2. Gemetar

946 51 2
                                    

Telefon berdering, Sarah mengangkatnya.

"Ya? "
"Pak Urs Alvennus sudah datang bu Sarah. "suara resepsionis memberi tahu.
"Bawa, dia keruanganku!"

Sarah meletakkan telefon.
"Ambil meteran Naura! "Sarah memberi perintah, Naura bergegas menyambar meteran di cantelan dan di serahkan pada Sarah.

Kurang dari dua menit Naura membuka pintu untuk calon langganan yang baru.

Well, Sarah pusing tujuh keliling, dia mencengkeram pojokan meja supaya tidak terjatuh. Memang benar dia Urs Alvennus yang pernah di kenalnya dahulu ketika masih anak-anak, dan beranjak remaja.

Sarah berusaha keras mengingat, sudah berapa lama dia tidak berjumpa pria ini. Sarah sudah lupa, laki -laki ini akan menikah ,dan Sarah tiba-tiba fokus ke jari manisnya yang memakai cincin.

Cincin tunangan, apa dia akan menikah dengan Valerie?
Sarah tersadar ketika pria itu menyapanya.

"Hai Sarah, apa kabar?"
Mata Sarah yang bulat berkedip-kedip belum percaya dengan apa yang di lihatnya.

"Hai, aku baik pak...Urs."
Sarah tiba-tiba grogi, dan gemetar saat mereka berjabat tangan.

Pria berbadan menjulang itu tertawa lebar memamerkan sebaris gigi memamerkan sepasang lesung pipi yang memukau.

"Kamu kayak nggak pernah mengenalku Sarah." Urs berkata santai.

"Oh ya? Kayaknya aku sudah mengenalmu dari bayi. Tapi kayaknya kamu yang sebenarnya tidak mengenalku. "

Urs menatap Sarah yang tiba-tiba jadi serius, suasana ruangan jadi kaku.
"Sarah, kamu kayaknya terlalu serius."
Urs menegakkan tubuhnya dengan raut wajah mendadak angkuh.

Sarah jadi salah tingkah, lalu beringsut memegang meteran. "Maaf."
Sarah menghela nafas panjang.

"silakan duduk! " Sarah mempersilakan Urs duduk bersamaan dia menghenyakkan pantat di kursinya.

Mereka membincangkan bisnis tentang rancangan baju yang di inginkan pria itu.

Urs menginginkan kemeja, tuxedo dan celana panjang yang pas dan nyaman untuk peenikahannya.
Walaupun kenyataannya dia lebih suka memakai celana jins robek-robek dengan kaos oblong dari pada memakai stelan jas yang sempurna.

"jadi anda akan menikah?" tanya Sarah setelah selesai berbincang.

Urs tidak menjawab, tapi dia hanya mengangguk ragu.

"Selamat, pasti kami akan mempersiapkan busana anda dengan sempurna, kapan anda akan memakainya? "
Sarah menatap kliennya yang sedang menatapnya tanpa berkedip.

Naura menggeser kursi lalu duduk dan siap mendengarkan bosnya memberi instruksi. Selalu begitu, dia harus mencatat dengan cermat sesuai ucapan Sarah tanpa salah.

"Kalau begitu, mari kita mulai berbisnis."
Sarah berdiri lalu keluar dari mejanya.

Urs terlihat tampan, memakai kemeja yang rapi, di masukkan kedalam celana panjang yang di setrika licin.

Sarah berjalan pelan seperti mengoda lelaki itu, Naura bahkan merasa muak melihat gaya bosnya yang seperti kucing betina menggoda kucing jantan.

Sarah sudah siap dengan meterannya, mulai mengulurnya, Naura mendekati Urs.
"Maaf pak, silakan anda melepaskan pakaian anda!"

Naura memberi perintah dan Urs kaget, sambil menatap Naura kesal, kemudian beralih menatap Sarah. Wanita itu hanya tersenyum nyaris tertawa.

"Sungguh aku harus telanjang Sarah?"
Urs bingung namun Sarah mengangguk serius.

My First Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang