4.Pria Dirumah

758 58 0
                                    

Sarah sampai di rumah hampir jam sembilan malam. Gadis itu memarkir mobilnya di belakang mobil abangnya. Sarah merasa penat dan tidak bersemanagat. Rasa Urs masih melekat di bibirnya bahkan dalam persaannya.

Laki-laki itu benar-benar gila, berhasil mengobrak -abrik perasaannya. Namun Sarah menyukainya. Dia bahagia ingat bibir pria itu menciumnya ketika umurnya masih tujuh belas tahun.

Ciuman itu hangat dan masih selembut cokelat yang lezat.

Sarah sudah sampai di pintu, Sarah memdengar dua orang keponakannya berteriak-teriak. Suara Roseline,kakak iparnya menjerit berusaha menenangkan mereka. Sepertinya David tidak peduli. Dia seperti sedang ada tamu.

Sarah membuka pintu. Lalu mendekati kedua keponakannya.

"Hai Alice, Bryan, jangan berantem dong." Sarah menciumi mereka satu persatu.

"Bryan mengambil bonekaku." Alice mengadu. Alice adalah anak angkat David dan Roseline, umurnya sepuluh tahun.

Alice sangat menyayangi bonekanya sehingga adiknya yang berumur tujuh tahun tidak boleh menyentuhnya.

"Please Bryan, anak cowok tidak boleh main boneka, kamu kan punya helicopter" bujuk Sarah lembut.

"Mom nggak ngebolehin aku mainin di dalam rumah."
Muka Bryan cemberut, dengan terpaksa Bryan menyerahkan boneka barbienya pada kakaknya.

"Tapi mobil balap kamu masih bisa jalan di dalam rumah."

Sarah mengelus kepala Bryan dengan lembut.

Rosaline muncul dengan celemek masih melekat di tubuhnya. Sarah heran, sedang sibuk di dapurpun kakaknya ini tetep cantik dan elegan.

"Oh Sarah, thank you. Aku sangat sibuk sampai aku tidak mampu mengendalikan mereka berdua." Kata Sarah.
Sarah berdiri, lalu tersenyum lelah.

"Kamu ketinggalan makan malam dear." Roseline memperhatikan Sarah yang kucel. "Capek banget ya?" Sarah mengangguk sambil melihat Bryan yang sedang berusaha menjalankan mobil balapnya.

"Aku punya klien baru yang super gila." keluh Sarah.

Roseline menanggapi dengan senyum.

"Apa klienmu itu dia?" Rosaline menunjuk kearah cowok yang sedang seru mengobrol dengan David.

Sarah kaget sampai bibirnya nyaris kaku tidak bergerak.

"Ngapain dia disini Rose?"
Sarah menunjuk keruang keluarga dimana dua orang pria sedang mengobrol seru.

"Dia akan tinggal di sini." jawab Roseline cuek.

"Apa?" Sarah menjerit sampai dua pria itu menoleh.
Sarah menatap David kemudian Urs yang terlihat tidak kaget.

"Mukamu sangat buruk Sarah."komentar David melihat Sarah yang belum selesai kaget.

"Mungkin aku lelah."

Sarah bergerak meninggalkan ruangan itu, dan masuk kekamarnya.
Ya ampun, kenapa cowok itu akan tinggal di rumah ini? Apa nggak cukup bikin perasaanku jungkir balik?

Sarah melempar tasnya. Menelanjangi dirinya lalu mandi dengan air yang dingin. Sejak melihat Urs dia merasa tubuhnya panas dan darahnya mendidih.

Selesai mandi Sarah mengenakan baju yang nyaman. Kemudian dia menemui Roseline yang masih sibuk mengeringkan piring-piring lalu menyusunnya di kabinet.

Sarah melihat ruang tengah yang Sudah kosong. Dia juga sudah tidak melihat Alice dan Bryan.

"kemana para lelaki?" tanya Sarah .
Sarah meraih cangkir lalu mengisi dengan gula dan kopi, kemudian di seduh dengan air panas.

"David menenangkan anak-anak, Urs ada di kamarnya. " jawab Roseline.

"Ya ampun, Sarah, dia mau menikah."

"Aku tahu." sahut Sarah.

"Menurutmu apa dia bahagia? Kamu tahu sendiri kan Val orangnya gitu."

Roseline setengah berbisik takut seisi dunia mendengar perbincangan mereka.

"Tapi Urs memilihnya, artinya pria itu bahagia dengan Val." kata Sarah datar.

"Ok, beneran kamu lihat dia happy? Bukan tertekan?"

Suara Sarah makin mengecil sehingga Sarah harus makin menunduk mendekati Roseline, Roseline mulai bergossip.

"kalau tidak bahagia buat apa menikah?" Kata Sarah.

"kamu benar."

Roseline menyelesaikan pekerjaannya, Sarah menghabiskan kopinya.

"Aku mau keluar." kata Sarah lagi.

"Sudah malam Sar." kata Roseline mengingatkan.

"Aku Lapar."

"Aku masih punya daging asap untukmu." kata Roseline lagi.
"Rose, Aku mau makan yang berbeda, Aku mau..."
Sarah menggantung kalimat.

Roseline penasaran dan masih menunggu kalimat Selanjutnya.

"mau apa?" Roseline nggak sabar.

"Mau merenung." sahut Sarah sekenanya.

Rosaline tertawa sambil melepas celemeknya.

"Mau merenungi ciuman Urs yang panas sambil ngebayangin keseksiannya yang bak anak Dewa Yunani?"

Sarah tersipu. "Dia nggak seperti Precious sama sekali, OK?"

"Terserah kamu my dear, hati-hati, Jangan lupa kunci pintunya, ok?"

Roseline berjalan ke arah kamar Bryan. David tertidur dengan putranya dalam pelukannya.

Roseline juga mendatangi kamar Alice, anak gadisnya juga Sudah tidur dengan kaos kaki menutupi matanya.

Roseline mengalihkan kaos kaki itu lalu mengganti lampunya dengan lampu tidur berbentuk bulan.
Kemudian ia menyelimuti putrinya.

Roseline kembali menemui David dan membangunkannya. Pria itu menggumam lalu menempatkan Bryan di posisi yang nyaman. Lulu David mencium istrinya penuh kerinduan.

"please David, Bryan belum benar-benar tidur." desis Roseline lembut.

"Dia sudah tidur, jangan khawatir."
David bahkan meremas bokong istrinya dengan gemas.

"Aku mau bercinta." bisik David.

"Lovely David."Roseline tertawa kecil, suaranya sensual bikin David bergairah.

Mereka melepas ciuman, kemudian bergandengan menuju ke kamar mereka.

Sarah melihat kehangatan mereka sebagai suami istri yang bahagia. Terkadang Sarah iri kenapa dirinya tidak bisa jatuh cinta lalu mewujudkan mimpinya.

Tapi Sarah memang bukan tipe orang yang gampang jatuh cinta. Dia masih mempercayai cinta pertamamya masih nyata ada.

BERSAMBUNG

My First Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang