kembali melanjutkan langkah mereka, mereka berjalan beriringan melewati beberapa kelas yang ternyata sudah diisi beberapa murid yang memang rajin datang pagi.

"Tumben dateng pagi, ada apa?" tanya Verdo, memulai percakapan.

"Bokap gua lagi ada dirumah. Jadi, gua ga dibolehin telat sama dia. Nyebelin banget!" Arsen meregangkan tubuhnya kemudian mendengus kesal.

Mereka berdua tertawa namun tawanya berhenti saat seorang gadis berdiri tepat dihadapan keduanya.

Arsen mengangkat sebelah alisnya, "Sejak kapan koridor sekolah punya pembatas jalanan? Kecil banget lagi."

Verdo memukul laki-laki itu dengan pelan, "Jangan gitu, Reg." ia tertawa pelan.

"Kamu ngapain berdiri ditengah jalan?" tanya Verdo pada gadis itu.

Gadis itu menunduk kemudian menyodorkan sebatang coklat silverking pada Verdo. "Ini buat kak Verdo."

Arsen mengulum senyumannya kemudian menepi, menatap kedua orang itu.

Verdo menerima coklat itu dengan senang hati kemudian ikut tersenyum saat gadis kecil itu tersenyum senang.

"Makasih kak Verdo. Seenggaknya, kakak ga sekasar yang itu tuh!" gadis itu melirik sekilas pada Arsen.

Laki-laki itu langsung menegakkan tubuhnya kemudian menatap gadis itu dengan tajam, "Siapa yang lu bilang kasar?"

Gadis itu tidak menjawab dan langsung kabur dengan cepat dari sana. Arsen hanya menghentakkan kakinya dan berdecih sebal. Ia menatap coklat ditangan Verdo, "Jadi, adek gua udah ga malu-malu lagi nih?" Arsen merangkul Verdo kemudian melanjutkan perjalanan mereka ke kelas.

Verdo hanya tertawa pelan, "Tapi sebenernya aku ga suka coklat. Ini buat kamu aja gimana?"

Arsen menggeleng pelan, "Gua juga ga suka nerima barang orang sih. Takut di apa-apain. Mending buang aja sih."

Verdo menghentikan langkahnya, begitupun juga dengan Arsen. Verdo menyodorkan coklat itu pada Arsen. Arsen yang mengerti langsung meraih coklat itu kemudian membuangnya ke tempat sampah.

~~~

Rasanya Arsen sudah lama duduk ditempat duduknya itu. Tapi sejak tadi jam terasa berjalan sangat lambat. Bahkan sekarang baru hampir jam 6. Apa jam itu tidak salah?

Ia menghela nafas berat kemudian ia menenggelamkan kepalanya pada lipatan tangannya diatas meja.

"Permisi.." seseorang terdengar mengetuk pintu kelas 12 TKJ 3. Tapi Arsen tidak peduli, lagipula itu bukan urusannya.

"Cowok yang duduk paling depan deket jendela, bisa keluar sebentar?"

Arsen mendongak dan menoleh kearah asal suara itu dan mendapati 2 orang gadis sedang berdiri didepan kelasnya.

Arsen kembali menenggelamkan wajahnya di meja. Tapi Verdo malah menggoyang-goyangkan lengannya, "Rega, itu kamu dipanggil!"

Arsen hanya berdehem. Kemudian terdengar suara langkah kaki yang mendekatinya, Verdo hanya diam.

ARSEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang