21. Switzerland

573 38 0
                                    

Sikap Urs berubah total sejak kembali dari rumah David, sikap yang lebih pendiam dari biasanya.

Valerie dibuat gusar karena Pria itu sama sekali tidak hangat lagi.

"Sayang, kamu kenapa sih? aneh deh kamu"

Wanita tinggi semampai duduk dengan elegan sambil menyentuh pipi Urs dengan penuh perhatian.

"Nggak papa kok, cuma kayaknya nggak enak badan deh." jawab Urs cuek.

Valerie menyentuh kening Urs. Dia memang sedikit lebih panas, dan dia perlu tidur.

Valerie pun menyuruh Urs tidur, dan wanita itu menyelimutinya.

"Tenang, kamu akan lebih baik nanti."

Valerie bersuara merdu membuai Urs sampai tertidur.

Beberapa jam kemudian pria itu terbangun, dia tidak pusing lagi.

Urs berjalan kearah jendela dan melihat Valerie sedang berjalan mengawasi pegawainya yang bekerja di perkebunan anggurnya.

Pikiran Urs campur baur seperti serpihan kerikil di jalanan. Dia memikirkan dirinya sendiri dan juga masa depannya.

Bagai mana mungkin dia menghancurkan impian Valerie yang ingin menikahinya. Wanita itu ingin mewujudkan impiannya menikah dengan dirinya.

Valerie ingin dicintai Urs dan punya keluarga bersamanya. Dan Urs terjanji untuk mewujudkannya.

Valerie masuk kedalam rumah ketika waktu makan siang, pelayan rumah sudah menyiapkan makan siang untuk mereka.

Valerie melihat Urs sudah mandi. Tubuhnya wangi dan sudah mengganti bajunya.

"Aku rasa kamu kecapean deh, David pasti ngasih kamu banyak kerjaan ya?" tanya Val.

"Nggak, kerjaku hanya duduk sambil mengaduk-aduk kertas. Bukan mandor. Btw makasih kamu udah membantuku membatalkan transaksi uang perusahaan Davi yang di gelapkan oleh Jones." jawab Urs datar.

Valerie tersenyum manis, menyentuh lengan Urs dan mengelusnya dengan lembut.

"Karena itu kamu kecapean, uang sebanyak itu di curi pasti David kelabakan bukan main. Dan kamupun juga jd bekerja keras membantu David."

Valerie memeluk pinggang Urs dan memeluknya. Rambut Val harum semerbak menggoda hidung Urs, pria itu mencium kelapa Val lembut.

"Val, aku perlu bicara padamu."

Kata Urs tiba-tiba. Valerie tersenyum.

"Kamu selalu banyak bicara." Valerie berjalan anggun kearah kursi dan duduk sambil menumpangkan kaki yang satu ke kaki yang lainnya.

Urs melihat binar mata Valerie yang indah. Dia selalu ceria dan suka tertawa. Julukan sebagai lalat raksasa sama sekali nggak cocok untuk orang secantik Val.

Namun ia akan menerkam seperti elang bila ada sesuatu yang mengusiknya.

"Kita harus membatalkan pernikahan kita." kata Urs serius. Wajahnya tegas dan suaranya bergetar.

Valerie yang awalnya tersenyum, tiba-tiba saja senyumnya menghilang, bersamaan dengan kilatan amarah wanita itu.

"Apa kamu bilang?" desis Val marah.

"Aku tidak bisa menikah denganmu."
Kata Urs

Valerie menatap Urs dengan tatapan penuh amarah.

"tidak bisa menikah denganku? Membatalkan pernikahan, ini bukan perkara main-main Urs."

Valerie menjerit, ia sudah memasang taringnya tajam-tajam.
Urs menggeleng pelan.

"Maaf Val, aku serius, dan tidak ingin lagi membohongi perasaanku sendiri, aku tidak bisa mencintaimu lagi." kata Urs.

"Tapi kenapa? Tiba-tiba saja kamu bilang begitu, menyakiti aku, katakan padaku, siapa yang sudah menggoda Urs-ku? Siapa?"

Valerie mengamuk, air matanya mengalir.

"Memang ada orang lain,tapi siapa dia itu tidak penting buatmu." kata Urs.

Tangan Valerie melayang dan mendarat sukses di wajah Urs. Tamparan lumayan bagus. Pukulan David beberapa waktu yang lalu bahkan tidak sesakit ini.

"Berani kamu ya jujur sama aku. Kamu mengkhianatiku di belakangku, katakan padaku! Siapa jalang itu Urs?"

Valerie sangat gemas sehingga dia mencengkeram baju Urs dan meremasnya dengan marah.

"Val." sentak Urs. Dia menatap Valerie yang hampir lepas kendali.

"Aku tidak suka kamu mendesakku untuk memenuhi semua keinginanmu. Sudah waktunya kamu madiri dan lepas dari aku." kata Urs lembut.

Valerie diam, dia tertegun,nafasnaya memburu tidak teratur menyakiti paru-parunya.

"Seharusnya kamu menikahiku dari lama, sehingga kamu tidak tergoda wanita lain." kata Valerie.

Gadis itu melepaskan cengkeramannya pelan-pelan. Dia menangis dan terduduk di tempat tidur sampai kesegukan.

Urs duduk kemudian memeluk Valerie tanpa berkata apa-apa.

"Seharusnya kamu menyadarinya Val, bahwa aku mungkin bukan orang yang tepat buatmu, aku orang bodoh tidak berguna yang menyakitimu."

Kata Urs, "Aku minta maaf Val." kata Urs lagi.

"Aku tidak peduli dengan perasaanmu, kita tetap harus tetap menikah, papa sudah berjanji akan memberikan sebagian kekayaannya padamu, kamu hanya perlu menjagaku saja, please Urs, aku bisa mati tanpamu."

Suara Valerie mereda, suaranya tadi cukup bikin seisi rumah bergetar, kini suaranya lembut memohon, melunakkan hati Urs yang beku.

"Aku akan memikirkannya lagi." kata Urs akhirnya. Dia harus berdamai, berpisah dari Val pun percuma dia tidak bisa bersama dengan wanita yang di cintainya.

Pria itu pun kembali memeluk Valerie dengan erat, lalu menciumnya.

My First Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang