1.Bertemu Lagi

2.3K 72 2
                                    

Panas banget, Siang yang terik bikin Sarah pengen makan es yang banyak. Tapi dia ingat setelah itu amandelnya akan membengkak memenuhi tenghorokannya.
Sarah menolak saat Lily menawarinya es krim yang kental dan menggiurkan.

"Jangan beri dia es krim Lily, kamu sudah tahu dia tidak akan pergi kerja karena tenghgorokannya bengkak."

Leony berceloteh cuek, mulutnya mengecap-ngecap menikmati kentang goreng dan burger super besar.

Sarah hanya nyengir lalu meraih kopinya dan meneguknya dengan anggun. Lily cemberut karena dia sendiri yang akan menikmati es krimnya sendiri.

"Padahal es krimnya enak banget Sarah, nyobain dikit ga akan akan sampai lehermu meledak kan?"
Lily tetap merayu tanpa putus asa.

"Sayang, Sarah ga nggak boleh makan es krim, OK? Leony nyahut lagi. "Ok."
Lily cemberut, Sarah tertawa melihat muka Lily yang cemberut.

"Aku bukannya anti es krim kok, aku sih doyan banget, cuma akhir-akhir ini radangku suka kambuh, jadi aku harus menghindari dulu." Sarah menjelaskan.

Leony menyedot Coca Cola sampai habis, dia juga sudah menghabiskan makanannya. Sarah juga sudah selesai. Lily juga menyusul mendorong gelas es krimnya. Dan akhirnya mereka memutuskan mengakhiri makan siangnya.

"Aku harus kembali ketempat kerja, tadi Naura nelfon katanya aku akan memiliki Pelanggan baru. Lelaki yang sangat cerewet, aku belum pernah ketemu, makanya aku harus nyampe di butik dulu sebelum dia datang."

Sarah berdiri sambil merapikan roknya. Lalu meraih tasnya dan bersiap untuk pergi. Lily dan leony juga berdiri. "Aku rasa aku juga harus nyampe duluan di kantor sebelum bosku nyampe duluan." kata leony juga.

Akhirnya mereka saling berpelukan berpamitan dan berpisah menuju ke tempat kerja masing-masing.

Sarah berjalan ke arah parkiran. Sepatu yang berhak lumayan tinggi berderap di jalan sebelum akhirnya dia menaiki Mini Cooper kesayangannya dan berkendara menuju butik.

Sarah adalah seorang perancang busana. Walaupun belum popular tapi pelanggannya lumayan banyak yang minta tolong di buatkan pakaian, gaun sesuai keinginan.

Sarah terinspirasi oleh kakak iparnya Roseline, yang tidak pernah gagal berpakaian. Apapun yang kakak iparnya pakai selalu pas di tubuhnya dan mampu bikin sarah menciptakan ide dan merealisasikan.

Sarah memiliki tiga orang pegawai utama yang selalu menemani Sarah kemanapun Sarah pergi termasuk membeli kain di pasar. Tom selau cerdas mencari bahan berkualitas dengan harga yang lumayan rendah.

Naura adalah asistennya, ia selalu setia padanya dan ga jarang jadi sasaran kemarahan Sarah padahal ga jelas masalahnya.

Sarah sudah sampai di butik. Butiknya berada dalam gedung dua lantai yang di fungsikan sebagai kantor juga, jadi lebih leluasa jika bertemu dengan klien yang kebetulan sibuk. Sarah suka kantornya sebab interior dan furniture yang elegan melengkapi kantornya.

Sarah mendorong pintu kaca dan hawa dingin AC menyambutnya.
"Huh." desahnya lega.

"Sarah, untung kamu udah datang, Urs Alvennus akan nyampe di sini sepuluh menit lagi. Mati gue kalau dia nyampe tapi elu ga ada."

Naura sumringah lega melihat Sarah datang. "Siapa?" Sarah seperti perlu mendengar nama kliennya di sebut sekali lagi dengan mata terpicing.

"Urs Alvennus, klien baru kita, dia akan menikah tiga minggu lagi." Naura menjawab penuh gairah.

"Aku kayak pernah dengar nama itu." desis Sarah penasaran. Naura bengong, "ya ampun, yang bener elo Sar?" Naura nggak percaya.

Naura meraih kertas dan ballpoint siap mengekori Sarah.

"Orangnga kayak gimana?" Sarah berjalan cepat kearah ruangannya.

"Tinggi, tegap, berdagu lancip, punya lesung pipi,hidung mancung, mata yang tajam, alis yang seksi dan senyum yang menawan. Oh Tuhan dia sangat menawan." kata Naura.

"aku rasa elo akan memerlukan bahan yang lebih lebar." tambahnya.

Sarah berbalik menatap asistennya, "rambutnya gondrong keriting? " tanya Sarah.

"Enggak. "jawab Naura, "Kamu pasti?" tanya Sarah, "Pasti banget."

Sarah menatap kertas-kertas di meja. Diapun tidak pasti apakah lelaki itu pernah ada dalam pikirannya atau bukan.

BERSAMBUNG

My First Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang