"Ong?" Panggil gue kepada cowok di sebelah gue.
Sekarang, gue duduk di bangku taman yang tidak jauh dari rumah sakit dimana gue di rawat. dengan selang infus yang masih menempel di tangan kiri gue, gue duduk bersama Seongwoo.
Seongwoo yang sedang memegang botol infus gue pun menoleh. "Ada apa?" Tanya dia.
Gue berdeham sebentar, lalu kembali melanjutkan ucapan gue yang sempat tertunda. "Lo kok bisa nolongin gue sih? Dari mana lo tahu kalo gue ada di gubug tua itu?" Tanya gue yang kali ini serius. "Atau lo emang udah tahu semuanya?" Tanya gue lagi.
Gue cuman kepo sama semua yang terjadi sama gue setelah insiden itu. Setidaknya Seongwoo bisa jelasin apa yang dia lihat dan menceritakan semuanya dengan rinci ke gue.
Tanpa di duga, raut wajah Seongwoo terlihat bingung. Cowok itu mengernyit. "Gubug tua?" Tanya dia bingung. "Gue nemuin lo di jalanan. Saat itu, lo lagi di kerumunin sama warga. Trus, kebetulan gue lewat dan nawarin tumpangan buat bawa lo. Awalnya gue juga gak tahu kalo cewek itu adalah lo. Tapi setelah gue lihat mukak lo, gue kaget banget dan langsung bawa lo ke rumah sakit." Jelas Seongwoo bercerita.
Gue terdiam di tempat. Cerita dari Seongwoo benar-benar di luar dugaan gue. Kayaknya Mona yang buang gue ke jalanan! Cewek sialan itu ternyata emang bener-bener biadab! Gue jadi nyesel gak ngomong sama Papa yang sebenarnya.
Tanpa gue sadari, air mata gue mulai bercucuran. Gue gak nyangka! Bisa-bisanya Mona ngelakuin ini sama gue! Kelakuan dia bener-bener udah keterlaluan! Gue gak bisa nerima semua perbuatan yang udah dia lakukan!
Saking keselnya, gue sampe sesegukan dan ngeluarin iler banyak banget. Bodo amat sama Seongwoo yang ngeliatin gue! Gue malah terisak dengan wajah yang gak bisa di jabarkan.
Seongwoo memandang gue dengan khawatir. "Lo kenapa? Kok tiba-tiba nangis kayak gitu?" Tanya dia mengusap puncak kepala gue pelan. "Ada yang sakit?" Tanya dia lagi.
Gue memandang Seongwoo dengan buliran air mata. "Mona! Mantan lo itu yang udah bikin gue jadi kayak gini!" Ujar gue terisak. "Dia yang nampar gue sampe gue babak belur kayak gini! Bukan hanya nampar, mereka juga mukulin gue! Jahat kan?" Gue gak tahu lagi harus bercerita apa dan bagaimana, yang jelas gue sangat marah dengan tindakan Mona.
Saat mendengar hal itu, Seongwoo terkejut dan langsung menarik gue ke dalam pelukannya. Cowok itu menenangkan gue dengan mengusap kepala gue beberapa kali.
"Jadi ini semua ulah Mona?" Tanya dia semakin mengeratkan pelukannya. "Lo di tampar sama dia?" Tanya cowok itu lagi. Gue mengangguk di balik dada cowok itu.
Rasanya nyaman dan hangat. Jarang banget gue di peluk cowok selain Papa. Bisa di bilang cuman Seongwoo cowok yang berani meluk gue seperti ini.
Seongwoo kembali berujar. "Lo tenang aja, gue bakal lindungin lo dan bales semua perbuatan Mona! Lo pegang janji gue." Janji cowok itu.
Gue mengangguk lagi. Entah kenapa, gue gak tahu harus berbicara apa lagi. Yang jelas gue sangat terharu dengan janji Seongwoo. Cowok itu bahkan mendukung gue dan ingin membalas Mona.
Deg... deg... deg...
Anjir! Jantung gue dugun-dugun! "Malu-maluin banget sih!" Maki gue dalam hati. Bisa-bisanya jantung gue bunyi pas lagi hott-hott nya. Pengacau banget!
"Suara jantung siapa?" Tanya Seongwoo tiba-tiba.
Gue melotot dan langsung melepaskan pelukan cowok itu. Gue gelagapan sendiri. "Suara jantung siapa lagi kalo bukan lo!" Ujar gue menuduh.
Seongwoo menatap gue bingung. "Tapi kayaknya jantung lo deh." Balas dia balik.
Gue mendelik. "Gak mungkin lah! Orang jelas jelas itu suara jantung lo!" Sergah gue gak mengaku.
"Tapi gue sama sekali gak dugun-dugun kok." Celetuk dia enggan mengaku.
"Ya pokoknya itu suara jantung lo!"
****
"Pa? Fariell mau pulang aja. Di sini tuh gak enak, sumpek banget Pa." Rengek gue ke Papa.
Sumpah ya! Gue udah gak betah banget ada di sini. Udahmah makanannya gak enak! Trus kasihan juga Papa gue yang harus bulak-balik ke sini.
Papa mengusap pundak gue. "Iya Sayang, nanti juga kalo kamu udah sembuh pasti di izinin pulang sama dokternya. Sekarang kamu sabar dulu ya?" Bujuk Papa menenangkan.
Gue cuman bisa misuh-misuh gak jelas. Dengan sangat terpaksa gue harus berada di ruangan bau kemenyan ini! Karena gue gak pernah masuk rumah sakit sekali pun, jadi gue anggap aja bau obat-obatan ini sebagai bau kemenyan.
"Kamu udah makan?" Tanya Papa.
"Belum."
"Kok belum sih? Kamu harus makan dong,"
"Ya abisnya makanan di sini itu gak ada yang enak Pa,"
Papa membuang nafas berat. Mungkin doi udah gak kuat ngurusin gue guys. "Yaudah kamu mau makan apa?" Tanya Papa.
Gue seketika berbinar. "Pizza, nugget, burger, spageti, chicken, sama minumannya yang mahal ya Pa." Jawab gue berbondong.
Nah lo! Papa gue melotot ke arah gue. "Fariell, kamu mau bunuh Papa?" Tanya dia hampir membuat gue tercengang.
Sebelum bokap gue marah. Gue menyengir kuda. "Bercanda doang Pa hehe... Baperan banget sih," ujar gue mencoba mencairkan suasana.
Papa membuang nafasnya berat. "Gak apa-apa kok, nanti Papa belikan semua yang kamu mau." Balas Papa serius.
Sekarang giliran gue yang melotot. "Eh, jangan Pa. Tadi itu Fariell cuman bercanda doang kok. Papa gak perlu seriusin omongan aku. Kan Papa tahu sendiri aku orangnya kayak gimana." Ucap gue gak enak hati.
Kasihan banget kalo Papa harus beli makanan yang gue mau. Nanti doi bangkrut dong, lagian juga walaupun dia beli. Makanan itu gak akan habis dan malah mubazir.
Papa terkekeh. "Gak apa-apa Sayang. Lagian juga Papa kan mau belikan apa yang kamu mau." Balas Papa tersenyum.
Subhanallah, bapak gue baik banget dah! Jadi makin cinta gue sama dia. Tapi, gue kasihan juga kalo Papa beneran beli makanan yang gue mau tadi.
Gue menggeleng keras. "Beneran gak usah Pah. Tadi Fariell cuman bercanda doang. Lagian juga Fariell kan sukaknya jengkol sama pete. Fariell gak sukak sama makanan mahal kayak begituan." Celetuk gue menyengir.
Papa mengusap puncak kepala gue dengan gemas. "Aigo, kamu ini. Lagi sakit aja masih lucu, apa lagi kalo sehat. Pasti makin gila, dasar anak gue," ujar Papa yang membuat gue kembali menyengir. "Terus ceria kayak gini ya Sayang?"
"Asiyap Zeyeng,"
****
HALLO SEMUA? MOHON MAAF JIKA SEMAKIN KE SINI, PART NYA SEMAKIN GAK JELAS. MOHON DI MAKLUMI😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Pensiun [END]✅
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] __________________________________________________ "Gue emang Playboy, tapi itu dulu. Sekarang gue udah pensiun dan gue udah tobat!" [Ong Seongwoo] MENGANDUNG KERECEHAN YANG HAQIQI!! HATI-HATI DENGAN JANTUNG ANDA!! 25 Feb 2019...