Gue menatap Seongwoo ketika cowok itu sedang menyetir di sebelah gue. Gue tidak bisa diam karena masih memikirkan hal yang terus mengganggu pikiran gue. Setelah berjalan-jalan di Mall cukup lama, sore pun tiba dan akhirnya Seongwoo mengajak gue untuk pulang.
Walaupun sebenarnya gue sedikit tidak rela jika harus pulang secepat ini. Padahal gue belum puas berjalan-jalan dengan cowok itu.
Ini baru sore kan? Belum juga subuh!
Gue melirik Seongwoo yang melihat lurus ke jalanan. "Seongwo?" Panggil gue agak sedikit ragu.
Cowok itu menoleh sebentar, lalu kembali fokus melihat jalanan. "Kenapa Sayang?" Tanya dia lembut.
Gue tertegun ketika jawaban itu yang keluar dari mulut cowok itu. Gue berdeham untuk menetralkan jantung gue yang hampir meledak. "Eum, kayaknya gue mau ke suatu tempat deh." Ujar gue dengan wajah mengkode.
Seongwoo mengernyit. "Tempat apa?" Tanya dia.
Gue berpikir sebentar. Kira-kira tempat apa yang harus gue datangi bersama Seongwoo? Gue harus memilih tempat yang super romantis untuk ini. Karena mungkin ini merupakan kencan pertama dan terakhir gue bersama Seongwoo.
"Gimana kalo ke pasar malam?" Tanya gue dengan menaik-turunkan alis, menunggu jawaban cowok itu.
Seongwoo menautkan alisnya. "Kenapa harus ke pasar malam?" Tanya cowok itu seperti enggan menurut.
Gue mendengus. "Pasar malam itu kan tempat romantis! Masa lo gak mau sih romantis-romantisan bareng gue!" Ujar gue cemberut.
Dengan gerakan tiba-tiba, Seongwoo menghentikan mobilnya dan menepikannya di pinggir jalan. Seongwoo menatap gue dengan raut wajah yang tidak bisa terbaca.
Gue terkejut dengan sikap cowok itu. Sebenarnya apa yang terjadi kepada cowok itu sehingga dia enggan untuk pergi ke pasar malam bareng gue?
"Gue bakal temenin lo kemanapun. Tapi, untuk pasar malam gue gak bisa," jawab cowok itu yang membuat gue terdiam.
Sebenarnya ada masalah apa dengan pasar malam? Kenapa cowok itu seakan marah ketika gue mengajaknya ke sana? Atau jangan-jangan ada kisah di balik ini semua yang membuat cowok itu enggan bercerita.
Karena cowok itu sudah berbicara seperti itu. Gue hanya bisa pasrah dan menurut. "Yaudah kita pulang aja deh." Pasrah gue dengan kepala menunduk.
Seongwoo yang berada di samping gue pun hanya membuang napas dengan berat. "Beneran mau ke sana?" Tanya dia yang tak tega dengan keinginan gue.
"Gak usah, kita pulang aja deh." Balas gue memaklumi.
Seolah tahu isi pikiran gue. Cowok itu merapikan poni gue dengan sayang. "Yaudah sekarang kita ke pasar malam." Ujar dia yang membuat gue melongo.
Cowok itu benar-benar menuruti keinginan gue? Ah! Seongwoo ku yang terbaik!
"Beneran?" Tanya gue memastikan.
Cowok itu mengangguk dan kembali menjalankan mobilnya. "Apa sih yang enggak buat tuan putri."
****
Gue berlari kecil ketika kaki gue turun dari mobil Seongwoo. Cowok itu benar-benar membawa gue ke pasar malam. Lampu yang berkerlip seperti bintang seakan menyambut kedatangan gue dan Seongwoo. Seongwoo hanya bisa membuang napas berat ketika melihat kelakuan gue yang seperti anak kecil.
Gue menarik tangan cowok itu. "Kita ke sana yuk?" Ajak gue sambil menunjuk ke sebuah kedai kecil yang menjual lolipop. Di sana sudah tersedia berbagai macam bentuk lolipop, dari yang kecil hingga yang besar tergantung di kios itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Pensiun [END]✅
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM BACA] __________________________________________________ "Gue emang Playboy, tapi itu dulu. Sekarang gue udah pensiun dan gue udah tobat!" [Ong Seongwoo] MENGANDUNG KERECEHAN YANG HAQIQI!! HATI-HATI DENGAN JANTUNG ANDA!! 25 Feb 2019...