Dua hari berturut-turut setelah mereka berenang, urs tidak habis membayangkan, tubuh Sarah yang sudah benar-benar berubah.
Urs sangat menginginkan Sarah seperti rasanya ingin mati.
Sarah kecil belum mampu membuat hormonnya bergejolak, dia belum memiliki payudara yang penuh pinggang yang ramping dan sesuatu yang hangat bila di sentuh.
Sarah yang sekarang adalah Sarah yang menggairahkan dan bikin kejantanannya menegang setiap waktu. Sarah yang bergetar ketika di peluk.
Sarah yang tiba-tiba mengapai puncak padahal hanya di cium.
Urs terus melamunkannya sampai air liurnya akan menetes.
"Sialan." Urs mengumpat bersamaan dengan petir yang menggelegar.
Dia tersadar dari lamunan lalu berdiri ingat dia belum mengganti bajunya sepulang dari kantor tadi.
Urs melepas dasinya, membuka baju dan celana panjangnya. Dia butuh mandi dengan air dingin supaya otaknya bisa berfikir waras lagi.
Selesai mandi Urs memakai baju rumah yang nyaman walaupun dia tetap memilih jins untuk celananya.
Urs turun berjalan kearah dapur untuk mencari sesuatu yang bisa di makan.
Di luar hujan sudah menghajar kota seperti badai. Dia bersyukur sudah sampai di rumah.
Dia juga lega melihat Sarah sudah di rumah. Urs melihat Sarah di dapur sedang memasak sesuatu.
Sarah tidak menyadari kehadiran Urs, yang sedang mengendap-endap untuk mengagetkannya.
"Dor!" sentaknya
"Urs!" Sarah menjerit sebal. Jantungnya seperti mau lepas.
Urs tertawa geli melihat sarah yang sebal bukan main.
"kaget tahu!" protes Sarah.
"Ada sesuatu yang bisa aku makan?"
Tanya Urs akhirnya."Nggak ada, aku membuat mie instan, kamu bisa buat makananmu sendiri, kamu kan tahu aku nggak bisa masak."
Sarah meletakkan panci berisi mie instan di meja makan dan menyiapkan mangkoknya.
Urs membuka kulkas memeriksa isinya.
"Kamu mau makan sayur?"
Tanya Urs.Sarah menatap Urs dengan mata bulatnya, dan mengangguk dengan mie dalam mulutnya.
Urs mengeluarkan sayuran dan jamur, dia juga menyiapkan ayam yang sudah di bersihkan.
Sarah bengong, seperti keahlian seorang chef Urs mengolah bahan makanan sederhana ini jadi sesuatu yang menarik untuk di makan di atas meja makan.
Urs meletakkan sayur yang sudah di masak dengan dada ayam.
Sarah menatap Urs karena terpesona. Sumpitnya bahkan masih terjepit di bibirnya dan mulut penuh dengan mie.
Urs duduk mengambil mangkok di hadapannya.
"Aku mau mie kamu." kata Urs.
"Iya. "
Sarah mendorong panci berisi mie instan di hadapan Urs.
Urs mengisi mangkoknya dengan mie lalu menuang ayam dan sayurnya juga. Dia juga menuangkan dalam mangkok Sarah juga.
"Jangan kebanyakan makan mie instan, makan sayur juga supaya ada vitamin dan kamu dapat nutrisi."
Sarah sungguh terpesona, Tuhan Cowok ini terbuat dari apa sih? Kenapa dia begitu sempurna. Dia bisa melakukan apa saja dalam dunia ini. Memasak, bertani, bahkan jadi CEO dadakan aja dia ngerti, berbanding berbalik dengannya seorang perempuan yang hanya bisa mengukur badan orang dengan meteran.
"Kamu harus belajar memasak."
Kata Urs."Iya, aku berencana masuk kelas memasak kalau aku akan menikah."
Sahut Sarah cuek.Deg, Urs salah membuka tema percakapan. Sarah pasti akan melo lagi. Mereka tidak boleh mbahas pernikahan, karena Sarah akan sedih sedih sesedih sedihnya.
Apa lagi pernikahannya dengan Valerie akan segera di laksanakan dalam beberapa hari lagi.
Urs diam, Sarah menatap Urs yang tiba-tiba aneh. Mereka makan dalam diam, sampai akhirnya mereka selesai makan.
Sarah mencuci peralatan makan yang baru saja di gunakan.
Sementara Urs memasak air dan akan membuat kopi."David,Roseline sama anak-anak belum pulang?" tanya Urs tiba-tiba.
"Sepertinya mereka pergi, ada film Disney terbaru dan Roseline janji pada anak-anaknya untuk nonton."
Sarah melihat hujan yang mengguyur begitu derasnya. Urs juga menatap hujan yang sama dengan Sarah.
Lalu mereka saling menatap, tapi Sarah tidak mau lama-lama menatap pria yang memabukkan itu. Dia bisa mati lemas karena berlama-lama halu.
Sarah meletakkan lap yang tadinya akan di gunakan untuk mengeringkn piring dan mangkok. Sarah meninggalkn Urs yang masih di dapur dengan kopinya.
Namun tiba-tiba petir menggelegar dengan kuatnya dan bersamaan lampu yang tiba-tiba mati.
Sarah menjerit sambil menutup telinganya, kakinya melemah dan dia lunglai di lantai. Air matanya keluar tapi entah apa penyebabnya, bukan karena petir yang menyambar barusan.
"Sarah." Urs memanggil. Urs tahu Sarah takut akan gelap. Urs bergerak dengan cepat dan mendapatkan Sarah di lantai dengan air mata yang membasahi pipinya.
Urs memeluk Sarah. Sarah takut akan membuka mata.
"Berdirilah!" Urs membantu Sarah berdiri, tubuh wanita itu bergetar hebat karena takut, tapi mungkin karena emosi yang lainnya.
"Di mana lilinnya?" tanya Urs.
"Aku tidak tahu." jawab Sarah, suaranya parau dan Urs sakit hati.
"Ada senter?"
"Aku nggak tahu David naronya di mana."
Urs berjalan kearah dapur lagi sambil memeluk Sarah.
Urs membuka semua laci dan akhirnya menemukan senter. Urs menyalakan senter kemudian mengarahkan kesegala penjuru ruangan.Sarah membuka mata, menatap Urs dalam keremangan cahaya senter. Urs sangat berbeda dan nampak seperti Dewa yang tiba-tiba muncul menolongnya, sehingga Sarah akan rela memberikan apa saja yang di inginkannya.
Cahaya senter menangkap chandelier ,yang berdiri camtik di atas kulkas. Urs mengambilnya lalu menyalakannya.
Sekali lagi Urs membuka laci didekat kulkas dan seperti dugaannya dia menemukan sekotak lilin yang masih baru.
Sarah merasa dirinya berada di dalam gua bukan di dalam rumah.
Sekali lagi petir menyambar bikin Sarah kembali menyeruak di bahu Urs.
Urs menekap Sarah penuh proteksi."Aku akan menelfon PLN."
Urs menarik Sarah ke arah meja telefon.Urs mendapatkan jawaban bahwa saluran listriknya mungkin terputus dan akan di perbaiki secepatnya bila memungkinkan.
"Jadi akan gelap sampai besok, aku takut gelap." Sarah pun gelisah dan khawatir dia akan hidup dalam kegelapan walau hanya beberapa jam saja.
"Aku tahu, Aku pastikan kamu tidak akan mati disini." Sahut Urs. Sarahpun lega.
Telpon di sebelah meraka berdering dan mereka kaget dengan bersamaan.
Urs menyamar gagangnya dan menyapa.Setelah mendengarkan Urs bilang "Ok" dan menutupnya.
David menelfon dan mengatakan, tidak akan pulang malam ini, karena jalanan banjir dan ada pohon tumbang di tengah jalan.
Jadi David dan keluarganya akan meginap di rumah Carlos yang paling dekat dengan rumah.Sarah tidak berdaya, dia meremas lengan Urs karena cemas luar biasa. Phobianya sangat menyebalkan sehingga Urs tidak dapat meninggalkannya walau sebentar.
"Duduklah denganku." Kata Urs.
🧡🧡🧡🧡🧡🧡🧡🧡🧡🧡🧡🧡🧡🧡
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
RomanceSarah Nicoelle Garcia tidak percaya cinta pertamanya kembali. Namun Sarah tetap tidak dapat bersamanya sampai kapanpun. Selain David Nicholas Garcia sang kakak tidak merestuinya, rupanya cinta pertamanya itu akan menikah dalam waktu dekat. Urs pe...