Tubuh telanjang Urs sudah terpampang nyata di depan mata Sarah. Urs benar-benar tidak memakai apa-apa kecuali pakaian dalamnya yang terlalu seksi menurut Sarah.
"ukurlah tubuhku Sarah, katakan dengan jelas ukurannya aku akan membantumu menuliskannya."
Urs mendekati Sarah dan menyerahkan diri pada Sarah, Urs mengijinkan Sarah melakukan apapun pada tubuhnya.
Sarah mulai mengukur, mengalungkan meteran pita pada leher Urs. Sarah sadar Urs trlalu dekat dengannya. Sarah bahkan bisa mencium aroma Urs yang sangat familiar di hidung Sarah.
Sarah masih mengukur dada,lengan,pinggang,dan juga perut.
Tubuhnya yang tegap dan kokoh bikin Sarah belum berhenti berimajinasi.Dengan tangan gemetar, Sarah mengulur meterannya dan akan mulai mengukur bagian bawah tubuhnya.
"kamu harus mencatat dengan benar, kalau sampai salah aku nggak mau menanggung kerugian." celetuk Sarah.
"Ukuran tubuhku selalu sama." sahut Urs. Urs merasa tiba-tiba sarah menyentuh pahanya, itu area sensitive yang seharusnya Sarah biasa saja waktu mengukur tubuh orang lain.
Urs melihat jari-jari sarah menekan pinggul menahan meterannya di sana dan melihat angka yang ada di situ. Tapi entah kenapa Sarah justru tak berdaya dan menjatuhkan meterannya kelantai. Sarah jatuh terduduk ditahan oleh kedua lututnya.
"Sarah!"
"kamu nggak papa?"
Urs panik, lalu membungkuk memapah Sarah. Dia menangkup wajah Sarah yang pucat.
"tiga puluh empat inchi." suara Sarah mendesah.Urs tertawa nyaris terbahak. "lupakan itu Sarah, ya Tuhan, begini kamu bilang professional? Kamu bahkan pingsan melihatku." Urs tersenyum sangat culas seperti menggoda Sarah.
"Diam, aku seharusnya melakukan bersama Naura." Sarah membela diri.
Urs membimbing Sarah untuk duduk di sofa.Urs juga mengenakan pakaiannya kembali.
"Aku rasa kita tidak perlu mengukur celana panjangku hari ini Sarah. Lain kali Aku datang lagi. Aku tidak menyangka tubuhku bikin kamu mau pingsan, gimana kamu kalau ngukur bagian bokongku? Kamu bisa mati." kata Urs.Sarah memejamkan mata, sambil memijit pelipisnya. Pria itu mendekat lalu duduk di sisi Sarah.
Urs memlerhatikan Sarah yang masih shocked. "Kalau Naura ada disini, hal ini pasti tidak akan terjadi." Sarah mengeluh.
"Karena aku hanya ingin berdua denganmu Sarah."
Sarah membeku, "Kenapa?" Sarah bingung."Karena aku kangen sama kamu, ingat nggak? berapa lama kita nggak ketemu?" Urs menatap Sarah intens.
Sarah menggeleng, "Delapan tahun."
Sahut Urs. "Selama itu?" tanya Sarah, Urs hanya mengangguk.Memang, usia Sarah kini dua puluh lima tahun. Dan Sarah bertahan dari godaan para pria hanya karena dia menginginkan Urs.
Sarah hanya mau Urs, cuma cinta sama Urs. Sarah bahkan menginginkan Urs untuk tidak menikahi Valerie.
David, abangnya pun suka uring-uringan menuduh Sarah kegatelan, seolah-olah tidak ada laki-laki lain di dunia ini.
Sarah menatap Urs, "So, kamu tetap akan menikahi Valerie?" tanyanya.
Urs memonyongkan bibirnya,sambil mengangkat alisnya, kemudian mengangguk ragu.
Sarah tersenyum karena sudah bisa menduganya. Lalu diapun berdiri, berjalan kearah mejanya. Kemudian menuang air putih untuk dirinya sendiri.
"kenapa kamu memotong rambutmu?" tanya Sarah.
"Nggak pa-pa aku ingin aja."
"Kamu jadi kelihatan tidak seperti tiga puluh delapan tahun."
Urs berdiri mendekati Sarah.
"Aku suka berbisnis denganmu Sarah, kamu Sudah berubah banyak, kamu mendewasa dengan baik." Kata Urs.Sarah menatap air dalam gelasanya.
"Kabar Val baik kan?" Entah dapat ide bertanya dari mana, Sarah juga bingung nanya begitu bikin Urs melotot."Baik kok, biasa aja."
"Oh..." Sarah melongo.
"Datanglah besok untuk mengukur celana panjangmu, aku punya Klein lain yang harus aku layani."
Sarah berjalan ke pintu dan membukanya. Urs bergerak kearahnya, tapi Urs malah mendorong pintu itu lagi hingga tertutup lagi.
"kamu nggak boleh mengusir klienmu begini Sar. " kata Urs gusar.
"Tapi aku... "Belum sempat Sarah melanjutkan kata-katanya,Urs sudah mendorong tubuhnya ke tembok mendesak Sarah untuk menatapnya.
Sarah menatap mata,hidung bahkan bibir Urs yang mempesona. Sarah merasakan nafas Urs berhembus di pipinya,hangat sangat mengundang gairah.
Tiba-tiba Sarah seperti meleleh seperti lilin terbakar. Bibirnya yang semerah bunga mawar merekah indah, menawan Urs untuk menyentuhnya.
Tanpa di sadari oleh Sarah bibir pria itu sudah menciumnya,melumatnya lembut, bibir Urs yang manis membuat Sarah merasa akan mati.
"Ahhh... " ya ampun, Sarah bahkan mendesak tidak sopan. Tapi rupanya Urs menyukai desahan Sarah yang seksi.
Meraka berciuman panas sampai Sarah merasa sesuatu meledak dari dalam tubuhnya.
Sebuah ketukan menyadarkan mereka. Sarah terhentak membentur tembok.
Urs menatap kepintu seolah-olah menunggu pintu itu akan terbuka dan seseorang masuk.Tapi tidak. Pintu itu masih tertutup rapat. Kesempatan bagus untuk Sarah mendorong Urs lalu mempersiapkan diri untuk membuka pintu.
Sarah menjilati bibirnya. Lalu bergerak untuk membuka pintu.
"Sarah, Lucy datang bersama dua orang anaknya. Mereka menginginkan baju seperti Lady Gaga."Naura bersuara, "Lady Gaga?" Sarah seperti menjerit dengan mata melotot.
"Santai aja kali, kamu bahkan bisa bikin baju buat bebek di pertunjukan teater. Masa cuma baju Lady Gaga aja kamu kaget."
Sarah baru tersadar dari shocked nya, ini semua gara-gara ciuman Urs yang memukau.
"OK, aku belum selesai dengan tamu kita yang cerewet ini."
Sarah melirik ke arah Urs."Aku baru mau pergi kok Sarah, makasih ya sudah bersedia berbisnis denganku." Urs tersenyum culas seolah-olah dia baru saja mendapatkan sesuatu yang berharga.
Laki-laki itu pun keluar, kemudian Naura mempersilakan Lucy dan kedua orang putrinya masuk keruangannya.
Dan Sarah menyelesaikan pekerjaannya sampai larut malam hingga melewatkan makan malam di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
RomantizmSarah Nicoelle Garcia tidak percaya cinta pertamanya kembali. Namun Sarah tetap tidak dapat bersamanya sampai kapanpun. Selain David Nicholas Garcia sang kakak tidak merestuinya, rupanya cinta pertamanya itu akan menikah dalam waktu dekat. Urs pe...