"Duduklah denganku!" kata Urs, dia masih berusaha menenangkan Sarah yang phobia terhadap kegelapan.
"Jangan jauh-jauh dariku please."
Sarah memohon. "Aku di sini."
Urs memeluk Sarah, tangan Sarah menyeruak memeluk pinggang Urs erat-erat. Tubuh Sarah yang gemetar lama-lama tenang.
"Urs." Panggil Sarah memecah keheningan.
"Hmm." Urs menggumam pelan, tapi suaranya cukup nyaring.
"Sebetulnya, aku akan memaksamu mengukur celana panjangmu." bisik Sarah, suaranya membuai telinga Urs.
"Kapan-kapan kita lalukan." sahut Urs.
"Aku rasa kita tidak punya waktu lagi. Kamu tinggal tidak akan lama lagi."
Kata Sarah.Urs diam, benarkah dia tidak akan lama lagi di sini? Sudah selama itulah dia berada di rumah ini?
"Urs." Panggil Sarah lagi.
"Ya." Urs nyahut.
"Kamu tidak memberiku undangan?"
Suara Sarah parau.
"Sungguh aku belum memberimu undangan? " Urs gugup.
Sarah menggeleng.Kepala Sarah bergerak-gerak di dadanya. Sarah diam tapi Urs merasakan sesuatu yang basah dan hangat menembus kedalam pakaiannya.
Sarah terisak pilu dengan hidung yang sudah meleleh oleh ingus dan menyumbatnya. Sarah menghirupnya kuat-kuat sehingga tangisnya pecah.
"Sarah." Urs memanggil dengan suara paling lembut yang dia punya, tapi Sarah meneriakinya kuat-kuat.
"Jangan ngomong apa-apa, aku nggak mau dengar apapun."
Mulut Urs urung bicara. Dan dia menghela nafas berat seperti ada sesuatu menghantam dadanya.
Sarah makin erat memeluk Urs seperti tidak ingin melepaskan pria itu.
"Maaf Sarah." Urs mengelus kepala Sarah dengan lembut.
Sarah semakin tidak bisa mengendalikan emosinya. Urs tahu dirinya akan pergi sebentar lagi dan akan menikah.
Urs berfikir lama karena hal ini tejadi, dan orang lain terluka karenanya.
Menikah dengan Valerie bukan keputusannya dari hati. Wanita itu telah mendesaknya dan akan membuat dirinya kaya raya kalau menikahinya.
"Shhh..." Urs masih berusaha menenangkan tapi tangis Sarah makin kenceng mengalahkan hujan deras di luar dan menyakiti hatinya.
"Please Sarah, lihat aku!"
Urs memegang kedua belah pipi Sarah yang basah."Aku... aku..." Sarah kesegukan tidak sanggup melanjutkan kata-katanya.
"Tolong jangan menyakitiku begini."
"Urs, kamu akan menikah tidak lama lagi, dan aku masih tidak bisa menerima kenyataan, aku marah pada diriku sendiri, aku benci diriku."
Sarah sedih dan kecewa. Urs menggeleng pelan.
"Aku tidak punya pilihan Sarah."
"Aku tidak mau kamu menikah dengan siapapun kecuali denganku."
Suara Sarah penuh emosi bikin hawa panas naik ke ubun-ubun. Dengan emosi yang meluap dia meremas lengan Sarah dengan gemas.
"Ya Tuhan Sarah." Urs kehabisan kata-kata.
"Aku lebih suka tidak melihatmu, kenapa kamu kemabali dan menggodaku, kenapa?"
Sarah marah, jantungnya sakit sampai dia harus menepuknya beberapa kali.
Urs menatap Sarah dengan hati yang sakit. Melihat air mata Sarah mengalir dengan begitu derasnya dia masih tidak sanggup bicara apa-apa.
Mulutnya terkatup rapat, rahangnya menegang menahan amarahnya sendiri. Dan akhirnya air mata Urs bergulir melewati sisi hidungnya seperti sungai.
Seorang pria pun bisa tidak berdaya karena seorang wanita.
"Kenapa Sarah? Kenapa kamu tidak bisa mengerti perasaanku?"
Urs bertanya dengan suara serak menyembunyikan isakannya yang menyakitkan.
"Aku mengerti perasaanmu, tapi bagai mana dengan perasaanku?"
"Oh Sarahku." Urs memeluk gadis itu sekali lagi, Sampai rasanya ingin meremas tulangnya.
Mereka menangis dalam pelukan.
"Katakan padaku kamu mencintaiku Urs, please!"
Suara Sarah memohon tapi Urs menggeleng.
"Please Urs, aku bisa mati kalau kamu tidak mengatakannya."
Sarah mendesak seolah-olah pernyataan itu hal terakhir dalam hidupnya.
"Apa artinya aku mengatakannya kalau akhirnya aku tidak bisa menikahimu. "
Urs putus asa, dia mencium Sarah. Menciumi apa yang di dapatkan bibirnya. Kening, mata, pipi bahkan hidungnya.
"Sejujurnya, aku sangat menginginkanmu."
kata Urs akhirnya. Sarah belum berhenti menangis tapi bibir mereka sudah bertautan penuh luapan emosi.
🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩🤩
KAMU SEDANG MEMBACA
My First Love
RomanceSarah Nicoelle Garcia tidak percaya cinta pertamanya kembali. Namun Sarah tetap tidak dapat bersamanya sampai kapanpun. Selain David Nicholas Garcia sang kakak tidak merestuinya, rupanya cinta pertamanya itu akan menikah dalam waktu dekat. Urs pe...