[27] cemburu?

186 16 3
                                    

"Ini apa?" Tanya Seongwoo dingin sembari menunjukkan ponselnya ke arah gue.

Seperti dugaan, Seongwoo pasti sudah melihat foto gue yang sedang mencium bang Hasung. Cowok itu terlihat marah.

Gue menatap wajah cowok itu dengan menahan tawa. Ketika cemburu, cowok itu terlihat sangat lucu. Apakah ini saatnya buat gue menguji seberapa serius perasaan Seongwoo terhadap gue? Ah, pasti sangat menyenangkan bisa membuat cowok itu cemburu.

Gue menatap ponsel itu dengan santai. "Apaan tuh?" Tanya gue pura-pura bego. Padahal bego beneran.

Seongwoo membuang nafas berat. "Siapa cowok itu?" Tanya Seongwoo menusuk.

Gue hampir terbahak ketika melihat raut marah cowok itu. Gue mengangkat sebelah alis. "Cowok itu? Siapa ya?" Tanya gue balik.

Seongwoo membuang muka lalu menghembuskan nafas berat. "Lo jawab yang jujur! Dia siapa?" Tanya dia menuntut penjelasan.

Gue bisa melihat aura mencengkam dari cowok itu. Telinganya mulai memerah, ya ampun! Kok gue jadi bahagia ya? Gue gak nyangka Seongwoo bisa marah kayak gini.

Gue lebih memilih diam sembari menahan tawa. Cowok itu sangat lucu bila sedang marah. Ah, gue akui dia emang tampan walaupun sedang marah.

Prangg...

Gue terbelalak ketika cowok itu tiba-tiba membanting ponselnya ke sembarang arah. "Lo apa-apaan sih?" Kaget gue tak percaya.

Seongwoo menatap mata gue dengan menghunus. "Siapa cowok itu?" Tanya dia dengan gigi yang bergemeletuk. "Dia teman masa kecil lo kan?" Tanya dia lagi.

Teman masa kecil? Oh tunggu! Gue lupa kalo Seongwoo pernah melihat foto gue dan bang Hasung saat masih kecil. waktu itu dia gak sengaja liat gue yang lagi mandangin foto kebersamaan gue dan Abang gue. Waktu itu, gue lagi kangen-kangennya sama Abang gue, apalagi pada saat hari ulang tahun gue, bang Hasung gak ada di samping gue. Mungkin Seongwoo menyangka bahwa bang Hasung adalah teman masa kecil gue. Jadi Seongwoo benar-benar cemburu kepada bang Hasung?

Gue tersenyum lebar. "Iya, dia teman masa kecil gue." Jawab gue langsung.

Wajah Seongwoo semakin padam. Cowok itu menarik tangan gue dengan tiba-tiba. Sepertinya cowok itu benar benar marah.

Seongwoo mendekatkan wajahnya ke wajah gue. "Cium gue sekarang! Atau gue yang cium lo," ancam dia yang membuat gue terbelalak.

Gue melotot. "Lo udah gila ya?" Balas gue gak habis fikir. "Lo fikir gue cewek apaan?" Tanya gue murka.

Tadinya gue cuman mau nguji kecemburuan dia. Eh, dia malah cemburu beneran dan nyuruh gue buat cium dia! Hellow! Lo fikir gue cabe-cabean?

Seongwoo tertawa hambar. "Lo bisa dengan mudah cium cowok itu. Trus, sekarang kenapa Lo gak mau cium gue?" Anjir! Gue gak tahu lagi harus jawab apa. Otak gue udah ngebleng banget.

Gue berfikir sejenak, lalu menjawab pertanyaan cowok itu. "Kar... karena gue kan sayang banget sama dia." Jawab gue akhirnya.

"Lo sayang sama dia?"

"Iya,"

"Dan lo lebih milih cium dia daripada cium gue?"

Gue menggaruk kepala gue yang sedikit gatal. "Iya." Jawab gue lagi.

Seongwoo berdeham lalu membuang nafas berat. "Oke fine," ujarnya menunduk.

Ya ampun! Kasihan sekali Bebeb gue yang satu ini. Gara-gara ide gila gue yang mau buat dia cemburu. Eh, gue malah kasihan liat muka melas Seongwoo.

Playboy Pensiun [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang